sucyresky
18th March 2015, 12:03 PM
https://img.okezone.com//content/2015/03/18/320/1120278/rupiah-ambruk-bisnis-semen-tidak-terganggu-COFZ3is2qM.jpg
PADANG - Melemah nilai Rupiah ternyata tak mempengaruhi produksi Semen Indonesia. Hal tersebut dikatakan Direktur Utama, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) Suparni di sela-sela acara Semen Indonesia Awards on Inovation (SMI-AI) di Padang, Sumatera Barat.
“Sekarang ini malah kami menargetkan pertumbuhan semen sekitar 5 sampai 7 persen, contohnya bulan ini saja kita sudah memproduksi semen sebanyak 80 ribu ton, dibanding sebelumnya hanya 69 ribu ton saja,” katanya di Padang.
Suparni mengakui untuk Semen Padang saat ini mengimpor bahan baku dari Thailand tapi itu sangat kecil dan tidak mempengaruhi biaya produksi, termasuk sparepart pabrik dari semen itu. “Tapi itu sangat kecil,” ujarnya.
Menurut Suparni, ekspor itu akan dilakukan kalau permintaan dalam negeri sendiri sudah terpenuhi dan sisanya baru dilakukan ekspor. “Ekspor ini diakukan kalau produksi dalam negeri ini tidak terserap, barulah kita melakukan ekspor,” katanya.
Sementara permintaan dalam negeri saja diperkirakan akana mengalami kenaikan pada bulan April dan Mei mendatang. “Kalau bulan Januari sampai Maret ini kan pemerintah masih melakukan penyusunan program pembangunan proyek,” ujarnya.
Suparni mengakui kalau dibanding tahun lalu konsumsi semen yang dibutuhkan dalam negeri terjadi penurunan. Sejak bulan Januari sampai Februari 2014 penyerapan semen seluruh Indonesia mencapai 9.162.272 ton, tapi kalau tahun ini sejak bulan Januari sampai Februari saja turun 1,5 persen atau hanya 9.027.666 ton.
“Ini dipengaruhi cuaca juga pada bulan ini sehingga permintaan turun, tapi lagi-lagi itu tidak terlalu mempengaruhi produktivitas semen kita,” katanya.
Untuk ekspor semen terbesar di Indonesia ini kebanyakan ke bagian selatan, seperti Afrika Selatan, Bangladesh dan Srilanka, itu permintaan terbesar untuk ekspor semen.
SUMBER : Okezone.com (http://economy.okezone.com/read/2015/03/18/320/1120278/rupiah-ambruk-bisnis-semen-tidak-terganggu)
PADANG - Melemah nilai Rupiah ternyata tak mempengaruhi produksi Semen Indonesia. Hal tersebut dikatakan Direktur Utama, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) Suparni di sela-sela acara Semen Indonesia Awards on Inovation (SMI-AI) di Padang, Sumatera Barat.
“Sekarang ini malah kami menargetkan pertumbuhan semen sekitar 5 sampai 7 persen, contohnya bulan ini saja kita sudah memproduksi semen sebanyak 80 ribu ton, dibanding sebelumnya hanya 69 ribu ton saja,” katanya di Padang.
Suparni mengakui untuk Semen Padang saat ini mengimpor bahan baku dari Thailand tapi itu sangat kecil dan tidak mempengaruhi biaya produksi, termasuk sparepart pabrik dari semen itu. “Tapi itu sangat kecil,” ujarnya.
Menurut Suparni, ekspor itu akan dilakukan kalau permintaan dalam negeri sendiri sudah terpenuhi dan sisanya baru dilakukan ekspor. “Ekspor ini diakukan kalau produksi dalam negeri ini tidak terserap, barulah kita melakukan ekspor,” katanya.
Sementara permintaan dalam negeri saja diperkirakan akana mengalami kenaikan pada bulan April dan Mei mendatang. “Kalau bulan Januari sampai Maret ini kan pemerintah masih melakukan penyusunan program pembangunan proyek,” ujarnya.
Suparni mengakui kalau dibanding tahun lalu konsumsi semen yang dibutuhkan dalam negeri terjadi penurunan. Sejak bulan Januari sampai Februari 2014 penyerapan semen seluruh Indonesia mencapai 9.162.272 ton, tapi kalau tahun ini sejak bulan Januari sampai Februari saja turun 1,5 persen atau hanya 9.027.666 ton.
“Ini dipengaruhi cuaca juga pada bulan ini sehingga permintaan turun, tapi lagi-lagi itu tidak terlalu mempengaruhi produktivitas semen kita,” katanya.
Untuk ekspor semen terbesar di Indonesia ini kebanyakan ke bagian selatan, seperti Afrika Selatan, Bangladesh dan Srilanka, itu permintaan terbesar untuk ekspor semen.
SUMBER : Okezone.com (http://economy.okezone.com/read/2015/03/18/320/1120278/rupiah-ambruk-bisnis-semen-tidak-terganggu)