sucyresky
25th August 2015, 07:32 AM
https://img.okezone.com//content/2015/08/24/320/1201693/layanan-transportasi-online-tak-cuma-di-indonesia-4gsiNHeIvE.jpg
JAKARTA - Pengamat Ekonomi dan Manajemen Renald Kasali mengatakan, Badan Penyelenggara Transportasi Jabodetabek (BPJT) yang tengah dibentuk oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) harus bisa menjawab transportasi yang diinginkan masyarakat.
Renald menuturkan, adanya layanan beraplikasi seperti Go-Jek secara tidak langsung menjawab kebutuhan masyarakat. Apalagi, sistem yang mudah diakses dengan biaya yang sangat terjangkau juga memberikan nilai lebih bagi masyarakat untuk menggunakannya.
Oleh karena itu, Renald menjelaskan, kebijakan-kebijakan pemerintah harus juga cepat merespons perkembangan teknologi dunia.
"Yang jelas IT tidak bisa distop, karena itu menguntungkan masyarakat, masyarakat punya gadget, masyarakat ingin transportasi yang murah, cepat, kalau pemerintah dapat menggantikan yang bisa diinginkan masyarakat itu produktif, kalau membuat yang tidak sesuai itu menjadi kontraproduktif," kata Renald kepada Okezone di Jakarta.
Menurut Renald, fenomena layanan beraplikasi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, seperti di London, Inggris sudah terjadi lebih dulu. Di mana, layanan aplikasi Uber Taxi yang membuat negara repot untuk mengurusi persoalan tersebut.
"Bukan hanya di Indonesia di semua negara juga pada ribut, yang bisa hidup itu yang cost-nya murah, makanya PHK terjadi, tetapi di satu sisi penyerapan tenaga kerja besar di dunia IT yang baru, makanya terkada ceritanya hanya setengah, hanya sampai pada PHK, padahal penyerapan tenaga kerjanya ada," tandasnya.
SUMBER : Okezone.com (http://economy.okezone.com/read/2015/08/24/320/1201693/layanan-transportasi-online-tak-cuma-di-indonesia)
JAKARTA - Pengamat Ekonomi dan Manajemen Renald Kasali mengatakan, Badan Penyelenggara Transportasi Jabodetabek (BPJT) yang tengah dibentuk oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) harus bisa menjawab transportasi yang diinginkan masyarakat.
Renald menuturkan, adanya layanan beraplikasi seperti Go-Jek secara tidak langsung menjawab kebutuhan masyarakat. Apalagi, sistem yang mudah diakses dengan biaya yang sangat terjangkau juga memberikan nilai lebih bagi masyarakat untuk menggunakannya.
Oleh karena itu, Renald menjelaskan, kebijakan-kebijakan pemerintah harus juga cepat merespons perkembangan teknologi dunia.
"Yang jelas IT tidak bisa distop, karena itu menguntungkan masyarakat, masyarakat punya gadget, masyarakat ingin transportasi yang murah, cepat, kalau pemerintah dapat menggantikan yang bisa diinginkan masyarakat itu produktif, kalau membuat yang tidak sesuai itu menjadi kontraproduktif," kata Renald kepada Okezone di Jakarta.
Menurut Renald, fenomena layanan beraplikasi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, seperti di London, Inggris sudah terjadi lebih dulu. Di mana, layanan aplikasi Uber Taxi yang membuat negara repot untuk mengurusi persoalan tersebut.
"Bukan hanya di Indonesia di semua negara juga pada ribut, yang bisa hidup itu yang cost-nya murah, makanya PHK terjadi, tetapi di satu sisi penyerapan tenaga kerja besar di dunia IT yang baru, makanya terkada ceritanya hanya setengah, hanya sampai pada PHK, padahal penyerapan tenaga kerjanya ada," tandasnya.
SUMBER : Okezone.com (http://economy.okezone.com/read/2015/08/24/320/1201693/layanan-transportasi-online-tak-cuma-di-indonesia)