View Full Version : Analisis: Dasar Geopolitik dalam Krisis Afrin


Itsaboutsoul
22nd January 2018, 06:22 PM
Krisis Afrin menjadi episode baru dalam konflik Suriah. Seiring Turki melanjutkan serangan udara dan daratnya ke Afrin di Suriah, Anthony Avice Du Buisson memberi anda cara untuk memahami dasar geopolitik dalam krisis ini.

Oleh: Anthony Avice Du Buisson (The Region)
Apa Itu Krisis Afrin?

Turki baru-baru ini meluncurkan operasi militer baru ke wilayah Afrin yang disebut ‘Cabang Zaitun’. Operasi baru ini bertujuan untuk mengusir apa yang diklaim Ankara sebagai ‘unsur-unsur teroris PKK’ dari perbatasannya, dan ‘membebaskan’ penduduk setempat dari ‘penguasaan PKK/PYD’. Operasi tersebut terjadi di saat hubungan Amerika Serikat (AS)-Turki berada pada titik terendah sepanjang masa, dan ketika Rusia telah mengizinkan serangan pemerintah Suriah di Idlib.

Angkatan Udara Turki (TyAF) melakukan sejumlah serangan udara di sekitar wilayah tersebut, termasuk kota Afrin sendiri, yang melukai warga sipil yang tidak berdosa dan merusak pos-pos pasukan Kurdi Unit Perlindungan Rakyat (YPG). Serangan udara tersebut diikuti oleh kemajuan utara Idlib oleh Angkatan Darat Turki (TSK), dan pasukan oposisi yang didukung Turki, Tentara Pembebasan Suriah (TFSA), ke Afrin Selatan. Bentrokan meletus di seluruh wilayah tersebut karena YPG berusaha untuk mengusir sejumlah pasukan TFSA dari wilayah Perisai Efrat (ES) dan Afrin selatan.

Wilayah Afrin terletak di sebelah barat laut Suriah, tepat di atas Idlib yang dikuasai oposisi Suriah. Afrin telah berada di bawah kekuasaan YPG—yang merupakan sebuah kelompok militan yang didominasi Kurdi dan sayap militer ‘Partai Persatuan Demokratik’ (PYD)—sejak penduduk lokal bangkit melawan pemerintah Suriah pada awal konflik Suriah. Relatif tidak tersentuh oleh perang tersebut, Afrin telah mengalami bentrokan kecil-kecilan dengan banyak kelompok Islam selama bertahun-tahun. Afrin saat ini sedang dalam gencatan senjata dengan Damaskus, dan telah memiliki hubungan yang semakin hangat dengan Polisi Militer dan Pasukan Khusus Rusia.

Mengapa Turki Merasa Terancam oleh YPG/PYD?

YPG/PYD di Suriah telah lama dipandang oleh Ankara sebagai cabang suriah dari organisasi yang dilarang di Turki ‘Partai Pekerja Kurdistan’ (PKK)—yang telah memerangi negara Turki di dalam perbatasannya sejak tahun 1984. Obsesi Turki untuk mencegah apa yang dianggap sebagai ‘koridor teror’ agar tidak terbentuk di sepanjang perbatasannya, membuatnya bertentangan dengan Washington.

Pentagon telah mendukung YPG dalam perjuangan melawan Negara Islam (ISIS) di Suriah sejak tahun 2014. Pada akhir tahun 2015, Pentagon membantu membentuk ‘Pasukan Demokratik Suriah’ (SDF), yang merupakan sebuah koalisi multi-etnis Kurdi, Arab, dan Pejuang Assyria—terdiri dari berbagai kelompok FSA, suku Arab, dan YPG. SDF telah menjadi sekutu lokal utama dalam perang melawan ISIS, yang telah sering kali memberikan tekanan pada hubungan AS-Turki.

Sejak pengepungan Kobane, Turki telah mengambil sikap bermusuhan terhadap YPG, dan telah mengungkapkan keinginannya kepada AS untuk memutuskan hubungan dengan YPG. Dan setiap saat Turki menunjukkan ketidaksetujuan, Washington telah memberikan kata-kata manis terhadap hubungannya dengan Ankara, dan telah berusaha menjaga perdamaian. Namun, Ankara telah bosan dengan ini, dan meningkatkan gagasannya terhadap AS, dan juga SDF. Semua hal, seperti yang ada saat ini, tidak terlihat baik bagi hubungan AS-Turki.
Mengapa Sekarang?

Awal pekan ini, Presiden Turki Erdogan mengumumkan rencana operasi militer ke Afrin dan Manbij, yang terletak di dekat Aleppo dan sebelah barat Sungai Efrat. Erdogan mengingatkan, jika YPG tidak menarik diri dan menyerah kepada pasukan Turki, maka YPG akan dimusnahkan. Pernyataan kuat ini muncul sebagai tanggapan atas berita tentang ‘pasukan perbatasan’ yang akan dibentuk dari SDF. ‘Pasukan perbatasan’ ini (sebenarnya tidak ada yang baru dan hanya pengaturan ulang pasukan lokal yang mencegah ISIS membentuk kelompok kembali), dituduh oleh Turki sebagai ‘tentara teror’ yang didukung oleh AS. Erdogan berjanji di media pemerintah Turki, akan menentang tentara ini dan mereka yang mendukungnya.

Peluncuran Operasi ‘Cabang Zaitun’ ini (istilah yang tidak cocok, mengingat banyaknya artileri dan jet), bertepatan dengan operasi lain yang sedang dilakukan di Idlib oleh Pemerintah Suriah dan sekutu-sekutunya.
Apa hubungannya Idlib dengan Krisis Afrin? Bagaimana Peran Moskow dalam Serangan Turki ke Afrin?

Sejak perundingan Astana pada bulan September antara Iran, Rusia, dan Turki (para lawan bicara dalam konflik ini), diputuskan bahwa Idlib akan dibagi menjadi zona de-eskalasi. Masyarakat internasional telah waspada, baik terhadap pertempuran pemberontak di provinsi ini, maupun dominasi para Jihadis di Idlib.

Ketika kesepakatan dilakukan antara Turki dan Hay’at Tahrir Al-Sham (HTS)—sebuah kelompok yang bersekutu dengan Al-Qaeda, yang mendominasi Idlib—pada akhir tahun 2017 untuk mengizinkan akses Turki ke utara Idlib, Rusia mengharapkan Turki untuk melakukan perannya dalam ‘melunakkan’ pihak oposisi. Namun, ketika Rusia tidak senang dengan ‘dukungan’ Turki ke HTS, Rusia memberikan izin kepada pasukan pemerintah Suriah untuk mulai masuk ke utara Hama dan memasuki Idlib pada bulan Januari. Sebagai tanggapannya, Erdogan meningkatkan ancamannya dalam melawan pemerintahan Assad.

Marah pada perilaku Rusia dan berusaha untuk meningkatkan dukungan dari basis nasionalisnya, Erdogan berjanji untuk melakukan serangan terhadap Afrin, dimana terdapat personel Rusia yang ditempatkan di sana. Mengancam akan menghadapi siapa saja yang menghalangi Turki, Erdogan telah terlibat dalam teater politik, sementara Rusia menyaksikannya dan tertawa. Dan barulah kemarin, ketika Turki menyerukan gertakan Rusia dan mulai mengebom Afrin.

Setelah para pejabat militer Rusia bertemu dengan para pejabat militer Turki untuk membahas Afrin, Menteri Luar Negeri Rusia Lavrov, meyakinkan bahwa pasukan Rusia tidak akan menarik diri di Afrin. Namun, hal itu jelas tidak akan terjadi, karena sesaat setelah serangan udara dimulai, pasukan Rusia menarik diri menuju lokasi yang terletak jauh dari serangan tersebut. Menunjukkan bahwa sebuah kesepakatan telah dilakukan antara kedua negara tersebut—di mana Idlib selatan akan diambil sebagai imbalan atas beberapa wilayah Afrin—Rusia mengorbankan sekutu Kurdinya.
Apa yang Sangat Signifikan Tentang Afrin, dan Apa Selanjutnya?

Salah satu dari sedikit wilayah yang tidak tersentuh oleh perang tersebut, saat ini dilintasi pesawat Turki yang terbang tepat di atas kepala. Berbekal peralatan dan pesawat terbang yang dipasok oleh Inggris, serta sekutu NATO lainnya, Turki sekarang menggunakan segala cara untuk menargetkan kamp pengungsi dan daerah penduduk sipil—dengan kedok memerangi ‘terorisme’. Namun, bagi ribuan orang yang tinggal di wilayah tersebut, pada praktiknya, tidak ada perbedaan antara para Jihadis dan negara Turki. Bagi banyak penduduk Afrin dan Rojava, Turki adalah negara ‘fasis’ dan ‘anti-Kurdi’, dan ‘sangat gigih memusnahkan Kurdi’.

Seiring penembakan dan serangan udara yang terus berlanjut di seluruh wilayah tersebut, kelompok Islamis TFSA perlahan mulai masuk ke wilayah tersebut. Mereka meneriakkan slogan-slogan yang mengingatkan pada pengepungan masa lalu, di mana ISIS menyerang sebuah wilayah Kurdi lainnya di Kobane. Bagi YPG dan penduduk Afrin, kemungkinan serangan oleh Turki telah lama ada. Dan sekarang serangan itu telah dimulai.

Jika Turki maju cukup jauh ke dalam wilayah tersebut, maka tidak mengherankan bila terdapat operasi yang dilakukan di wilayah Perisai Efrat oleh YPG. Terlebih lagi, jika Erdogan begitu berani untuk masuk ke Manbij—yang merupakan wilayah tempat operasi koalisi AS—dikhawatirkan hubungan antara AS dan Turki akan semakin dipertaruhkan. Namun, sekarang belum sampai pada titik itu.

Untuk saat ini, Afrin dikepung dan warga sipil mencari perlindungan. Masyarakat internasional harus bersatu dalam solidaritas dengan penduduk Afrin, dan bantuan kemanusiaan harus diberikan, begitu pula pertahanan yang kuat dari wilayah ini dalam menghadapi serangan Turki perlu dilakukan. Sampai hal ini terjadi, keadaan akan semakin memburuk di Suriah (https://www.matamatapolitik.com/krisis-suriah-mengapa-turki-siap-menyerang-afrin-wilayah-kurdi-di-suriah/). Penduduk di Afrin dan di seluruh Rojava saat ini bersiap-siap menghadapi apa yang akan terjadi. Bagi saya, saya akan bersatu dalam solidaritas dengan masyarakat Afrin, begitu juga seharusnya dunia.

Sumber : Analisis: Dasar Geopolitik dalam Krisis Afrin (https://www.matamatapolitik.com/analisis-dasar-geopolitik-dalam-krisis-afrin/)