|
Register |
Notices |
Forumku the Lounge Welcome to Forumku the Lounge. Berita, Informasi Santai, Unik, Menarik, Menyenangkan, Memotivasi, Membanggakan. DAN POSITIF !!! |
|
Thread Tools | Search this Thread | Display Modes |
17th November 2012, 11:09 AM | #18 |
Sek Des
Join Date: 11 Oct 2012
Userid: 353
Location: Daerah Istimewa Yogyakarta
Posts: 544
Real Name: Sri wahono
Likes: 46
Liked 29 Times in 23 Posts
|
Semiotika Musik
BY siwa Dalam teori Peirce bahwa semiotika diklasifikasikan menjadi tiga cabang, yakni: 1) Grammatica speculativa, atau dapat disebut (Pure Grammar) yakni, hal intrinsik atas tanda dan semiosis, mengkaji hubungan antara tanda-tanda dan mengklasifikasikan tanda-tanda tersebut. 2) Logic Proper, atau dapat disebut juga dengan critic, yakni, hal yang dikaji adalah tentang tanda di dalam hubungannya dengan objeknya, khususnya referensi tanda dalam hubungannya pada objek yang ditandainya. 3) Pure Rhetoric, atau dapat disebut juga Methodeutic, pengkajian atas tanda dalam hubungannnya kepada interpretan. Maka semiosis ditekankan pada level interpretan dan bagaimana interpretan itu sendiri akan menjadi tanda selama proses semiosis, yakni menjadi semacam mata rantai pada interpretan dimana terdapat interpretan kedua dan seterusnya. Menurut Jose Luis Martinez,• Bila di dalam musik sendiri bahwa hal pertama adalah: Intrinsic Musical Semiosis, yakni, mengkaji tanda musik itu sendiri, yakni penandaan di musik itu sendiri, meliputi aktualisasi atas karya musik, atau aturan yang umum dalam musik seperti sistem musik. Kedua, Musical Reference, yakni, pengkajian tanda musik dihubungkan kepada kemungkinan objek, meliputi bagaimana sebuah tanda musik menunjukkan pada sebuah objeknya, kemungkinan objek dynamical ditunjukkan di musik dan modus-modusnya, hubungan antara objek dynamical dan objek immediate seperti ditunjukkan di dalam tanda. Terakhir Musical Interpretation, yakni pengkajian tanda musik dalam hubungannnya dengan interpretan, meliputi peran tanda dalam keberadaan dan pemikiran. Hal tentang interpretasi musik sendiri dapat dibagi menjadi tiga, yakni: a. Persepsi musik b. Pertunjukan dan intelegensi musik (analisis, kritik, teoretis) c. Komposisi Semotika musik memang berbeda dengan semiotika cabang seni lainnya, hal ini disebabkan karena musik adalah audible, sedangkan cabang seni lainnya, ambilah contoh pada seni murni atau photografi dapat dikatakan visible. Memang terlihat sangat abstrak untuk mendefinisikan tanda dan penandaan di musik. Namun, dalam dua-tiga tahun terakhir semiotika musik telah dikembangkan secara pasti sebagai disiplin yang bertujuan menemukan asal-usul dan membangun perspektif baru. Dasar pemikiran Peirce bahwa setiap penanda juga pada akhirnya berfungsi sebagai pelengkap tanda lainnya, yang dapat disebut sebagai interpretan pada tanda yang pertama. Digunakan oleh Jean Jacques Nattiez• dalam teorinya tentang analisis semiotika, Nattiez mendefinisikan menjadi tiga: poietic, neutral, esthesic (Tripartisi). Nattiez sangat tertarik terhadap semiotika musik, yang kemudian menulis tentang semiotika musik dalam bukunya “Toward a Semiology of Music”, dimana musik berhubungan dengan linguistic, terdapat tiga hubungan yang disebutnya dengan tripartisi yakni: poietic, neutral dan esthesic. Untuk itu dijelaskan Nattiez, bahwa: poietic berasal dari bahasa Yunani, poietic yang berarti berhubungan dengan seseorang yang menciptakan karya seni. Dalam konteks kultural atau dalam pengkajian diskursus tentang produksi seni, hal ini juga dapat menjadi musisi atau performing artist. Dalam musik jazz sebagai contoh aspek improvisasi adalah hasil asli dalam menciptakan musik tersebut. Neutral Ini menjadi medium perpindahan informasi, secara sederhana direalisasikan oleh partitur, untuk dihubungkan dengan poietic, ini adalah objek yang telah dibuat oleh pencipta, dan akan dikomunikasikan pada si penerima. Neutral menjadi penilaian data objektif yang dihubungkan dengan sebuah karya musik. Esthesic menguraikan tentang penerima atas pesan, termasuk persepsi, kognisi dan interprestasi. Secara sederhana direalisasikan oleh pendengar. Konsep esthesic telah diciptakan seperti sebuah perbedaan estetika klasik yang merupakan teori atas keindahan. Ilmu asal kata (etimologi) Yunani ditekankan pada peran dari penerima yang memperhatikan karya seni dan mengevaluasinya menurut dirinya sendiri dengan mengkoordinir sistem atas nilai-nilai tertentu. Tiga definisi analisis ini, singkatnya, terlihat seperti teori komunikasi klasik, sebuah hubungan dari produser (komposer/musisi) memberi pesan untuk penerima (pendengar). Dikatakan oleh Nattiez bahwa semiology bukanlah ilmu pengetahuan komunikasi, Nattiez menjelaskan: “All analysis with a semiological orientation should, then, at least include: (a) a comparative critique of already-written analyses, when they exist, so as to explain why the work has taken on this or that image constructed by this or that writer: all analysis is a representation; (b) an explanation of the analytical criteria used in the new analysis, so that any critique of this new analysis could be situated in relation to that analysis’s own objectives and methods... Making one’s procedures explicit would help to create a cumulative progress in knowledge, and consequently the emergence of an analytical discourse that would be more satisfying, because it is more controlled.” (“Semua analisa dengan menggunakan orientasi sebuah semiologi tentu saja, sedikitnya meliputi: (a) sebuah kritik komparatif atas analisis yang ada sebelumnya, jika ada, menjelaskan mengapa karya dapat dijelaskan pada teori ini atau menjelaskan gambaran dengan teori ini atau penulis tersebut: semua analisis adalah sebuah representasi; (b) suatu penjelasan kriteria analisis yang digunakan di analisa yang baru, maka jika ada kritik atas analisis baru ini bisa diposisikan dalam hubungan dengan analisis dari hasilnya dan metodanya...membuat prosedur eksplisit seseorang yang akan membantu ke arah menciptakan suatu kemajuan kumulatif di pengetahuan, dan sebagai konsekwensi munculnya dari diskursus analisis yang akan lebih memuaskan, karena lebih bisa dipahami). Adalah kenyataan bahwa di satu pihak musik menyajikan masalah sistem semiotika tanpa tingkat semantik atau tingkat isi, tetapi di lain pihak ada “tanda” musik atau sintagmen dengan nilai denotatif yang jelas (tanda trumpet dalam militer), dan ada sintagmen atau teks-teks yang memiliki nilai konotatif prabudaya; misalnya musik “pastoral”. Bahkan semenjak zaman barok, pandangan bahwa musik adalah sebuah bahasa referensial telah mendominasi teori musik dan praktek. Pada era barok, musik dipandang sebagai sebuah bahasa. Untuk pengunaannya secara langsung, musik dipandang sebagai sebuah kemampuan berbicara yang telah disusun dan dilakukan menurut prinsip atas retorik, sebuah penggabungan tentang preskripsi yang bisa dipergunakan dalam usaha membuat sebuah diskursus menjadi mungkin. Preskripsi berhubungan dengan pilihan atas sebuah topik (inventio), yang utama struktur atas diskursus (dispositio), berisi tentang detailnya dan penggunaan kata kiasan (elaboratio), menghafalkan pidato (memoria) dan ekstra tekstual instrumen adalah orator bisa digunakan ketika pidatonya dipresentasikan, seperti aplikasi tentang isyarat (actio). Terutama inventio, dispositio dan elaboratio adalah sangat penting di musik; banyak ahli teori musik pada zaman barok telah menulis tentang aspek tersebut dan tentang retorik diaplikasikan ke musik, yang terkenal adalah Johann Mattheson dengan Der vollkommene Kapellmeister dari 1739. Dalam beberapa masa, musik dianggap memiliki makna konseptual dan emosional, yang dibangun oleh kode, atau setidak-tidaknya pertunjukan (repertoar) seperti pada zaman Barok. sisa-sisa tulisan saya dulu ketika aktif dikampus, hehhe ...moga bermanfaat Last edited by sri.wahono; 17th November 2012 at 11:18 AM.. |
Sponsored Links |
17th November 2012, 03:26 PM | #19 |
Sek Des
Join Date: 18 Jul 2012
Userid: 33
Location: D.K.I Djakarta
Posts: 313
Real Name: Endo Widarbo
Likes: 8
Liked 18 Times in 8 Posts
|
dari musik2 yg udah di share di atas cuma tau beberapa doang. haha
karena lebih suka musik2 lokal sih |
17th November 2012, 03:37 PM | #20 |
Sek Cam
Join Date: 16 Jul 2012
Userid: 17
Location: Bandung
Posts: 1,860
Real Name: Endar Agustyan
Likes: 43
Liked 80 Times in 48 Posts
|
^
wah ternyata Indonesian lover hehehe
__________________
|
29th November 2012, 08:50 PM | #21 | |
I Love U So Much JB
Join Date: 11 Oct 2012
Userid: 352
Location: Palembang City
Posts: 3,987
Real Name: Adi Panji
Likes: 188
Liked 129 Times in 88 Posts
|
Spoiler
Spoiler
Spoiler
Spoiler
ini dulu yang ane share...
__________________
Quote:
Spoiler
From : Dark_Knight_Dragon a.k.a adi panji
|
|
Bookmarks |
Similar Threads | ||||
Thread | Thread Starter | Forum | Replies | Last Post |
DJ Soda Nonstop Live Music Lover 2018 | valdyyan | Forumku Media, Internet and Communication | 0 | 10th March 2018 07:56 AM |
DAMN ( Dance Music Nation ) | ckhldh | Forumker Indonesia | 0 | 5th September 2017 03:21 AM |
Ultra Music Festival | putra fabyan | Berita dan Informasi | 0 | 7th August 2017 01:07 AM |
IDN Soundscape Music Festival | putra fabyan | Berita dan Informasi | 0 | 7th August 2017 12:54 AM |
Alat Olahraga Tread Mill 5 in1 Murah | bisagrosir | Hobbies and Interests | 0 | 15th April 2014 04:28 PM |
Currently Active Users Viewing This Thread: 1 (0 members and 1 guests) | |
Thread Tools | Search this Thread |
Display Modes | |
|
|