forumku

forumku (https://www.forumku.com/)
-   Forum Militer dan Pertahanan | Defence and Military (https://www.forumku.com/forum-militer-dan-pertahanan-defence-and-military/)
-   -   Berita Militer dan Pertahanan Indonesia (https://www.forumku.com/forum-militer-dan-pertahanan-defence-and-military/2-berita-militer-dan-pertahanan-indonesia.html)

akbar.saleh 1st September 2014 01:40 PM

Re: Berita Militer dan Pertahanan Indonesia
 
semakin mantap ni pertahan indonesia.

admin 2nd September 2014 08:48 PM

Re: Berita Militer dan Pertahanan Indonesia
 
http://cdn.kaskus.com/images/2014/09...0902083530.jpg

http://cdn.kaskus.com/images/2014/09...0902083544.jpg

http://cdn.kaskus.com/images/2014/09...0902083556.jpg

admin 2nd September 2014 08:59 PM

Re: Berita Militer dan Pertahanan Indonesia
 

admin 11th September 2014 07:25 PM

Kemhan Mencari Tandem Helikopter Apache untuk Natuna
 
Kemhan Mencari Tandem Helikopter Apache untuk Natuna

http://3.bp.blogspot.com/-2J0aq_ArT3...s60andah64.png

http://statik.tempo.co/data/2010/10/.../52286_620.jpg

http://www.tempo.co/read/news/2014/0...iter-di-Natuna

Selasa, 09 September 2014 | 20:00 WIB
RI Bakal Bangun Pangkalan Militer di Natuna

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan pemerintah berencana membangun pangkalan helikopter tempur di Pulau Natuna, Kepulauan Riau. Menurut Purnomo, rencana itu merupakan upaya mempertebal kekuatan militer Indonesia di wilayah yang berbatasan dengan Laut China Selatan.

"Rencananya kami akan letakkan satu skuadron (16) unit helikopter tempur di Natuna," kata Purnomo kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Selasa, 9 September 2014. (Baca: SKK Migas: Masa Depan Migas di Indonesia Timur)

Menurut dia, skuadron tersebut akan diisi oleh beberapa jenis helikopter. Salah satunya adalah helikopter AH-64D Apache yang dibeli dari Amerika Serikat. Saat ini Indonesia sedang menanti kedatangan delapan unit Apache dari negeri Abang Sam tersebut.

Karena masih kurang delapan unit helikopter lagi untuk bisa membentuk satu skuadron, Purnomo mengaku masih mencari jenis helikopter yang cocok. Menurut dia, ada kemungkinan helikopter Sikorsky UH-60 Black Hawk dan Eurocopter AS565 Panther akan dipilih sebagai tandem Apache. "Tapi nanti kami masih pikirkan itu," kata dia. (Baca: Menlu: Dua Capres Sejalan di Isu Laut Cina Selatan)

Sayangnya, Purnomo belum bisa memastikan kapan rencana tersebut bakal terealisasi. Terlebih sebentar lagi masa pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu II segera berakhir.

Menurut dia, sudah sewajarnya pemerintah mengamankan wilayah yang berbatasan dengan Laut Cina Selatan. Sebab situasi perairan ini mulai memanas pasca-beberapa negara, seperti Vietnam, Tiongkok, Filipina, dan Malaysia, mengklaim wilayah laut itu sebagai wilayah masing-masing sehingga terjadi tumpang tindih. (Baca: Chappy Hakim: Indonesia Tak Cukup Beli Drone)

Pulau Natuna, dia melanjutkan, sangat strategis untuk menjadi lokasi pendirian markas helikopter tempur. Sebab kawasan di Natuna kaya sumber daya alam, dan ikan. Tragisnya, terjadi banyak pemancingan ikan ilegal yang dilakukan nelayan asing di perairan tersebut.

"Jadi sekalian untuk mengamankan itu semua," kata dia. "Selain Natuna, Morotai juga jadi pilihan strategis sebab potensi ikan tuna sangat besar."

INDRA WIJAYA

admin 13th September 2014 11:43 AM

Indonesia Muscles Up Its Military
 
Indonesia Muscles Up Its Military

Indonesia invests heavily in modernization

Sep 15, 2014
Nicholas Fiorenza | Aviation Week & Space Technology - Defense

A version of this article appears in the September 15 issue of Aviation Week & Space Technology.

Indonesia’s December 2012 contract with German defense contractor Rheinmetall for armored vehicles is an important component of the nation’s wide-ranging military modernization program, which involves acquisition of equipment from several countries.

Under the €216 million ($283 million) contract, Rheinmetall is supplying Indonesia with armored vehicles, training equipment and logistical support as well as practice and service ammunition. Deliveries are scheduled from 2014-16.

The vehicles include 103 Leopard 2 main battle tanks, 42 Marder (Marten) 1A3 armored infantry fighting vehicles (AIFV), three Bueffel (Buffalo) and two Leopard 1 armored recovery vehicles, three Biber (Beaver) armored vehicle-launched bridges and three Dachs (Badger) armored engineering vehicles.

http://cdn.kaskus.com/images/2014/09...0913085009.jpg
Indonesia is buying over 100 Leopard 2 tanks from Rheinmetall similar to the 2A4s shown here in Jakarta. Credit: Rheinmetall

Under its current military doctrine, the country seeks to protect independence and preserve national unity through homeland defense and maintaining the regional balance of power.

The doctrine foresees increasing the military’s combat capabilities and participation in international missions of the United Nations and the Association of Southeast Asian Nations. Indonesia has participated in U.N. peacekeeping missions in the Middle East and the Democratic Republic of Congo. Some of the new Leopard 2 tanks will be used for training for such missions.

The German armor will increase the firepower of an army that is equipped with 275 French AMX-13 and 120 British Scorpion light tanks, and 236 locally built Panser Anoa 6 X 6 armored personnel carriers, which were manufactured by state-owned PT Pindad. Indonesia’s neighbors are equipped with newer, heavier tanks: Thailand fields 49 T-84 Oplot M versions from Ukraine; Malaysia operates 64 PT91 vehicles from Poland; and Singapore is equipped with 101 Leopard 2 SNG versions from Germany.

Rheinmetall is upgrading 61 of the tanks on order to the Leopard 2 RI (Republic of Indonesia) standard. This includes new electric and turret drives and cabling, and improved turret protection against large-caliber kinetic energy rounds, rocket-propelled grenades and anti-tank guided missiles. Air conditioning with dehumidification is part of the package (Indonesia is, of course, a tropical country).

[COLOR=red !important]The remaining 42 Leopard 2A4+ tanks are only receiving air conditioning (the Marders, however, are not).


Jakarta’s military upgrades include Marder 1A3 armored infantry fighting vehicles. Credit: RheinmetallThe contract includes Rheinmetall’s DM11 120-
mm multipurpose high-explosive tank rounds, making Indonesia the second user of this ammunition; the U.S. Marine Corps is the first.

The Indonesian modernization program runs from 2015-29, and foresees a “minimum essential force” for all three services. In addition to the Leopard 2 main battle tanks and Marder AIFVs, army acquisitions includes the Caesar truck-mounted 155-mm howitzer from Nexter Systems of France, Astros II multiple-launch rocket system from Avibras of Brazil, and Boeing Apache Longbow and Sikorsky Black Hawk helicopters.

Air force acquisitions include Russian Sukhoi Su-30 combat aircraft, KAI T-50 and Super Tucano light attack aircraft/trainers from, respectively, South Korea and Brazil, and Grob 120TP trainers from Germany.

The navy is acquiring frigates transferred from Brunei, and Eurocopter AS565 Panther antisubmarine-warfare helicopters.

The Rheinmetall armor contract took two months of negotiations (Sept. 9-Nov. 11, 2012) and then nearly a year before legal formalities were completed and it became effective. [COLOR=red !important]Negotiations were impeded by a restrictive German arms-export policy, which ultimately resulted in the Leopard 2 tanks being supplied without coaxial machine guns because small arms export licenses were difficult to obtain.


[COLOR=red !important]A Rheinmetall program manager, Michael Kerwin, is not sure if future deals with Indonesia will receive German export approval, but says they hope to sell more Marders to the country. The company plans to bring the Wiesel 2 armored vehicle to the Indodefense trade show in Jakarta this November after a deal to produce it in Indonesia fell through because the export license arrived late. [/COLOR]

Last month, PT Pindad and Rheinmetall signed a memorandum of understanding to produce large-caliber munitions at the former’s facility in Turen, East Java. [/COLOR]
[/COLOR]
http://aviationweek.com/defense/indo...s-its-military

admin 29th September 2014 12:06 PM

Empat Pesawat Super Tucano Datang Lagi
 
Empat Pesawat Super Tucano Datang Lagi

26 September 2014

http://1.bp.blogspot.com/-is2EpzdmZb...%2B%281%29.jpg

http://tni-au.mil.id/berita/danlanud...t-super-tucano

Danlanud Roesmin Nurjadin Sambut Kedatangan Pesawat Super Tucano

Danlanud Roesmin Nurjadin, Kolonel Pnb M. Khairil Lubis menyambut kedatangan 4 pesawat tempur EMB-314 Super Tucano buatan dari Embraer Defense System Brasil di Shelter Charlie, Lanud Rsn, Kamis (25/9). Kedatangan 4 pesawat ini dalam rangka Transit sebelum melanjutkan penerbangannya dari pusat produksi pesawat Super Tucano di Brasil ke Lanud Abd Saleh, Malang. Direncanakan hari ini, Jumat (26/9) keempat pesawat tempur taktis tersebut akan melanjutkan penerbangannya ke Lanud Abd Saleh.

Pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano adalah hasil pengembangan pesawat latih EMB-312 Tucano, dimana pesawat ini memiliki beberapa keunggulan seperti mampu terbang rendah dalam waktu yang lama, sehingga cocok untuk anti-gerilya. Biaya operasional dan perawatan pesawat ini tidak tinggi, serta mampu mendarat di landasan pacu yang sederhana. Dilengkapi mesin tunggal turboprop, Super Tucano memiliki kemampuan mengenai target dengan sempurna. Dua senapan mesin dipasangkan pabrikan Embraer Brasil, pada sayap serta 5 hardpoint di sayap dan fuselage untuk mengangkut rudal, roket atau bom seberat 1,5 ton. Pesawat ini pun didesain untuk melakukan serangan anti-gerilya, pengintaian, dan patroli.

Empat pesawat ini merupakan pengiriman kedua, dari total 16 unit pesawat yang dipesan oleh TNI AU untuk menggantikan pesawat OV 10 Bronco di Skuadron Udara 21 Lanud Abdurrahman Saleh, Malang, Jawa Timur.

admin 29th September 2014 12:09 PM

Menhan Resmikan Kapal BCM Bantu Curah Minyak untuk TNI AL
 
http://www.antaranews.com/berita/455...ngkut-logistik

Menhan Resmikan Kapal BCM Bantu Curah Minyak untuk TNI AL

http://2.bp.blogspot.com/-VKE2IyZ_Rj...0926081411.JPG

KRI Tarakan 905 berfungsi dalam pembekalan logistik cair di tengah laut dalam rangka mendukung gelar operasi TNI Angkatan Laut (photos : Kaskus Militer)

TNI AL diperkuat dengan kapal pengangkut logistik

Jakarta (ANTARA News) - TNI Angkatan Laut kembali diperkuat dengan kapal perang buatan dalam negeri untuk mengangkut logistik, KRI Tarakan-905 yang merupakan kelas Bantuan Cair Minyak (BCM) produksi PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero), Jakarta Utara.

Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro didampingi Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Marsetio meresmikan KRI Tarakan-905, di Cilincing, Jakarta Utara, Jumat.

Menhan Purnomo Yusgiantoro saat meresmikan kapal tersebut mengatakan bahwa peresmian KRI Tarakan-905 dilakukan dalam rangka pembangunan TNI Angkatan Laut untuk menuju world class navy, Indonesia patut berbangga kapal ini dikerjakan oleh putra putri Indonesia.

"Kapal ini berfungsi dalam pembekalan logistik cair di tengah laut dalam rangka mendukung gelar operasi TNI Angkatan Laut. Saya berharap kapal ini dapat dioperasionalkan secara optimal bagi bangsa dan negara," kata Menhan.

KRI Tarakan-905 merupakan kapal jenis Bantu Cair Minyak (BCM) yang memiliki panjang keseluruhan 122,40 m, panjang garis tegak 113,90 m, lebar 16,50 m, tinggi 9,00 m, kecepatan maksimal 18 knots, jarak jelajah 7.680 nm, kapasitas muatan cair 5.500 matrik, tenaga penggerak utama berjumlah dua buah daya 6.114 PS, berat baja 2.400 ton, dengan sistem propulsi twin screw dan fixed pitch propeller.

http://2.bp.blogspot.com/-StdwLk0Mwn...00/tarakan.jpg

KRI Tarakan-905 ini mempunyai fungsi sebagai penyalur bahan bakar minyak di tengah laut atau dukungan logistik cair kepada Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) lainnya. Dengan adanya kapal BCM ini menjadikan unsur kapal perang yang sedang melakukan operasi tidak perlu kembali ke pangkalan untuk pemenuhan logistik dan bahan bakar dalam melanjutkan menjaga kedaulatan NKRI dan menegakkan hukum di laut nusantara.

Selain memesan kapal berjenis BCM, TNI Angkatan Laut melalui Kementerian Pertahanan saat ini juga sedang memesan dua unit Kapal Angkut Tank (AT) dari PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero).

Pembuatan kapal ini sebagai tindak lanjut program Kementerian Pertahanan yang telah tertuang dalam Kesepakatan Bersama antara Menteri Pertahanan dengan Panglima TNI, dan Kepala Kepolisian Negara RI tentang Revitalisasi Industri Pertahanan dalam menerapkan Program MEF (Minimum Essential Force).

Penggunaan nama Tarakan sendiri diambil dari nama kota di provinsi Kalimantan Utara. Dahulu kala kota ini dikenal sebagai kota penghasil minyak dan telah menyumbangkan kontribusi yang tidak kecil sebagai penghasil minyak bumi berkualitas tinggi bagi Indonesia sejak tahun 1896.

PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari adalah salah satu industri strategis milik pemerintah yang telah mendapat kepercayaan untuk mengerjakan program pemerintah dimaksud, dan juga sebagai upaya dalam memberdayakan industri perkapalan dalam negeri untuk membangun kekuatan alutsista TNI AL.

admin 29th September 2014 04:37 PM

Menhan Resmikan Kapal LST KRI Teluk Bintuni 520
 
Menhan Resmikan Kapal LST KRI Teluk Bintuni 520

27 September 2014

http://3.bp.blogspot.com/-Vg9Vj3qkEu...i-520-Baru.jpg

Dalam keadaan kosong, maka KRI Teluk Bintuni 520 dengan bobot mati 2.300 ton menjadi LST terbesar yang akan dioperasikan oleh TNI AL. LST lainnya yang dioperasikan TNI AL adalah Teluk Semangka class bobot matinya 1.800 ton, sedangkan LST Frosch Class bobot matinya 1.530 ton. Sampai dengan tahun 2024 TNI AL direncanakan mempunyai 4 kapal Teluk Bintuni class (photos : Saibumi)

Menhan Resmikan Kapal Perang Buatan Dalam Negeri

LAMPUNG - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meresmikan kapal jenis "landing ship tank" (LST), yakni Kapal Republik Indonesia (KRI) Teluk Bintuni 520 yang merupakan hasil produksi industri galangan kapal dalam negeri.

"Pengadaan satu unit kapal angkut ini bertujuan untuk mewujudkan kekuatan pokok keamanan dan pertahanan. Kapal angkut tank ini diproyeksikan untuk digunakan oleh jajaran lintas laut militer TNI AL," kata Purnomo dalam peresmian KRI Teluk Bintuni dan pelantikan Komandan KRI Teluk Bentuni-520 di Srengsem, Panjang, Bandar Lampung, Sabtu (27/9/2014).

Selain Purnomo, hadir juga Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Marsetio dan Gubernur Lampung M Ridho Ficardo dan pejabat terkait dalam peresmian tersebut.

"Pembangunan kapal angkut tank ini merupakan bentuk pembinaan pemerintah untuk industri dalam negeri agar mengurangi ketergantungan dengan negara lain di masa mendatang. Pemerintah juga sudah membentuk Komite Kebijakan Industri Pertahanan untuk membina industri pertahanan," ujar Purnomo.

KRI Teluk Bintuni 520 memiliki panjang 120 meter, dapat mencapai kecepatan 16.000 knot, didukung dua unit mesin yang masing-masing berkapasitas 3.285 KW.

Kapal yang dibangun dengan biaya sekitar Rp160 miliar dan dikerjakan selama 16 bulan ini mampu mengangkut hingga 10 unit tank Leopard buatan Jerman seberat 62,5 ton ditambah 120 orang awak kapal dan 300 orang pasukan.

Gubernur Lampung M Ridho Ficardo mengatakan keberadaan industeri galangan kapal di provinsinya juga dapat mendorong perekonomian Lampung.

"Kami memimpikan dengan keberadaan industri galangan kapal dan industri maritim di pelosok tanah air bisa membangun kekurangan Angkatan Laut sehingga di laut kita jaya, bukan hanya di laut kita tapi juga di seluruh dunia," kata Ridho.

Ia mengaku berniat membangun industri maritim di Lampung karena ditunjang dengan kondisi Teluk Lampung yang cocok untuk membangun industri maritim.

Direktur Utama PT Daya Radar Utama (DRU) Amir Gunawan mengaku membutuhkan tenaga kerja yang berkualitas agar dapat membangun industri maritim.

http://1.bp.blogspot.com/-sq2SlqNWRQ...uk-bintuni.jpg

"Saya berterima kasih karena sudah mempercayakan kepada kami untuk menyediakan alutsista (alat utama sistem senjata) nasional sehingga ikut andil dalam perekonomian nasional dan khususnya perekonomian Lampung agar bisa juga dibanggakan sebagai penghasil kapal industri maritim Indonesia, kami harapkan pemerintah dapat juga menyediakan tenaga kerja maritim di Lampung," kata Amir.

Kapal tersebut tercatat sebagai kapal pertama yang diproduksi di Indonesia yang dapat mengangkut Leopard.

"Kapal ini adalah kapal paling besar untuk militer 'non-combat'. KRI Teluk Bintuni 520 adalah kapal angkut yang dipersenjatai," ujar Amir setelah menjelaskan bahwa perusahaannya biasa membuat kapal tanker atau kapal pesanan Kementerian Perhubungan.

PT DRU sendiri mampu membangun kapal hingga kapasitas 17.500 dead weight tonnage (DWT) atau ton bobot mati yang dipesan oleh Pertamina, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pertahanan.

Sedangkan untuk divisi reparasi kapal juga sudah memperbaiki berbagai kapal tanker, feri, tug boat, bulk carrier, kapal konversi dan kapal lain hingga ukuran 8.000 DWT.

"Untuk reparasi itu kita harus membangun fasilitas 'docking' dan biayanya tidak murah, untuk kapal berkapasitas 30 ribu ton bobot itu butuh biaya kira-kira Rp300 miliar," ungkap Amir.

PT DRU sudah membangun "docking" di Lampung.

"Lampung itu kondisi teluknya bagus dan dekat dengan Jawa, saya ingin membuat Lampung menjadi provinsi yang bisa dianggap sebagai salah satu provinsi industri maritim di luar industri lain, jadi tidak perlu ke Singapura misalnya," jelas Amir.


Saat ini DRU sedang mengerjakan pesanan PT Pertamina dengan nilai kapal mencapai 23 juta dolar AS. Tidak kurang dari 268 kapal sudah dikerjakan PT DRU yang telah berdiri sejak 1972 itu.

http://ns1.kompas.web.id/read/read/2...27/337/1045138

admin 29th September 2014 04:43 PM

Menhan Resmikan 4 Kapal Cepat Rudal dan 1 Kapal Patroli TNI AL
 
Menhan Resmikan 4 Kapal Cepat Rudal dan 1 Kapal Patroli TNI AL

27 September 2014

http://2.bp.blogspot.com/-MKkkO5ObIH...46%2Bsiwar.JPG

KRI Siwar 646 merupakan Kapal Cepat Rudal KCR-40 buatan Palindo Marine Shipyard

Lima KRI Made in Batam Resmi Masuk Armada Pertahanan Indonesia

Menteri Pertahanan dan Keamanan RI Purnomo Yusgiantoro menerima dan meresmikan lima unit kapal perang Indonesia (KRI) buatan dua perusahaan galangan kapal Batam di pelabuhan Batuampar, Sabtu (27/9) siang.

KRI jenis Kapal Cepat Rudal KCR-40 yang resmi diluncurkan untuk meningkatkan pertahanan wilayah periaran di Indonesia itu adalah KRI Surik-645, KRI Siwar-646, KRI Parang-647 dan KRI Terapang-648. Pada keempat KRI itu Menhan juga mengukuhkan komandan masing-masing KRI untuk resmi beroperasi sebagai jajaran armada TNI AL.

http://4.bp.blogspot.com/-rteYDYR0tb...2Bterapang.jpg

KRI Terapang 648 merupakan Kapal Cepat Rudal KCR-40 buatan Palindo Marine Shipyard

Sementara KRI Sidat- 851 Menhan menerima secara resmi dari PT Palindo Marine Shipyard selaku kontraktor kapal tersebut.

Lima unit kapal perang itu semuanya asli buatan Batam. KRI Surik 645, KRI Siwar 646 dan KRI Parang 647 buatan PT Palindo Marine di Tanjunguncang sementara KRI Sidat dan KRI Teripang merupakan buatan PT Citra Shipyard. Untuk tiga KRI Buatan PT Palindo Marine, penyaluran dana proyek didukung oleh Bank Mandiri, yang mana sebelumnya juga pernah menyalurkan dana untuk pembuatan pembuatan empat unit kapal cepat rudal produksi PT Palindo Marine yakni KRI Clurit 641, KRI Kujang 642, KRI Beladau 643 dan KRI Alamang 644.

http://3.bp.blogspot.com/-SB4C1KPIze...terapang_2.jpg

KRI Terapang 648 merupakan Kapal Cepat Rudal KCR-40 buatan Palindo Marine Shipyard

Persenjataan

Purnomo Yusgiantoro mengatakan lima KRI yang diterima dan diluncurkan itu merupakan kapal cepat cepat jenis kapal cepat rudal (KCR). Kapal-kapal tersebut dilengkapi dengan sistem persenjataan modern (SEWACO/sensor weapon control) diantaranya meriam kaliber 30 mm enam laras panjang sebagai sistem pertempuran jarak dekat, dan peluru kendali 2 set rudal C-705. Bagian lambung KCR ini terbuat dari baja khusus High Tensile steel. Kapal dengan sistem pendorong fixed propeller lima daun itu juga dilengkapi dua unit senjata kaliber 20 mm di anjungan kapal. ”Empat KRI yang diluncurkan sudah resmi masuk jajaran armada TNI,” kata Menhan di pelabuan Batuampar.

KRI-KRI yang diluncurkan itu diakui Purnomo sangat handal di laut, terutama di laut-laut Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau yang menghubungkan nusantara.”Spesifikasi kecepatan, persenjataan dan personil yang ada sudah diuji coba dan sangat tangguh dan efektif sesuai dengan medan perairan di Indonesi,” tuturnya.

http://4.bp.blogspot.com/-yOG0fMRkBn...0922124131.jpg

KRI Surik 645, KRI Siwar 646 dan KRI Parang 647 buatan Palindo Marine Shipyard

Peningkatan Alutsista di laut baik bentuk KRI dan KAL (Kapal Angkatan Laut) yang sudah dilakukan selama ini, merupakan jawaban konsekuensi atas kondisi geografis wilayah indonesia yang sebagian besar adalah lautan. “Wilayah kita banyak perairan jadi pertahanan keamanan laut juga butuh armada yang memadai,” katanya.

Purnomo berharap dengan diresmikannya kapal perang RI tersebut, maka TNI AL mampu meningkatkan kemampuan operasional dalam mengamankan dan menjaga kedaulatan NKRI.
Kelima KRI buatan PT Palindo Marine Shipyard dan PT Citra Shipyard rencananya akan diikutkan dalam Sailling Pass di Surabaya dalam Rangka Memperingati HUT TNI ke 69 di Ujung Surabaya.

http://1.bp.blogspot.com/-66R4ekPBds.../s1600/849.jpg

KRI Sidat 851 merupakan Kapal Patroli/Patrol Craft tanpa rudal dengan platform sama dengan KCR-40 buatan Palindo Marine Shipyard

“Ini juga sebagai bukti bahwa galangan kapal dalam negeri juga bisa menciptakan kapal yang berkualitas,” kata Menhan.

http://4.bp.blogspot.com/-RaJzRfaCp7...0922043828.jpg

Meriam NG-18 6 barrel kaliber 30 mm buatan China

Acara peresmian juga dihadiri oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Pejabat teras TNI AL, Mabes TNI dan lainnya. Pada acara peresmian KRI itu juga dilaksanakan penandatanganan Protocol of Delivery oleh Direktur PT Citra Shipyard Batam, Aslog Kasal dang Panglima Armada RI Kawasan Timur, serta dilaksanakan pula penyerahan Protocol of Delivery dari Dirut PT Citra Shipyard Batam kepada TNI Angkatan Laut.

http://batampos.co.id/27-09-2014/lim...nan-indonesia/

admin 1st October 2014 12:21 PM

Tawaran Gripen untuk Indonesia
 
Tawaran Gripen untuk Indonesia

29 September 2014

http://2.bp.blogspot.com/-QQik8rSnma...-Kalm-Saab.jpg

Seorang pembaca Defense Studies dengan id Gripen for Indonesia pada tanggal 22 September 2014 lalu memposting tulisan di Defense Studies. Apakah dia adalah representasi dari SaabGroup yang sekarang membuka website dalam bahasa Indonesia ataukah bukan, namun tulisannya layak untuk dibaca. Berikut ini adalah tulisannya mengenai Gripen E yang kadang membuat komparasi terhadap kompetitor lainnya.
--------------------------------------------------------------------------

Gripen E adalah pesawat tempur terbaik di dunia ini


Biaya operasional per jam
Indonesia bisa menerbangkan 4 Gripen E dengan biaya per jam yang sama untuk menerbangkan Su-27/30/35. Biaya operasional Gripen per jam hanya $4800 per jam, ini berarti juga hanya 59% dibanding biaya F-16.

Rudal Jarak jauh MBDA Meteor
Gripen adalah pesawat pertama yang dipersenjatai missile jarak jauh ini. Meteor dengan teknologi Ramjet dianggap lebih baik / lebih modern dibanding AMRAAM C7 tipe terbaru yang bisa diekspor Amerika (kalau Indonesia bisa dapat ijinnya). Meteor juga lebih unggul dibanding R77 tipe konvensional Russia (kecuali tipe R-77PD, tapi ini belum operasional).

Logistik/Fleksibilitas
Gripen dirancang untuk bisa operasional di landasan "darurat" di masa perang. Dia bisa mendarat di jalan raya, asalkan ada cukup 800 meter jalan yang lurus. Gripen juga dirancang untuk bisa dipersenjatai/diisi bahan bakar (dalam keadaan perang) hanya dengan 5 orang yang terlatih dan 1 truk pengangkut.

Di masa perang, Indonesia dengan puluhan ribu pulau, berpotensi bisa "menyembunyikan" Gripen E mereka di jutaan tempat. Sekarang ini, kalau Lanud Sultan Hassanudin, Pekan Baru, dan Iswayudhi berhasil di bom di hari pertama, TNI-AU mungkin sudah akan berantakan.

Supercruise
Gripen E adalah salah satu tipe yang bisa melebihi kecepatan suara tanpa menggunakan afterburner. Su-27/30/35 dan F-16 mungkin bisa melaju lebih cepat, tapi tidak bisa lama-lama karena afterburner memboroskan bensin. Ini artinya, Gripen lebih mudah untuk melakukan "interception" (penyergapan). Merek juga bisa menembakan Meteor dari jarak yang lebih jauh dibanding negara lain yg punya F-35, F-18E, atau F-15SG.

Radar
Gripen E sudah membawa Selex AESA radar, dan juga memiliki IRST (Infra-Red Search & Tracking) - ini memudahkan untuk bisa mencari pesawat tipe F-35 (yang akan dibeli Singapore/ Australia) di udara. Jika TNI-AU membeli Gripen E, ini untuk pertama kalinya Indonesia bisa memiliki akses ke radar AESA yg akan menjadi standar untuk 50 tahun ke depan.

http://2.bp.blogspot.com/-QMdcAfBlAx...600/visual.jpg

Networking
"Gripen E is a Networked Fighter". Sampai sekarang, hanya Su-27/30 di Indonesia yang mempunyai Airborne Network (TSK-2), ini pun tidak compatible dengan transfer data dari radar-radar TNI-AU di darat. Dengan membeli Gripen-E, Indonesia bisa mengintegrasikan pesawat ini dengan semua radar di darat, dan juga Indonesia bisa membuka kemungkinan pembelian pesawat AWACS.

Support
Dengan teknologi transfer 100%, kedaulatan Indonesia lebih terjamin dibanding sekarang, yang menghandalkan F-16 buatan Amerika (yg pernah memblokade spare part). Mesin F414 memang masih buatan Amerika, tapi dari segi support akan mirip dengan tipe F404 yang sekarang dipakai dengan T-50i TNI-AU. Indonesia bisa berinvestasi untuk mensupport dua mesin ini dengan lebih lancar terlepas dari support Amerika.

Pengganti F-5E dan Hawk 109/209
Biaya operasional sama-sama murah, jarang jangkau jauh lebih baik, Gripen juga jauh lebih modern dan lebih cepat dari F-5E.

Pembaca juga harus memperhatikan, sebentar lagi Hawk 209 / 109 yang dibeli TNI-AU di tahun 1990-an juga akan memasuki usia uzur. Ini membuka kemungkinan bahwa setelah membeli 16 pesawat (menggantikan F-5E), Indonesia bisa membeli 32 pesawat lagi untuk menggantikan Hawk 209 di Skuadron 1 dan 12.

Proyek KF-X
Terakhir, proyek KF-X dengan Korea, masa depannya masih meragukan. Sekarang ini Korea sudah berkomitmen utk membeli F-35 (harga selangit & memakan biaya anggaran AU Korea). Banyak orang di Korea juga menyatakan bahwa kemungkinan besar KF-X akan menelan biaya yg sama dibanding membeli F-15SE.

Korea juga belum cukup punya kemampuan/pengalaman untuk mengembangkan pesawat dengan target ambisius seperti ini.

Sebanding

Gripen E adalah pilihan terbaik untuk TNI-AU saat ini untuk menjaga kedaulatan bangsa di saat krisis. Pesawat ini akan memiliki keunggulan secara teknologi, network, support, kinematis, dan ongkos operasional dibanding potensial lawan-lawan regional seperti F-15SG dan F-16C/D Block 52 Singapore, F-18E Super Hornet Australia, dan Su-30MKM Malaysia.

http://defense-studies.blogspot.com/...ansfer-in.html


All times are GMT +7. The time now is 02:53 AM.

Powered by vBulletin® Version 3.8.7
Copyright ©2000 - 2024, vBulletin Solutions, Inc.
Search Engine Optimisation provided by DragonByte SEO v2.0.37 (Lite) - vBulletin Mods & Addons Copyright © 2024 DragonByte Technologies Ltd.