| sucyresky |
14th August 2015 07:30 AM |
Kebutuhan Dolar AS Tidak Berubah Walau Kian Mahal
Quote:
JAKARTA - Dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap seluruh mata uang dunia akibat langkah China mendevaluasi mata uangnya, yuan. Hal ini juga mengakibatkan Rupiah menjadi melemah.
Pengamat pasar modal Yanuar Rizky mengatakan, Rupiah melemah diterpa sejumlah sentimen negatif yang berasal dari luar, yaitu devaluasi mata uang yuan hingga sempat melemah menembus Rp13.900 per USD.
Setelah pelemahan Rupiah, kata dia, kebutuhan masyarakat untuk memakai uang dolar AS pun tidak ada perubahan. "Kebutuhan masyarakat akan dolar kan banyak, seperti utang, impor pangan, dan kebutuhan lainnya," tutur kepada Okezone di Jakarta.
Dirinya mengatakan, dengan merosotnya Rupiah akan berdampak kepada beberapa data, seperti, inflasi, sektor pangan, impor, dan daya beli masyarakat.
Menurutnya, pelemahan Rupiah kali ini mirip dengan penguatan mata uang Jepang, yen yang memicu pelemahan Rupiah. Yen menguat terhadap sebagian besar mata uang lainnya.
"Rupiah kena tekanan dari dolar AS, meskipun mata uang dunia lainnya juga terkena imbas yang sama," ucapnya.
Terkait dengan anjloknya Rupiah yang dikaitkan dengan adanya pengaruh isu reshuffle, Yanuar menyatakan, tidak ada pengaruh pelemahan ekonomi dengan perombakan kabinet. "Tidak ada kaitannya dengan reshuffle. Apapun itu, Rupiah akan terjadi seperti ini," ungkapnya.
|
SUMBER : Okezone.com |
