Atasi Defisit Migas, Menkeu: Harus Bangun Kilang!
 

Metrotvnews.com, Jakarta: Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro menjelaskan jika pemerintah ingin memulai kebijakan makro dalam bidang energi maka harus dimulai dengan mengurangi defisit pada sektor migas. Hal ini penting lantaran sektor migas menjadi penyebab neraca perdagangan mencatat surplus rendah.

Dalam hal ini, Bambang menekankan bahwa satu-satunya solusi untuk menekan defisit migas yakni dengan membangun kilang minyak baru. Sebab, kilang minyak yang ada sekarang ini merupakan kilang minyak yang berusia sangat tua. Kilang-kilang tersebut sudah tidak optimal untuk menyimpan dan mengolah minyak. Hal ini yang membuat Indonesia harus melakukan impor.

"Karena minyak sudah tidak bisa apa-apa kecuali kita punya konversi energi yang bagus atau kita temukan produksi yang baru. Maka mau tidak mau jawabanya harus bikin kilang. Akar permasalahan ada di situ," kata Bambang, dalam sebuah diskusi tentang energi, di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis (17/9/2015).

Menurutnya, jika kilang tidak segera dibangun maka akibatnya Indonesia akan mengalami defisit migas, termasuk kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM). Hal itu perlu diperhatikan mengingat dalam menumbuhkan ekonomi nasional kebutuhan akan BBM tidak bisa dihentikan.

"Kita ingin masyarakat lebih sejahtera. Kita ingin ekonomi tumbuh. Itu penyebab permintaan BBM kita semakin tinggi. Maka kilang harus dibangun," jelas dia.

Bambang pun selalu menekankan dalam sidang kabinet terkait implementasi dari rencana pembangunan kilang bahwa jangan sampai saat pemerintahan Kabinet Kerja habis masanya tidak menghasilkan satu kilang. Sebab, setelah pembangunan kilang di Balongan, tidak ada lagi pembangunan kilang pada masa pemerintahan berikutnya.

"Mungkin awalnya menggebu-gebu tapi akhirnya lama-lama hilang. Tidak bisa kita baru bilang 2018 baru bangun kilang, baru groundbreaking atau segala macam. Harus dari sekarang," pungkas Bambang.













http://ekonomi.metrotvnews.com/read/...-bangun-kilang