forumku

forumku (https://www.forumku.com/)
-   Business and Economy! (https://www.forumku.com/business-and-economy-/)
-   -   Kereta Cepat Shinkansen, Mungkinkah Hadir di Indonesia? (https://www.forumku.com/business-and-economy-/38540-kereta-cepat-shinkansen-mungkinkah-hadir-di-indonesia.html)

sucyresky 26th April 2015 08:15 AM

Kereta Cepat Shinkansen, Mungkinkah Hadir di Indonesia?
 
Quote:

JAKARTA - Indonesia sebagai salah satu negara berkembang juga mengidamkan transportasi canggih. Sebut saja seperti kereta cepat yang dimiliki negara-negara maju menjadi incaran negara kepulauan ini. Dengan iming-iming menghemat waktu perjalanan tanpa penat yang ditimbulkan oleh kemacetan, Indonesia pun mulai melirik Shinkansen.
Ya, Shinkansen kereta cepat asal Jepang itu kali pertama dioperasikan pada 1964 dengan kecepatan 210 km per jam. Dalam perkembangannya, Shinkansen saat ini dapat melaju dengan kecepatan 300 km/jam (186 mph).

Pada 2003, tiga gerbong kereta JR-Maglev mampu mencapai kecepatan 581 km/jam (361 mph) pada track magnetic berteknologi magnetic levitation. Kereta ini menghubungkan kota-kota di pulau Honshu dan Kyushu di Jepang.

Pada 2012, impian tersebut diamini oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Era Kabinet Indonesia Bersatu jilid II berkeinginan mengadopsi kecanggihan yang diberlakukan negara Jepang berupa penyediaan kereta super cepat yang dikenal dengan nama Shinkansen. Namun, impian tersebut masih ragu untuk diwujudkan karena terkendala dengan anggaran yang super fantastis hingga Rp150 triliun-Rp180 triliun.

Kereta tersebut rencananya akan berjalan dengan jalur Jakarta-Surabaya dengan melayani sembilan stasiun. Kala itu, dua investor yang menjajaki, berasal dari Jepang dan China.

Namun sebenarnya, apa yang membuat Indonesia melirik kereta cepat Shinkansen?

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kemenko bidang Perekonomian Luky Eko Wuryanto mengatakan, kereta cepat yang mempunyai sistem yang responsif terhadap gempa hanya Shinkansen.

Menurut Luky, pilihan terhadap Shinkansen menjadi penting mengingat hanya Jepang negara yang bersedia melakukan studi kelayakan dengan biaya sendiri. Selain itu, dia juga menuturkan, besar pinjaman yang ditawarkan Jepang bagi Indonesia dalam proses pembangunan jalur kereta nanti jauh lebih menguntungkan Indonesia.

Lain Dulu, Lain Sekarang

Tiga tahun berlalu, kini pemerintah di bawah Keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ternyata masih mendambakan Shinkansen berada di Indonesia.

Presiden pada hari terakhir kunjungannya ke Jepang Maret silam, sempat menjajal kereta Shinkansen dari Stasiun Tokyo ke Nagoya, Rabu, untuk berkunjung ke pabrik Toyota Machimoto yang berjarak 353 km. Dengan kereta supercepat Shinkansen Nozomi 311, perjalanan Presiden bisa ditempuh hanya dalam waktu 1 jam 40 menit.

Sebenarnya, perjalanan itu bisa ditempuh dengan menggunakan pesawat namun Presiden memutuskan untuk memilih menggunakan kereta yang di Jepang tercatat belum pernah mengalami kecelakaan meski sudah 51 tahun beroperasi.

Di era Jokowi, pemerintah menggandeng investor asal China untuk membangun kereta api cepat di Indonesia atau High Speed Train (Shinkansen) seperti di Negeri Sakura.

Gayung bersambut, Ketua Komisi VI DPR RI Hafidz Thohir pun meminta pemerintah membuat BUMN baru yang fokus menangani pembangunan kereta super cepat di Bumi Pertiwi.

Padahal, pada kerjasama sebelumnya, investor asal China gagal melakukan pembangunan proyek listrik dengan sempurna. Dari proyek listrik 8.500 megawatt (mw), hanya memberikan liability 55-60 persen yang berarti sangat tidak maksimal.

Meskipun begitu, belum bisa dipastikan kejelasan lahirnya kereta cepat Shinkansen di Indonesia. Pasalnya hingga saat ini belum terlihat langkah konkret seperti apa yang akan dilakukan Pemerintah Indonesia dan China.
SUMBER : Okezone.com


All times are GMT +7. The time now is 10:33 AM.

Powered by vBulletin® Version 3.8.7
Copyright ©2000 - 2024, vBulletin Solutions, Inc.
Search Engine Optimisation provided by DragonByte SEO v2.0.37 (Lite) - vBulletin Mods & Addons Copyright © 2024 DragonByte Technologies Ltd.