forumku

forumku (https://www.forumku.com/)
-   Olah Raga dan Organisasi! (https://www.forumku.com/olah-raga-dan-organisasi-/)
-   -   Sejarah Hari Ini (24 April): Mengenang Ramang (https://www.forumku.com/olah-raga-dan-organisasi-/38447-sejarah-hari-ini-24-april-mengenang-ramang.html)

agung209 24th April 2015 11:01 PM

Sejarah Hari Ini (24 April): Mengenang Ramang
 
http://static.goal.com/272700/272744_heroa.jpg

Hari ini, Jumat (24/4), adalah peringatan ulang tahun ke-91 Ramang yang lahir di Barru, Sulawesi Selatan pada 24 April 1924. Ia memang sudah tiada sejak 1987 silam, namun namanya akan selalu dikenang oleh para penggemar sejati sepakbola Indonesia, terutama bagi fans PSM.

Pria bernama lengkap Andi Ramang memang dikenal sebagai striker kelas atas Indonesia pada dekade 40-an akhir hingga 60-an. Memiliki tendangan sangat keras, diberkahi kaki kanan dan kiri yang sama-sama hidup, gemar melakukan tembakan salto, dan punya kecepatan di atas rata-rata, tak pelak menjadikan Ramang sebagai pesepakbola nasional terbaik di eranya.

Ia juga begitu terikat dengan PSM, sampai-sampai julukan klub sebagai Pasukan Ramang terinspirasi dari namanya. Sebab, hampir seluruh kariernya ia habiskan bersama tim kebanggaan kota Makassar itu. Terbagi dalam dua periode (1947-1960 dan 1962-1968), Ramang mampu mempersembahkan dua gelar perserikatan kepada Juku Eja.

Namun, yang paling fenomenal dari Ramang adalah cerita manisnya bersama timnas Indonesia. FIFA bahkan pernah mengangkat kisah kehebatan Ramang ini secara khusus dalam situs resmi mereka dalam peringatan ke-25 tahun kematiannya pada 26 September 2012 lalu.

Diberi judul “Orang Indonesia yang Menginspirasi Puncak Sukses Tahun 1950-an (Indonesian who inspired ’50s meridian), FIFA memusatkan kegemilangan Ramang ketika memperkuat Tim Merah Putih di Olimpiade Melbourne 1956. Ajang tersebut dinilai sebagai prestasi paling mentereng timnas Indonesia di level internasional setelah menjadi negara Asia pertama yang tampil di Piala Dunia 1938 dengan masih bernama Hindia-Belanda.

Partai yang paling berkesan, tentu saja saat Indonesia berhasil menahan imbang 0-0 tim kuat Uni Soviet di babak perempat-final ajang Olimpiade tersebut. Ibarat kurcaci melawan sekumpulan bajak laut, Ramang mencuat sebagai kurcaci paling menonjol yang membuat Uni Soviet kalang kabut dan bahkan hampir menjebol kiper Lev Yashin, yang kini dikenang sebagai kiper terhebat sepanjang masa.

"Bek-bek Uni Soviet yang bertubuh raksasa langsung terbangun saat Ramang, penyerang lubang bertubuh kecil, melewati dua pemain dan memaksa Yashin melakukan beberapa kali penyelamatan. Pada menit ke-84, pemain berusia 32 tahun itu [Ramang] hampir saja membuat Indonesia unggul, yang bakal menjadi puncak kejutan, andai saja tendangannya tidak ditahan oleh pria yang dikenal luas sebagai kiper terhebat dalam sejarah sepakbola," demikian tulis FIFA.

Ramang sendiri menjelaskan, ia seharusnya bisa menjebol gawang Yashin dalam laga yang hingga kini dikenang bak cerita dongeng oleh masyarakat Indonesia. “Ketika itu saya hampir mencetak gol, tapi baju saya ditarik dari belakang oleh pemain lawan,” tuturnya.

Setelah Uni Soviet tahu siapa sosok sesungguhnya di balik nomor punggung 11 timnas Indonesia, mereka lantas memberikan penjagaan di partai ulangan. Pada akhirnya, Indonesia, yang saat itu dilatih pelatih legendaris Antun Pogacnik, terpaksa takluk 4-0 sehingga gagal melaju ke semi-final.

Status Macan Asia yang disematkan kepada Indonesia sebenarnya tak bisa dilepaskan dari Ramang. Dalam sebuah tur ke Asia Timur pada tahun 1953, Indonesia mampu memenangkan lima dari enam laga yang dipertandingkan, kalah sekali dari Korea Selatan. Menariknya, Ramang mencetak 19 gol dari total 25 gol Indonesia di keenam pertandingan tersebut!

Kisah sukses Ramang dan timnas Indonesia tak berhenti di situ. Ia hampir membawa Indonesia ke Piala Dunia 1958 setelah dua golnya menyingkirkan Tiongkok dengan skor agregat 4-3 di babak kualifikasi. Indonesia kemudian melaju ke putaran kedua kualifikasi dan tergabung dengan Sudan, Israel, dan Mesir. Sayang, Indonesia mengundurkan diri lantaran enggan bertanding melawan Israel karena alasan politik. Andai menjadi juara grup, Ramang dkk. bakal lolos ke Swedia untuk melakoni debut Piala Dunia dengan nama Indonesia.

Ramang turut menginspirasi kesuksesan Indonesia menahan imbang Jerman Timur 2-2 dalam sebuah laga persahabatan di Jakarta pada 1959, sebelum sukses mengoleksi 20 gol dalam Turnamen Merdeka 1960 di mana Indonesia muncul sebagai juara ketiga.

Sayang, kisah mengesankan Ramang di dunia sepakbola tidak semanis nasibnya di kehidupan sehari-hari. Ya, meski punya skill mumpuni, Ramang hidup di sebuah era di mana sepakbola bukanlah sebuah pilihan hidup menjanjikan. Ia sempat menyebut pesepakbola tidak lebih berharga dari kuda pacuan. “Kuda pacuan dipelihara sebelum dan sesudah bertanding, menang atau kalah. Tapi pemain bola hanya dipelihara kalau ada panggilan. Sesudah itu tak ada apa-apa lagi,” katanya.

Akibatnya, jeratan kemiskinan tak mampu ia tampik. Bekerja serabutan dengan gaji seadanya ia lakukan demi menyambung hidup keluarganya. Kasus suap dalam Skandal Senayan 1962 yang menyeret namanya menggambarkan betapa pesepakbola seperti Ramang kurang diapresiasi sebagai aset nasional.

Sejak kasus itu, Ramang dilarang bermain untuk timnas seumur hidup dan nasibnya terus terpuruk. Ia sempat berkarier menjadi pelatih PSM dan Persipal Palu, namun tersingkir secara perlahan akibat tak memiliki sertifikat kepelatihan. Ramang meninggal dunia di usia 59 tahun akibat penyakit paru-paru tanpa bisa berobat di rumah sakit akibat kekurangan biaya. Ironis memang, namun itulah suka-duka Ramang yang kisahnya akan terus dikenang.
sumber http://www.goal.com/id-ID/news/1387/...ramang?ICID=SP


All times are GMT +7. The time now is 05:10 PM.

Powered by vBulletin® Version 3.8.7
Copyright ©2000 - 2024, vBulletin Solutions, Inc.
Search Engine Optimisation provided by DragonByte SEO v2.0.37 (Lite) - vBulletin Mods & Addons Copyright © 2024 DragonByte Technologies Ltd.