| sucyresky |
21st May 2015 08:08 AM |
Bos Go-Jek Tetap Tancap Gas di Kala Bisnis Jatuh
Quote:
JAKARTA - Pendiri dan Chief Executive Officer (CEO) Go-Jek Nadiem Makarim mengaku, bisnisnya sempat jatuh. Dirinya pun stress bukan kepalang dalam menghadapi masalah yang ada. Namun dia tidak tinggal diam. Nadiem justru tancap gas.
Begitulah situasi yang dihadapi sebelum bisnis Go-Ojek yang dirintisnya dikenal publik. “Misalnya seperti ada waktu di mana layanan kita benar-benar dalam krisis karena kebanyakan orang menghubungi call center kita tetapi tidak sampai," ujar Nadiem, saat berbincang dengan Okezone, belum lama ini.
Hal tersebut membuat pihaknya untuk memberikan fasilitas aplikasi di smartphone. Namun, hal tersebut juga tidak dapat menutup masalah yang ada. Bahkan, aplikasi Go-Jek bisa mengalami overload.
CEO Go-Jek Indonesia Nadiem Makarim
"Apalagi kalau jam pulang kantor yang pesan Go-Jek banyak banget. Bagi tim kita, hal tersebut menjadi seru, kalau tidak sulit ngapain bikin bisnis?" ucapnya.
Nadiem pun membuka usaha Go-Jek sesuai dengan minat para pekerjanya. Hampir seluruh karyawan Go-Jek tidak hanya bekerja mencari uang saja, tetapi juga mereka bangga sekali karena suatu perusahaan Indonesia bisa mempunyai teknologi kelas dunia.
"Ini hal yang luar biasa. Seperti mengantar pulang kantor lebih cepat untuk bertemu dengan anaknya dan bisa memilih makanan dari manapun di Jakarta. Ini suatu produk yang menyentuh hati, suatu produk yang sangat personal bagi orang Jakarta dan itu yang membuat karyawan Go-Jek sangat bangga dan energik setiap hari datang ke kantor," jelasnya.
Dengan hampir 4.000 pengemudi Go-Jek yang tersebar di Jabodetabek, Bali dan Bandung, saat ini Go-Jek belum ada persaingan yang cukup ketat.
"Sebenarnya kita termasuk kategori bisnis yang sangat unik, tentunya kompetitor akan masuk. Tapi, kita sambut dengan senang karena kompetitor bikin kita jauh lebih baik layanannya," ungkapnya.
|
SUMBER : Okezone.com |
