| sucyresky |
8th May 2015 08:18 AM |
PHK Massal Perusahaan Minyak Buktikan Masalah Selesai?
Quote:
JAKARTA - Hari-hari yang paling menakutkan bagi pekerja di perusahaan minyak adalah jika minyak dunia sedang mengalami penurunan atau anjlok. Jika hal itu terjadi, maka perusahaan minyak tersebut memiliki potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawannya.
Harga minyak rebound dan mengalami kenaikan yang menyebabkan minggu ini harga naik kembali di atas USD60 per barel untuk pertama kalinya sejak Desember. Perusahaan Amerika memangkas sekira 52 ribu pekerjaan sejak krisis minyak dimulai pada Mei.
Sementara harga minyak masih turun drastis dari tahun lalu yaitu lebih dari USD100 pada Mei lalu karena kelebihan pasokan besar.
"Kami tidak akan kembali ke USD40 dalam waktu dekat," ujar Kepala Ekonom di Perusahaan Konsultan McGladrey Joe Brusuelas, seperti dilansir dari laman CNN Money, Jumat (8/5/2015).
Brusuelas mengakui, gas murah telah memiliki nilai positif bagi perekonomian Amerika secara keseluruhan. Namun, Brusuelas percaya PHK di industri minyak akan moderat, karena harga minyak telah bangkit kembali.
"Sementara PHK sudah sangat menyakitkan bagi banyak orang Amerika," ucapnya.
Hal tersebut dikarenakan perusahaan seperti Schlumberger (SLB), Halliburton (HAL) dan Baker Hughes (BHI) secara dramatis menyusutkan jumlah pegawai dan memotong biaya dalam menanggapi menurunkan harga minyak.
Hal ini juga menandai kontras besar dengan Eropa, di mana hal itu jauh lebih sulit bagi perusahaan untuk melakukan PHK massal karena hukum perburuhan ketat.
"Jika ini adalah di Eropa, bisnis energi akan menjadi berantakan," ungkapnya.
Kemudian, Miliarder Minyak T. Boone Pickens tidak panik karena harga minyak akan berakhir tahun ini sekira USD70 per barel dan bisa mencapai USD90 hingga USD100 dalam 12 ke 18 bulan.
|
SUMBER : Okezone.com |
