| sucyresky |
8th October 2015 06:06 AM |
Jika Rupiah Terus Menguat, Harga Premium Bisa Turun
Quote:
JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto mengungkapkan, kondisi nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) cukup berpengaruh dengan penentuan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), selain harga minyak dunia. Namun, dengan nilai tukar Rupiah dan anjloknya harga minyak dunia, sangat dimungkinkan harga BBM kembali berubah.
"Nanti akan dihitung lagi karena kita berharap penguatannya akan berlanjut ya dan untuk itu karena kita memang sekarang ini dalam proses revolusi efisiensi, jadi kita tingkatkan efisiensi tentu saja Pertamina akan sangat mendukung upaya pemerintah untuk bisa melakukan evaluasi masalah harga," kata Dwi di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (7/10/2015).
Dia pun membeberkan tidak turunnya harga BBM jenis Premium dikarenakan acuan kurs Rupiah tersebut masih di level Rp14.600-Rp14.700 per USD. "Jadi jatuhnya kalau enggak salah di Rp13.900 rata-rata," paparnya.
Kendati demikian, penghitungan harga BBM memang tidak dapat dilakukan hanya melihat pergerakan harga minyak dan kurs secara harian, melainkan dilihat secara rata-rata. Apalagi, Rupiah saat ini memang menguat namun harga minyak dunia pun tengah melonjak.
"Betul-betul itu dan memang ada satu, dua hari ini ada tren harga minyak dunia mulai naik lagi. Jadi harus dilihat juga nanti, setiap saat kita lakukan evaluasi sehingga bisa berkontribusi lebih banyak lagi dalam rangka mendorong penguatan ekonomi ini," paparnya.
Menurut dia, Pertamina telah melakukan lima langkah untuk menekan pembelian dolar AS. Dia mengatakan, dengan tidak terlalu mengandalkan dolar AS, maka Pertamina tidak akan terlalu terbeban jika Rupiah melemah.
"Baik pembelian dolarnya, kemudian beroperasinya TPPI, beroperasinya RFCC, kemudian penggunaan FAME, kelima adalah pemanfaatan crude dalam negeri lima aspek yang dilakukan untuk menekan pembelian dolar," tukasnya.
|
SUMBER : Okezone.com |
