forumku

forumku (https://www.forumku.com/)
-   Business and Economy! (https://www.forumku.com/business-and-economy-/)
-   -   Usaha Refleksi Bunuh Panti Pijat Tuna Netra di Aceh (https://www.forumku.com/business-and-economy-/32326-usaha-refleksi-bunuh-panti-pijat-tuna-netra-di-aceh.html)

sucyresky 13th February 2015 10:20 AM

Usaha Refleksi Bunuh Panti Pijat Tuna Netra di Aceh
 
Quote:

BANDA ACEH – Usaha pijat refleksi modern yang bertabur di Kota Banda Aceh, memberi dampak buruk bagi keberlangsungan panti pijat tuna netra. Banyak panti pijat tradisional tuna netra kini bangkrut, dan sebagian pekerjanya mulai beralih jadi pengemis.

Salah satunya Irham Akbar (34). Lelaki ini sejak dua tahun terakhir sering mengemis dari satu pintu toko ke toko lain atau sesekali di lampu merah, mengharap belas kasihan pengendara.

“Kami sebenarnya tidak mau jadi pengemis, tapi apa boleh buat kita butuh makan. Aceh punya pemerintah tapi seperti tidak ada yang peduli, uang cukup banyak di Aceh tapi entah ke mana dibawa,” keluh Irham saat berbincang dengan Okezone, Jumat (13/2/2015).

Irham awalnya merupakan pekerja panti pijat tuna netra di Peunayong. Dengan menjual jasa, ia mampu menghidupi dirinya sendiri dari tubuh-tubuh yang dipijatnya. Tapi itu dulu, sebelum menjamurnya pijat refleksi.

“Selama ada pijat refleksi enggak ada lagi pasien kami. Sehari paling cuma ada satu pasien yang minta pijat,” ujar Irham yang sudah sejak lahir menyandang tuna netra.

Agar kebutuhan hidupnya bisa terpenuhi, Irham memberanikan diri jadi pengemis. Beberapa teman seprofesinya juga memilih jalan serupa. “Sebenarnya saya juga tidak mau seperti ini, tapi harus gimana.”

Ketua Ikatan Tuna Netra Muslim Indonesia (ITMI) Aceh, Burhanuddin mengatakan, di Banda Aceh ada belasan panti pijat tuna netra. Sekarang terancam gulung tikar karena kalah saing dengan banyaknya pijat refleksi modern.

Tukang pijat yang semuanya penyandang tuna netra, lanjut dia, sekarang mulai kehilangan pekerjaan dan beralih jadi pengemis. “Ada 50 persen mereka yang sudah jadi pengemis sekarang,” ujar Burhanuddin yang juga seorang tuna netra.

Burhanuddin memiliki satu panti pijat dengan pekerjanya para tuna netra. Dulu panti itu rata-rata melayani 30-40 pasien pijat sehari. Sejak 2010 seiring banyaknya pijat refleksi, jumlah pelanggan turun drastis. “Sekarang sehari kadang tidak sampai 10 orang,” tuturnya.

Karena kesulitan dapat pasien, beberapa pekerjanya berhenti kerja dan jadi pengemis. Burhanuddin mengaku tak sanggup melarang mereka jadi peminta-minta, karena ia sendiri sulit mempertahankan bisnisnya. “Ini hal memprihatinkan, perlu dicari solusi oleh pemerintah,” ujarnya.

Menurut Burhanuddin jumlah penyandang tuna netra di Aceh mencapai 3.000 orang, dan 250 di antaranya berada di Banda Aceh. Mereka rata-rata berpendidikan rendah dan mayoritas tak memiliki keterampilan.

Selain tuna netra, penyandang tuna rungu juga mengeluh sulitnya mendapat pekerjaan sementara mereka butuh uang untuk kebutuhan hidup. Salah satunya Santi. Meski tak bisa bicara, perempuan muda ini bisa menulis.

Ketika diminta mengungkapkan harapannya kepada pemerintah, Santi menulis bahwa ia sangat ingin buka usaha jualan sembako. “Tapi saya tidak ada modal, saya mau dibantu modal dalam bentuk barangnya saja, agar saya bisa jualan.” katanya.

Teman Santi yang lain juga mengungkapkan keinginannya lewat tulisan. Bunyinya adalah meminta pemerintah melatih mereka mengasah batu cincin dan memberi bantuan mesin asah. Menurut mereka demam batu akik melanda Aceh, bisa mereka jadikan peluang bisnis jika pemerintah membantu memfasilitasinya.

Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banda Aceh, Fadhil mengatakan, panti pijat tuna netra memang sulit bersaing dengan refleksi modern. Salah satu yang bisa dilakukan untuk menarik langganan, menurutnya adalah, panti pijat tuna netra perlu memperhatikan kebersihan dan fasilitas memadai.

“Orang lari ke refleksi sekarang karena kenyamanan yang diberikan di sana lebih,” ujarnya.

Fadhil menilai agar tak jadi pengemis banyak peluang bisa dimanfaatkan disabilitas selain jadi tukang pijat. Salah satunya adalah bermain di industri ekonomi kreatif. “Misalnya membuat kerajinan tangan seperti anyaman, souvenir, aksesoris,” ujarnya.

Pihaknya mengaku siap membantu promosi hasil kerajinan disabilitas kepada turis melalui hotel-hotel, swalayan dan toko-toko souvenir khas Aceh. “Asal kualitas standarnya terpenuhi,” sebut dia.

Dalam pertemuan dengan kaum disabilitas di Balai Kota Banda Aceh kemarin, Fadhil berjanji akan menyampaikan keluhan disabilitas kepada Dinas Sosial. salah satunya adalah terkait dengan pentingnya pelatihan keterampilan dan kreativitas.
SUMBER : Okezone.com


All times are GMT +7. The time now is 03:18 AM.

Powered by vBulletin® Version 3.8.7
Copyright ©2000 - 2024, vBulletin Solutions, Inc.
Search Engine Optimisation provided by DragonByte SEO v2.0.37 (Lite) - vBulletin Mods & Addons Copyright © 2024 DragonByte Technologies Ltd.