forumku

forumku (https://www.forumku.com/)
-   Forum Militer dan Pertahanan | Defence and Military (https://www.forumku.com/forum-militer-dan-pertahanan-defence-and-military/)
-   -   Pasukan Seribu : Armada KCR 40 dan KCR 60 TNI AL (https://www.forumku.com/forum-militer-dan-pertahanan-defence-and-military/20564-pasukan-seribu-armada-kcr-40-dan-kcr-60-tni-al.html)

admin 23rd October 2014 12:35 PM

Pasukan Seribu : Armada KCR 40 dan KCR 60 TNI AL
 
Pasukan Seribu : Armada KCR 40 dan KCR 60 TNI AL

CATATAN KECIL MAHLUK HALUS JILID 2 Kenapa Indonesia membangun armada KCR?

By Pocong Syereem on 22 Oktober 2014

http://patriotgaruda.com/wp-content/...-7-640x336.jpg

Memang untuk memiliki kekuatan militer yang mumpuni dilaut perlu bagi TNI AL menghadirkan kapal-kapal canggih seperti Corvet, Fregat maupun Destroyer untuk misi militer dan non militer. Namun saya pribadi tidak setuju bila kapal-kapal ringan macam Kapal Cepat Rudal Type 40 dan 60 dikesampingkan keberadaannya bahkan dianggap tak mumpuni dimedan tempur.

http://patriotgaruda.com/wp-content/...-1-300x195.jpg

Kapal-kapal ini justu diperlukan karena tak semua perairan di Indonesia memiliki kedalaman dan kontur yang sama, terlebih lagi dalam era modern seperti saat ini kapal-kapal berbobot besar terkadang jadi mangsa empuk rudal-rudal anti kapal musuh. Selayaknya anti tank dalam pertempuran darat, KCR alias Kapal cepat Rudal ini bisa jadi solusi jitu sebagai “Anti Tank” dilautan. Sejarah sendiri memberi tempat terhormat bagi jenis-jenis kapal perang cilik tapi mematikan seperti ini.
http://patriotgaruda.com/wp-content/...-2-300x180.jpg


Pada hakikatnya Styx atau yang nama sebenarnya P-15 Termit merupakan rudal anti kapal pertama Indonesia, rudal sangar ini merupakan bagian dari modernisasi angkatan bersenjata indonesia di kala trikora berkobar. Kemampuan Styx dikemudian memang terbukti tangguh, rudal bongsor ini pulalah yang mengubah jalannya sejarah pertempuran modern yang kemudian hari mengkandaskan superioritas meriam-meriam kelas berat serta menganggkat pamor misil anti kapal sebagai solusi jitu pertempuran laut.
Kegemparan dunia, khususnya pihak NATO saat mengetahui Indonesia termasuk negara yang mengoperasikannya memang bukan tanpa alasan, sebab Styx memang hanya beredar dan dimiliki oleh negara-negara sekutu Rusia saja kala itu. Dengan ukuran yang tambun styx dirancang dengan kemampuan dan daya hancur tinggi, sehingga daya deteren memang amat kental di era tersebut. Indikatornya bisa dilihat dari berat hulu ledaknya yang mencapai 500 kg high explosive, sementara bobot rudal secara keseleruhan 2,340 kg dengan jangkauan efektif mencapai 40 km, meski dalam teorinya bisa mencapai jarak 80 km.
Tentu saja untuk menjadi “sakti”, rudal bongsor ini tak sendirian, bila dalam legenda TNI AU rudal Kennel begitu disanjung karena TU-16 nya, maka dalam hikayat TNI AL rudal Styx disanjung karena Komar Classnya yang tak lain adalah platform kapal cepat berpeluru kendali (fast attack craft missile) yang digunakan untuk meluncurkan rudal legendaris ini.


Jumlah Komar class indonesia sendiri tak tanggung-tanggung 12 buah dalam kondisi terbaik dan siap tempur, dalam riwayat TNI AL, Komar Class Indonesia terdiri dari KRI Kelaplintah (601), KRI Kalmisani (602), KRI Sarpawasesa (603), KRI Sarpamina (604), KRI Pulanggeni (605), KRI Kalanada (606), KRI Hardadedali (607), KRI Sarotama (608), KRI Ratjabala (609), KRI Tristusta (610), KRI Nagapasa (611) dan KRI Gwawidjaja (612). Dengan kemampuan mengangkut 10-11 kru, berbekal 4 mesin sub diesel, Komar Class mampu berlayar hingga kecepatan 30 knot.
Menariknya tak seperti Tupolev 16 yang menjadi legenda begitu ketahuan oleh pesawat mata-mata Dragon Lady milik Amerika, Komar Class Indonesia justru sempat sengaja di “GHOIBKAN” keberadaanya oleh Angkatan Laut kita sebagai senjata pamungkas terakhir. Sebab baik KRI Irian, KRI Gajah Mada dan Kapal Selam Whiskey Class memang sudah diketahui telah dimiliki oleh Indonesia.
Belanda tentu saja terkejut mengetahui Indonesia mempunyai kapal-kapal cepat rudal Komar Class yang mampu menggendong rudal Styx yang menakutkan itu, Kompeni rupanya insyaf mereka berdiri dalam posisi “maju kena mundur kena” bila memaksakan kehendak memasang Karel doorman di perairan Holandia.
Siapapun pemimpin pasukan Belanda yang bertahan di Papua pasti paham betul bahwa baik Tupolev 16 dan Komar Class akan berlomba-lomba untuk mengaramkan kapal yang dari awal sengaja didatangkan untuk menakut-nakuti Indonesia itu. Mereka juga harus memikirkan ancaman yang akan datang dari bawah Air yaitu KS Whiskey Class dengan torpedo SEAT-50 nya, bila rudal Kennel gagal mengaramkan Karel Doorman tak demikian kisahnya dengan Styx ataupun sebaliknya.


Kemasygulan Belanda terhadap Komar Class memang cukup beralasan, sejak kelahirannya akhir tahun 1950-an, Styk dan Komar Class memang belum diketahui kemampuan sebenarnya, rasa cemas itu lahir karena memang pengetahuan barat mengenai senjata pamungkas milik indonesia ini memang tak banyak. Bagi Angkatan Laut Indonesia, peluang membuktikan kehandalan arsenal gaharnya kala itu terbuka lebar dengan menjadikan karel Doorman sebagai sasaran, inilah yang membuat Belanda begitu berkeringat dingin setelah mengetahui apa yang mereka hadapi saat itu.
Belanda jelas tak ingin “berjudi” untuk melihat mana diantara keduanya yang mengaramkan kapal induk kebanggan sang ratu itu, dengan hati dan harga diri terluka Karel Doorman buru-buru di larikan ke Australia, khatamlah riwayat kapal perkasa kompeni belanda di tanah Papua.
Sayang walaupun tak sempat menunjukan kelasnya di masa Trikora, namun bukan berarti keperkasaan Styx dan Komar Class pudar, justru sebaliknya. Sama halnya dengan efek Yakhont, daya deternt rudal Styx kebanggaan Angkatan laut indonesia ini menjadi masyhur namanya setelah dunia dikejutkan dengan peristiwa karamnya kapal perang perusak Eilat milik AL Israel pada 21 Oktober 1967 yang ditenggelamkan oleh dua buah Komar Class milik Angkatan laut Mesir dan dunia pun gempar, sebab ini kali pertama sebuah kapal perang dapat ditenggelamkan dengan rudal.


Efek styx kembali berlanjut hingga peristiwa operasi Trident pada 4 Desember 1971, Angkatan Laut India tak hanya berhasil menghancurkan blokade Pakistan namun juga berhasil mengaramkan kapal perusak Khaibar dan menyerang pusat Angkatan laut Pakistan di Karachi dengan bermodal sekitar 8 buah kapal cepat rudal Osa Class yang tak lain adalah pengembangan dari Komar Class, bedanya Bila Komar hanya memanggul 2 buah rudal Styx, maka Osa mampu membawa empat buah rudal. Terlepas dari jenis classnya, peristiwa Karachi tersebut sekali lagi menaikan pamor Rudal Styx, imbasnya peristiwa ini juga menaikkan rasa percaya diri Angkatan Laut Indonesia sekaligus pesan pada jiran Indonesia kala itu untuk berfikir ulang bila hendak melakukan pelanggran batas wilayah. Karena memang faktanya baik Styx dan Komar di Asia Tenggara hanya Indonesia dan Vietnam saja yang mengoprasikannya.
Diantara arsenal gahar blok Timur, Komar Class beserta Styx cukup lama masa dinasnya hingga tahun 1978. Bahkan informasi dari Janes’s Fighting Ship (1983 – 1984) menyebutkan Komar baru dipensiunkan TNI AL pada tahun 1985. Keperkasaan kapal cepat Rudal ini tentu saja bukan hanya didukung oleh dua buah rudal yang dapat digendongnya tapi juga sepasang senjata canon kembar anti pesawat kaliber 25mm yang berada di dek depan.
Dan ternyata apakah Indonesia hanya mempunyai Komar Class saja?


http://patriotgaruda.com/wp-content/...-4-300x174.jpg


saya tidak akan menjelaskannya lebih lanjut, cukup dari foto diatas saja yag berbicara.
Kapal Cepat Rudal Generasi baru indonesia.


http://patriotgaruda.com/wp-content/...-5-300x185.jpg


Setelah era Komar Class berlalu, indonesia masih memiliki kapal-kapal cepat rudal, bukannya susut, namun jumlah makin bertambah dan bangganya lagi sebagian dari mereka dibuat hasil kreasi anak bangsa.
Spesifikasi dan classnya pun berbeda-beda, diantaranya Type KCR 40 m dan Type KCR 60 m. Rencananya KCR kedua tipe ini akan dibuat bertahap sebanyak 22 unit dan saat ini beberapa unitnya telah masuk masa dinas operasional di TNI AL.
Bukan hanya bangga karena KCR 40 m dan KCR 60 m itu didesain oleh anak negeri, tapi juga karena 22 unit KCR itu sudah menemukan pasangannnya yang tepat, tentu saja persenjataan berupa rudal dan kanon pun bermacam-macam bentuknya, untuk jenis rudal kapal-kapal perang ini dilengkapai dengan jenis rudal C-705.


http://patriotgaruda.com/wp-content/...-7-300x175.jpg


Era Komar Class memang telah meninggalkan kenangan manis, dan penerusnya KCR-40 dan KCR 60 sudah memasuki masa dinasnya dan menunjukan taringnya dilautan Indonesia.
“Jalesveva Jayamahe”


http://patriotgaruda.com/2014/10/22/...un-armada-kcr/

Styx dan Komar Class, duet maut TNI AL era 60-an.


All times are GMT +7. The time now is 12:35 PM.

Powered by vBulletin® Version 3.8.7
Copyright ©2000 - 2024, vBulletin Solutions, Inc.
Search Engine Optimisation provided by DragonByte SEO v2.0.37 (Lite) - vBulletin Mods & Addons Copyright © 2024 DragonByte Technologies Ltd.