| sucyresky |
28th May 2015 07:46 AM |
Bukti Petral Dikendalikan oleh Swasta
Quote:
JAKARTA - PT Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) telah resmi dibubarkan berdasarkan rekomendasi dari Tim Reformasi Tata Kelola Migas (RTKM). Menurut tim yang disebut-sebut sebagai Tim Antimafia Migas rekomendasi tersebut bukan tanpa alasan, melainkan ada temuan pemain pemburu rente didalamnya.
Salah satu anggota tim RTKM Fahmy Radhi mengungkapkan, sejak pertama kali Petral dibentuk pada era Orde Baru sudah terlihat ada indikasi pembentukan sarang mafia migas. Hal itu terlihat dari orang-orang pendiri pendiri Petral sebagai pemegang saham.
"Saya kira sejak awal dibentuk, Petral sudah diniatkan untuk pemburuan rente. Dibentuk pada era Orde Baru yang sahamnya dimiliki Tommy Soeharto, Bob Hasan, dan Pertamina. Itu sudah enggak bener. Di situ nampak tujuannya untuk memburu rente," ujar Fahmi di Jakarta.
Fahmy menjelaskan, tujuan utama dibentuknya Petral sebagai pintu ekspor dan impor BBM untuk Indonesia. Namun seiring berjalannya waktu, fungsi Petral berubah menjadi hanya pengadaan atau impor minyak dari luar negeri.
"Setelah ekspor kita tak punya lagi, kegiatan utamanya tinggal impor kebutuhan BBM," imbuhnya.
Dirinya juga mengungkapkan, Tim RTKM yakin ada pihak-pihak dari swasta yang mengendalikan bukan hanya Petral tapi juga Pertamina sebagai induk perusahaan. Pihak yang dianggap pemburu rente tersebut memanfaatkan celah Petral sebagai makelar satu-satunya pembelian minyak mentah di luar negri.
"Hasil investigasi kami mengindentifikasi meski itu anak usaha Pertamina, ada pihak-pihak tertentu atau perusahaan yang dimiliki oleh orang Indonesia yang mengendalikan Petral," ungkapnya.
"Misal, Pertamina menunjuk Petral sebagai satu-satunya pihak yang mengadakan BBM untuk Indonesia. Orang-orang yang dianggap mafia migas tak hanya mengendalikan Petral tapi Pertamina juga," tmabah Fahmi.
Kendati Petral sudah resmi dibubarkan dan dialih tugaskan fusnginya kepada Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina, Tim RTKM pesimis pemerintah benar-benar mau melakukan audit forensik sesuai dengan rekomendasi tim.
“Kalau tidak, sia-sia saja kerja keras kami, dan kita tak akan tahu mafianya,” pungkasnya. (Wahyu Arifin, Fahmi Bahtiar dan Budi Yuni Harto)
|
SUMBER : Okezone.com |
