| sucyresky |
11th July 2015 07:17 AM |
Lima Cara Agar Pemakaian Kartu Kredit Syariah Bebas Masalah
Quote:
JAKARTA - Produk kartu kredit syariah telah cukup lama hadir di Indonesia, namun belum begitu banyak dikenal luas. Layanan ini ditawarkan untuk menunjang kebutuhan masyarakat beragama islam terhadap produk dengan akad syariah. Sehingga nasabah bisa lebih nyaman bertransaksi dengan halal sesuai fatwa Majelis Ulama Indonesia.
Seperti halnya kartu kredit pada umumnya, kartu kredit syariah juga memberikan kemudahan bertransaksi, menarik uang tunai, pembayaran tagihan bulanan dan pembelian tiket perjalanan. Tapi, kartu kredit syariah mempunyai keunggulan lain seperti bebas iuran tahun anda tak menerapkan sistem bunga berbunga (compounding interest). Selain itu, bank penerbit kartu juga menawarkan program menarik untuk Anda, seperti perjalanan haji, dan umroh.
Mumpung masih dalam suasana bulan suci, yuk belajar cara yang tepat agar kartu kredit syariah mendatangkan manfaat.
1. Jangan tunda bayar tagihan
Sistem perhitungan monthly fee kartu kredit syariah berdasarkan sisa utang pokok bersih setelah tanggal jatuh tempo. Sementara biaya yang timbul di bulan sebelumnya tidak menjadi dasar untuk menghitung biaya bulanan berikutnya. Jadi, tidak terjadi bunga berbunga seperti pada kartu kredit konvensional.
Begitu pula pada perhitungan biaya penarikan tunai. Jika nasabah melakukan pelunasan sebelum jatuh tempo, maka akan dikenakan biaya penarikan saja. Besarnya biaya tambahan akibat tidak melunasi tagihan sebelum jatuh tempo dihitung dari banyaknya uang yang diambil ditambah biaya penarikan. Jadi, tidak ada bunga yang berjalan setelah penarikan tunai.
Biaya-biaya yang timbul akibat kealpaan nasabah kartu kredit syariah tidak sebesar ongkos akibat keterlambatan kartu kredit konvensional. Tapi bukan berarti hal ini bisa membuat nasabah terlena. Jadilah pengguna kartu kredit yang amanah. Selalu membayar utang dengan disiplin. Sehingga tidak merusak kepercayaan bank terhadap Anda.
2. Gunakan untuk tujuan produktif
Berutang tidak selamanya buruk. Jika utang digunakan untuk kegiatan usaha yang menguntungkan, justru akan membawa berkah. Bila merujuk pada perencanaan keuangan syariah berdasarkan sunnah, sepertiga dari pendapatan hendaknya digunakan untuk modal kerja yang bisa menghasilkan pendapatan kembali. Kartu kredit syariah juga bisa digunakan untuk pembelian barang dengan tujuan yang produktif yang menguntungkan.
3. Hindari belanja harian dengan kartu kredit
Penggunaan kartu kredit syariah untuk belanja sehari-hari justru akan mendorong perlaku konsumtif. Kemudian berujung pada pemborosan juga. Maka, biasakanlah mencatat kebutuhan sebelum berbelanja, sehingga Anda hanya membeli barang-barang yang diperlukan.
4. Jangan menunda pembayaran tagihan kecuali dalam kondisi darurat
Kondisi darurat ditentukan secara objektif. Keadaan di mana Anda kehabisan uang dan sedang terdesak. Sehingga terpaksa memakai layanan pinjaman siap pakai dari bank melalui kartu kredit. Beberapa kejadian yang termasuk darurat antara lain terkena pemutusan hubungan kerja, kematian, kecelakaan, kebakaran dan kebanjiran.
Keadaan terdesak tidak bisa ditentukan secara subjektif. Sebab ukuran dan persepsi setiap orang tentang arti kata darurat berbeda-beda. Kondisi darurat yang subjektif misalnya, ketika berulang tahun dan terpaksa harus mentraktir teman sekantor, maka Anda menggunakan kartu kredit.
5. Transaksi pada Merchant Resmi
Bila Anda ingin menggunakan kartu kredit syariah untuk keperluan sehari-hari, maka buatlah batasan sendiri. Misalnya dengan menggunakan kartu kredit syariah Anda hanya pada merchant resmi yang bekerjasama dengan bank.
Perlu diingat, kartu kredit syariah bukan alat untuk mengerem perilaku pemborosan. Ubahlah persepsi tentang kartu kredit sejak dalam pikiran. Anggap kartu kredit syariah sebagai alat pembayaran yang memberi kemudahan dalam bertransaksi bukan berutang.
Yuk cari tahu informasi mengenai berbagai macam manfaat dari kartu kredit, termasuk kartu kredit-kredit syariah disini.
Artikel ini pertama kali diterbitkan oleh :
Halo Money.co.id
|
|
