Dibawah Jokowi Industri Militer Dalam Negeri Harus Kuat
 

http://1.bp.blogspot.com/-O3Nh-jNRXH...tanpa-awak.jpg
JAKARTA - Dibawah pemerintahan Jokowi yang baru beliau perlu memperkuat industri militer dalam negeri dan meminimalisir ketergantungan terhadap pembelian alutsista buatan asing, Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), Gede Pasek Suardika

Pernyataan ini berasal dari Pasek saat memberikan pernyataan sikap PPH di Pulau Dua, Jakarta, (tanggal 23/10/2014) pada hari kamis.

"Selama ini Indonesia bertahan di doktrin pertahanan yang memperkecil potensi musuh dari luar negeri dan memperbanyak negara sahabat," kata Pasek.

Menurut Sekretaris Jenderal PPI ini, doktrin tersebut dinilai baik dan yang menunjukkan Indonesia merupakan bangsa yang cinta damai. Namun pada di sisi lain, doktrin tersebut menjadikan Indonesia dalam memperkuat alat pertahanan.

Gede Pasek Suardika mengatakan, selama ini Indonesia memiliki alutsista dengan kuantitas dan kualitas yang masih sangat jauh dari cukup, bahkan lebih tertinggal dari negara sekecil Singapura.

"Untuk menjamin perdamaian, kita harus siap perang. Selama ini fakta selalu membuktikan ada 2 hal yang melekat pada negara yang berkuasa yaitu ekonomi yang kuat dan militer yang kuat," tegas Gede Pasek Suardika.

Indonesia harus mampu memproduksi semua Alutsista yang diperlukan di dalam negeri. Sehingga kita tidak lagi tergantung kepada negara lain. Dengan ketergantungan terhadap negara lain maka kita akan sangat mudah di embargo seperti yang terjadi dimasa lampau.

Maka oleh karena itu Jokowi harus memiliki peran penting dalam mendukung Industri dalam Negeri ini untuk mandiri dan menciptakan teknologi yang canggih. Sudah benar yang dilakukan SBY selama sepeluh tahun dalam mengembangkan dan mendukung industri militer dalam negeri dan ini harusi dilanjutkan oleh Jokowi.

Dengan industri militer yang kuat maka militer indonesia secara menyeluruh akan bangkit. Indonesia akan kembali dipandang sebagai macan Asia.

Dengan memiliki ekonomi dan militer yang kuat, bukan hanya berdampak ke dalam negeri, tapi juga menguatakn posisi kehadiran Indonesia di kancah dunia.

"Militer yang kuat bukan tercermin dari pembelian besar-besaran alutsista dari luar negeri. Militer yang kuat itu saat negara berhasil memadukan kebijakan industri dalam negeri dengan kebutuhan militer," katanya.