Perang Mata Uang, Pemerintah Harus Selamatkan Rupiah

[sucyresky]

JAKARTA - Lagi-lagi nilai tukar rupiah kalah dengan dolar Amerika Serikat (AS). Jika dibandingkan dengan nilai tukar pada tahun 1970, rupiah sudah terlalu jauh 'pergi'.

Pada 1970 nilai tukar rupiah masih berkisar Rp250-an per USD, sementara pada penutupan Rabu 23 September 2015, rupiah ditutup di level Rp14.650 per USD.

Pengamat ekonomi politik dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Kusfiardi berpendapat, pemerintah harus segera sadar dengan fenomena perang mata uang antarnegara. Dia meminta pemerintah lebih rasional dalam melihat pelemahan nilai tukar.

"Berhentilah bilang kalau ini semata-mata gejolak eksternal, pemerintah harus aware kalau sekarang ini ada namanya war curency," kata dia kepada Okezone.

Dia menjelaskan, yang menjadi korban perang mata uang ini adalah negara dunia ketiga. Pasalnya hanya negara dunia ketigalah yang membuka diri terhadap masuknya 'hot money'.

"Jangan beretorika kosong seolah-olah rupiah enggak apa-apa," imbuhnya.

Terlebih, hasil rapat antara anggota legislatif dan pemerintah yang mematok rupiah pada level Rp13.900 memancing spekulan untuk mencoba seberapa jauh rupiah bisa dilemahkan.

Untuk itu, dia menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus segera memanggil menteri terkait guna membahas masalah rupiah.

"Presiden harus segera menunjukkan leadershipnya, mengajak bicara Menteri Keuangan untuk melakukan koordinasi fiskal, moneter dalam rangka perbaikin stabilitas nilai tukar," imbuhnya.

SUMBER : Okezone.com