Kartu Subsidi Listrik Dinilai Sulit Dikendalikan

[sucyresky]

YOGYAKARTA - Rencana pemerintah yang akan mengubah subsidi listrik untuk daya 450 volt ampere (va) dan 900 va dengan pemberian kartu menuai kritik.

"Subsidi listrik dialihkan dengan kartu, kartu-kartu itu kendalinya susah. Saat di Banggar (Badan Anggaran), saya tegas meminta supaya penggunaan kartu ini dievaluasi," kata Anggota Komisi I DPR Sukamta saat menjaring aspirasi masyarakat di Yogyakarta, Sabtu (10/7/2015).

Politisi PKS DIY itu melihat masih banyak masalah dalam pemberian kartu. Begitu juga dengan kartu- kartu yang sudah diberikan pemerintah, dinilai belum optimal.

"Kartu-kartu kita sudah banyak, pendidikan kartu, kesehatan kartu, jaminan sosial juga kartu, mana efisiennya," jelasnya dengan nada tanya.

Sukamta curiga pemberian kartu bisa menjadi senjata untuk menarik massa agar mudah dikendalikan. Sebab, pemberian kartu ke masyarakat belum merata seperti harapan, berkeadilan sosial seperti dalam sila ke lima Pancasila.

"Kalau tidak dikendalikan, ini bisa jadi konstituen, siapa yang jadi konstituen dikasih kartu, kalau tidak ya tidak diberi," katanya.

Jika hal itu terjadi, kata dia, bisa menimbulkan kecemburuan di masyarakat. Imbasnya, ketidakpercayaan dan kerusuhan sosial bisa terjadi akibat kebijakan pemerintah.

"Itu bisa timbulkan kerusuhan sosial di masyarakat," sebutnya.

Untuk itu, Sukamta berharap pemerintah tetap pada alurnya untuk memberikan subsidi bagi pengguna listrik dengan daya 450 va dan 900 va.

"Ya seperti sekarang saja, jangan mencabut subsidi listrik untuk orang miskin," jelasnya.

Selain mencabut subsidi listrik, pemerintah juga berencana menaikan biaya beban sebanyak 5 persen dalam kurun waktu lima bulan sekali. "Itu juga memberatkan," sebutnya.

SUMBER : Okezone.com