forumku.com logo Forumku Borobudur Budaya Indonesia
forumku  

Go Back   forumku > >
Register Register
Notices

Indonesia Bangga! Main Forum Description

Post New Thread  Reply
 
Thread Tools Search this Thread Display Modes
Old 1st December 2014, 04:15 PM   #1
Sek Des
 
Join Date: 3 Nov 2014
Userid: 2785
Posts: 234
Likes: 0
Liked 2 Times in 2 Posts
Default Ahli Finishing Kapal Tak Tergantikan


SAAT meninggalkan Lapas Kelas I Surabaya (Porong), tempatnya dipenjara, Djujuk Kurniawan berjanji tak akan kembali lagi ke bui. Bahkan, saat bebas dua bulan lalu, pria kelahiran Surabaya itu juga menjalankan pesan teman untuk tidak menengok ke belakang saat berjalan. Tujuannya, dia tidak masuk lagi ke balik jeruji besi yang dihuni ribuan napi tersebut.

Usaha Djujuk berhasil. Untuk sesaat, dia tidak kembali ke lapas. Pria yang tinggal di kawasan Surabaya Selatan tersebut bahkan memilih bekerja menjauhi ”rumah” pelaku tindak pidana itu. Bujangan kelahiran 1976 tersebut mencari penghasilan di kawasan Perak sebagai tukang cat. Tapi, tidak lebih dari tiga pekan bekerja, Djujuk masuk lagi ke lapas.

Dia kembali ke penjara bukan karena terjerat perkara narkoba seperti dulu. Djujuk sampai kini sering keluar masuk bui karena tuntutan kerja. Dia dipercaya untuk membantu para napi membuat kapal. Seperti rutinitas yang dijalani saat dia dipenjara.

”Sebenarnya saya trauma masuk penjara lagi. Berhubung ini bekerja, yatidak masalah. Saya jalani,” ujarnya berterus terang. Di kalangan napi pembuat kapal, Djujuk memang istimewa. Dia memiliki keahlian tersendiri. Soal urusan finishing kapal, dia yang menguasai. Tak heran, jika kapal akan jadi, Djujuk menjadi sosok penting yang sering ditanya para napi tentang tahap penyelesaian kapal.

Seperti saat ditemui Jawa Pos Jumat lalu (28/11), Djujuk juga tengah melakukan finishing kapal. Dengan telaten, dia mengecat bagian kapal. Sebuah alat cat sistem semprot dia pegang erat dengan tangan kanan. Rekannya, seorang napi, mendampinginya sambil membawa kaleng cat.

Bila cat di wadah semprot habis, Djujuk membuka tutupnya dengan cekatan. Dengan cepat pula rekannya menuang cat ke wadah. Saat wadah penuh, tangan Djujuk kembali ”menari-nari” di atas kayu yang dicat. Maju, mundur, ke kanan, dan ke kiri. Dia selalu memastikan bahwa cat yang disemprotkan menutup bagian kayu secara merata. Halus dan mengkilap.

Setelah kayu dicat, Djujuk senantiasa mengamati hasil pengecatan dengan saksama. Dari jarak dekat maupun jauh. ”Kalau cat tidak merata, hasilnya tidak bagus,” ujar dia. Bau cat yang menyengat tidak membuat Djujuk surut. Dia jarang menggunakan masker. Tangannya pun tidak dilindungi sarung. Hanya sweter berlengan panjang dan celana olahraga panjang yang dia gunakan saat bekerja. Tujuannya, meminimalkan percikan cat ke tubuhnya. Selain itu, kakinya hanya dialasi sandal jepit.

Keterlibatan Djujuk pada pembuatan kapal di lapas Porong bukan kali ini saja. Dia merupakan tim angkatan pertama para napi yang membuat kapal di penjara pada 2011. Kala itu lapas bikin gebrakan dengan membuat speedboat. Djujuk punya andil dalam pembuatan kapal bernama Lopa I itu. Kini bukan hanya satu kapal yang di-finishing. Sudah ada lima unit. Bahkan akan bertambah menjadi delapan unit. Itu pun, masih ada tiga lagi pesanan kapal.

Djujuk masih ingat saat perekrutan tim pembuatan kapal perdana tiga tahun lalu. Kala itu dia mendengar, dalam ”proyek” tersebut dibutuhkan seorang ahli mendempul dan mengecat. Merasa memiliki pengalaman di bidang itu, Djujuk memberanikan diri untuk terlibat dalam pembuatan kapal.

Ternyata bukan hanya dia yang ingin bekerja di bidang tersebut. Dua napi lain juga mengajukan diri. Mereka akhirnya dites. Diminta melakukan tahap finishing dengan mendempul dan mengecat. Ketiga napi memang bisa melakukannya. Tapi, menurut tim penilai yang salah seorang anggotanya dari Universitas Muhammadiyah Surabaya, Djujuk memiliki keahlian lebih. Karena itu, akhirnya dia yang terpilih.

”Jadi, mulai tahap pertama hingga pembuatan kapal yang sekarang, saya ikut semua,” lanjut Djujuk. Bahkan, menurut dia, sekarang dia tidak hanya bisa melakukan finishing. Semua tahap dalam pembuatan kapal dia ketahui.

Proses membuat cetakan hingga pengecoran pun sering dia ikuti. Karena itu, Djujuk sudah paham cara menghindari rasa panas dan gatal di tangan saat bersentuhan dengan bahan pembuatan kapal. Misalnya campuran resin dan katalis. Caranya, dia mencelupkan tangan dalam bedak tabur terlebih dulu sebelum bekerja.

Lebih dari tiga tahun berkutat dengan pekerjaan pembuatan kapal menjadikan kemampuan Djujuk makin berkembang. Keahliannya di bidang finishing pun kian meningkat. Namun, Djujuk bukan napi yang pelit ilmu. Dia juga membagikan kepintarannya dalam finishing kepada teman-temannya.

Tak jarang, dia bekerja sama mencari lubang atau celah untuk didempul. Bersama pula mereka menyambung atau menutup bagian yang berlubang. Memang pada akhirnya Djujuk juga yang bertanggung jawab penuh terhadap proses tersebut. Dia masih kerap memperbaiki dempul yang dioleskan teman.

Bukan hanya Djujuk yang masih ikut andil dalam pembuatan kapal. Syaiful A., rekan Djujuk, melakukan hal yang sama. Mantan napi kasus narkoba itu juga sering datang untuk membantu di lapas. Berbeda dengan Djujuk, pria yang divonis dengan hukuman penjara lebih dari empat tahun itu membantu pembuatan model awal (moulding) kapal.

Tapi, Syaiful saat ini kurang aktif ke penjara untuk mengerjakan kapal. Dia sedang sakit dan akan dioperasi. ”Hidungnya sering mimisan. Katanya, bulan ini akan menjalani perawatan,” imbuh Eko Budi Mustafa, staf lapas.

Jadilah Djujuk satu-satunya yang merupakan mantan napi yang masih bekerja di bui dengan berbagai liku-liku yang dijalani. Untuk sampai ke lapas, Djujuk harus naik kendaraan umum. Dengan membayar Rp 10 ribu, dia bisa turun di Jalan Raya Porong.

Masuk ke lapas, Djujuk sebenarnya butuh kendaraan lagi. Tapi, dia tidak bingung karena Eko sering memberikan tumpangan. Kebetulan, buah hati Eko bersekolah di dekat jalur Porong. Jadi, setelah mengantar anak ke sekolah, dia kembali dengan Djujuk di boncengan.

”Sebenarnya saya diminta kos di daerah sini supaya dekat. Tapi, saya tidak mau,” imbuh pria yang dijatuhi pidana penjara lima tahun satu bulan itu. Bagi Djujuk, lebih baik dekat dengan keluarga. Dia tidak berkeberatan harus berangkat pukul 06.00 dan pulang petang.

Meski sudah tidak memiliki orang tua, dia punya keluarga yang dekat dengannya. Antara lain, kakak, adik, dan keponakan yang selalu dia rindukan saat masih dipenjara. Djujuk tidak ingin merasakan penyesalan mendalam lagi.

Setidaknya sudah dua kali rasa yang menyesakkan dada itu dia alami. Pertama, saat bapaknya meninggal pada 2011. Kala itu Djujuk baru beberapa bulan di bui. Kabar kepergian orang tuanya membuat dia sangat terpukul. Lebih menyedihkan lagi, dia tidak dapat menyaksikan bapaknya untuk kali terakhir.

Setahun kemudian, Djujuk juga harus menerima kenyataan bahwa adik bungsunya juga tiada. ”Kejadian itu yang membuat saya trauma di penjara,” katanya dengan nada pelan. Djujuk tidak ingin jauh dari keluarga lagi. Karena itu, dia juga telah bertekad untuk tidak berhubungan dengan obat-obatan terlarang lagi.

Bagi dia, bisa diterima masyarakat dan bekerja lagi merupakan sebuah kebahagiaan. Apalagi, bekerja membuat kapal membawa pengalaman tak ternilai bagi dia. Bukan hanya untuk memenuhi pesanan para pembeli, Djujuk dan Syaiful juga pernah terlibat dalam pembuatan boat Nyai Yasin dalam kontes kapal cepat tak berawak (roboboat) pada 2013.

Mereka menjadi tim di balik layar pembuatan kapal yang digawangi mahasiswa Teknik Perkapalan Universitas Muhammadiyah Surabaya tersebut. Tak sia-sia, kontribusi mereka mengantarkan Nyai Yasin sebagai finalis dalam lomba tingkat nasional itu. ”Keduanya saya jadikan instruktur dadakan pada saat itu,” ucap Ali Yusa, dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya yang memberikan pelatihan dan sertifikasi pembuatan kapal kepada narapidana.

Kalapas Kelas I Surabaya Prasetyo mengaku bangga dengan keberhasilan Djujuk dan Syaiful serta napi lain yang memiliki semangat untuk bekerja. ”Konsep pemasyarakatan memang bertujuan seperti itu,” katanya. Dia juga berpesan kepada Djujuk untuk tidak memenuhi permintaan penghuni jika dititipi barang haram dari luar. Djujuk sendiri paham dan sepakat untuk mematuhinya. Dia benar-benar trauma kembali ke penjara dengan status narapidana.

sumber: http://www.jawapos.com/baca/artikel/...embuatan-Kapal
agusjember is offline   Reply With Quote
Sponsored Links
Post New Thread  Reply

Bookmarks



Similar Threads
Thread Thread Starter Forum Replies Last Post
tenaga teknisi ahli parabola & ahli kamera cctv,antena tv ciputat freeinstalasi Alat Rumah Tangga 0 28th November 2014 08:41 AM
tenaga teknisi ahli parabola & ahli kamera cctv,antena tv serang freeinstalasi Electronics 0 25th November 2014 08:25 PM
Total Pesanan Kapal Cepat Rudal TNI AL Sebanyak 14 Kapal andi.teguh Forum Militer dan Pertahanan | Defence and Military 2 23rd June 2013 12:39 AM
Kapal KRI Klewang 625 Kapal Siluman Pertama di Dunia andi.teguh Forum Militer dan Pertahanan | Defence and Military 5 12th February 2013 07:39 AM
Bung Karno, Sosok Tak Tergantikan di Indonesia andi.teguh Indonesia Bangga! 2 12th December 2012 07:45 AM


Currently Active Users Viewing This Thread: 1 (0 members and 1 guests)
 
Thread Tools Search this Thread
Search this Thread:

Advanced Search
Display Modes

Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off

Forum Jump


All times are GMT +7. The time now is 12:03 PM.


forumku.com is supported by and in collaboration with

forumku.com kerja sama promosi kiossticker.com 5 December 2012 - 4 Maret 2013 Web Hosting Indonesia forumku.com kerja sama promosi my-adliya.com forumku.com kerja sama promosi situsku.com

Promosi Forumku :

CakeDefi Learn to Earn

Positive Collaboration :

positive collaboration: yukitabaca.com positive collaboration: smartstore.com positive collaboration: lc-graziani.net positive collaboration: Info Blog

Media Partners and Coverages :

media partner and coverage: kompasiana.com media partner and coverage: wikipedia.org media partner and coverage: youtube.com

forumku.com
A Positive Indonesia(n) Community
Merajut Potensi untuk Satu Indonesia
Synergizing Potentials for Nation Building

Powered by vBulletin® Version 3.8.7
Copyright ©2000 - 2024, vBulletin Solutions, Inc.
Search Engine Optimisation provided by DragonByte SEO v2.0.37 (Lite) - vBulletin Mods & Addons Copyright © 2024 DragonByte Technologies Ltd.
Google Find us on Google+

server and hosting funded by:
forumku.com kerja sama webhosting dan server
no new posts