Frans, Sang Penyembuh Jantung Tanpa Operasi

[agusjember]

JAKARTA – Berbagai prestasi dan penghargaan telah diraih, berkat metode yang dikembangkan dokter spesialis jantung, Frans Santosa. Bahkan namanya, disejajarkan dengan SBY, yang meraih Nobel Ekonomi, dari Komunitas Nobel Indonesia (KNI).
Riuh tepuk tangan dan rasa kagum tamu undangan, sentak menggelora saat seorang dokter ahli terapi jantung menaiki mimbar seraya berpidato terkait prestasinya di bidang kedokteran.



Tamu undangan yang sejak pagi mengisi dan memenuhi tempat duduk yang tersedia, seolah penasaran dengan jurus andalan sang Profesor dalam menyembuhkan penyakit jantung kronis.
Tak heran, sejumlah mediapun bertanya-tanya terkait keahliannya tersebut, usai pelantikannya, menjadi guru besar Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Jakarta, Di Gedung Dr. Ciptomangunkusumo UPN Jakarta Selatan, kamis (6/11).
Tak ketinggalan keriuhan dan kekaguman sejumlah tamu penting dan mantan pejabat negeri ini, yang turut hadir dalam acara pelantikan tersebut.
Frans Santosa namanya, Pria kelahiran Surabaya ini, berhasil menemukan terapi Penyakit Jantung koroner tanpa harus melalui operasi, atas keberhasilannya itu, pria yang juga pengajar di beberapa Universitas ternama Indonesia, sempat menyabet Nobel kesehatan yang dianugerahi oleh Komunitas Nobel Indonesia (KNI). "operasi pemasangan kateter, ring, atau operasi by pass, hanyalah jalan terakhir, bila kondisi sudah sangat akut."
Profesor yang dijuluki pakar ilmu Angiologi ini, mengungkapkan berkat ketekunan dan kesungguhannya dalam melakukan berbagai kajian dan penelitian dalam bidang kedokteran Vascular, akhirnya, dia menemukan cara untuk menyembuhkan penyakit jantung koroner tanpa harus dioperasi.
"Terkadang orang yang terkena penyakit jantung sangat khawatir, sampai mau di operasi," ujarnya. Padahal, sepanjang penyakit jantung yang diderita masih stadium yang belum akut atau status stabil, maka cukup dilakukan terapi konservatif dengan obat-obatan yang direkomendasikan dokter, seperti yang dilakukan dokter Frans.
Dengan terapi ini, kata dia, pasien yang di vonis harus operasi, bisa sembuh, terapi yang dimaksud adalah pemberian obat atau infus, untuk memperlancar pembuluh darah. Pemberian infus itu sendiri, direkomendasi minimal 20 kali, tergantung kondisi pasien. Bisa juga sampai 40 kali.
Penyakit jantung yang diakibatkan oleh adanya bekuan darah (bekuan trombosit), sehingga lambat laun akan menimbulkan plak yang dapat merobek dan menyumbat pembuluh darah. Sambung Dokter lulusan universitas Jerman itu.
Apa yang harus dilakukan penderita penyakit jantung koroner stabil sebenarnya? Tidak sesulit yang kita sangaka, menjaga agar tidak terjadi luka atau robek pada pembuluh darah, yang mengakibatkan trombosit menggumpal dan menutupi pembuluh darah. Rumusnya, 035 (140-150), 530.
Hentikan merokok, 30 menit olah raga, 5 kali konsumsi buah dan sayuran, 140 mmHg tekanan darah sistolis (usia < 60 tahun), dan 150 mmHg (usia >60 tahun), 5 mmol kadar kolesterol total, 3 mmol kadar kolesterol jahat (LDL), dan bila Penyakit Jantung Koroner (PJK), 2 mmol dan jangan kelebihan berat badan. Jelas dokter yang biasa disapa Frans.
Menurutnya, ini adalah cara preventif, guna menghindari penyakit jantung. Adapun orang telah merasakan gejala-gejala penyakit jantung stabil, seperti sakit pada dada yang datang mendadak, cepat-cepatlah periksa, guna dilakukan usaha pencegahan.
Meskipun, penyakit ini umumnya menyerang orang yang relatif sudah tua, Masyarakat harus tetap mewaspadai penyebab penyakit ini, terkadang masyarakat tidak peduli dengan gaya hidup yang tidak sehat, seperti kurang istirahat, merokok, pola makan tidak sehat, jarang olah raga, Padahal, kebiasaan tersebut, dapat memicu serangan penyakit jantung.
"Menurut beberap lembaga survey, termasuk WHO, kematian akibat serangan jantung mendadak masih menjadi pembunuh manusia nomor satu, di negara maju dan berkembang," katanya.
Selain pernah mendapatkan hadiah Nobel Kedokteran bersama Presiden RI 6, Soesilo Bambang Yudhoyono, bidang ekonomi. Ternyata, Frans juga adalah pengarang buku berjudul, Theraphy of Coronary Heart Disiase- Current Standpoint, terbitan Unimed Verlag AG, Bremen, Jerman.
Buku tersebut, menjadi salah satu buku referensi wajib para dokter yang hendak mengambil spesialisasi jantung diberbagai negara Eropa, Khususnya Jerman. "Diindonesia dibagikan secara cuma-cuma bagi mahasiswa kedokteran," tukasnya.
Tak heran, jika prestasi yang diraihnya, mendatangkan kemakmuran secara ekonomi, juga koneksi yang luar biasa luas dengan masyarakat indonesia, dari kalangan biasa hingga para pejabat teras negara.
"Banyak pejabat negara yang berobat ke klinik saya, TNI, Polisi, Jendral, Menteri, bahkan wakil presiden saat ini," ungkapnya.
Terakhir, Dia menghimbau kepada penderita penyakit jantung stabil, agar jangan mengambil keputusan terburu-buru melalui operasi menggunakan Balon (kateter), atau ring (stent), dan operasi by pass, Bisa berakibat secara medis dan psikologis, bahkan, pecahnya saluran darah yang menyebabkan kematian.
"Masih ada cara lain tanpa operasi, terapi Konservatif, terapi yang menggunakan obat dan infus untuk memperlancar peredaran darah," pungkasnya.
- See more at: http://www.indopos.co.id/2014/11/fra....DMJl1K1l.dpuf

sumber: http://www.indopos.co.id/2014/11/fra...a-operasi.html

Orang yang satu ini benar-benar bikin kagum!