Ancam Boikot Produk CPO Biodiesel Uni Eropa

[sandabi]

MEDAN - Buntut tuduhan Uni Eropa dan penolakan CPO (Crude Palm Oil) Indonesia, termasuk Sumut, biodiesel akibat dugaan adanya subsidi ilegal, Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) mengancam akan ikut memboikot produk negara tersebut ke Indonesia. Sekjen Apkasindo, Asmar Arsjad, menegaskan tuduhan yang dilayangkan Uni Eropa terhadap produksi CPO dalam negeri sangat tidak adil dan tidak beralasan.

"Mereka menuduh produksi CPO dalam negeri terkena subsidi biodiesel dan macam-macam padahal ini tidak benar. Saya tegaskan nggak ada subsidi pemerintah, mereka itu mengada-ada dan ini menyengsarakan rakyat," ujarnya, Selasa (23/4/2013). Ia mengajak Kementerian Perdagangan untuk melakukan perlawanan terhadap kampanye negatif Uni Eropa atas CPO Indonesia. Ia pun mengancam jika hal ini tidak ditindaklanjuti oleh pemerintah, pihaknya akan berunjuk rasa secara besar-besaran di seluruh Indonesia.

"Kalau harga biodiesel kita rendah, itu karena industri bisa memproduksi secara efisien dengan tingkat produktivitas tinggi. Bukan karena subsidi pemerintah," jelasnya.

Diketahui, Uni Eropa rencananya memberlakukan bea masuk untuk biodiesel dari Indonesia dan Argentina jika terbukti kedua negara ini mendapat untung dari subsidi ilegal. Uni Eropa akan mendaftarkan lebih banyak impor biodiesel dari Argentina dan Indonesia mulai pertengahan April 2013. Argentina dan Indonesia memang memiliki kuota 90 persen impor biodiesel bagi Uni Eropa.

Uni Eropa juga sudah mendaftarkan biodiesel dari beberapa perusahaan di Indonesia sebagai bagian dari kasus terpisah mengenai dugaan dumping harga. Pengekspor biodiesel kedua negara juga disinyalir sengaja menjual produk dengan harga lebih rendah di luar negeri atau dari harga produksi.

Pemboikotan ini tampaknya kontraproduktif dengan rencana peningkatan penggunaan biodiesel Indonesia sebesar 64 persen tahun ini atau menjadi 1,1 juta kiloliter. "Tahun lalu pemakaian biodiesel hanya 669.000 kiloliter. Kenaikan penggunaan biodiesel pada 2013 menjadi 1,1 juta kiloliter akan sangat menguntungkan Indonesia," kata Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Derom Bangun. Ia optimistis kondisi Eropa akan semakin membaik dan meningkatkan penggunaan CPO untuk biodiesel, menyusul diakuinya sertifikat RSPO dan ISSC.

"Dengan kenaikan penyerapan CPO untuk biodiesel, diharapkan harga CPO naik terus setelah agak tertekan akibat krisis ekonomi global, termasuk kampanye negatif kelapa sawit khususnya di Eropa," jelasnya.

Apalagi kenaikan penyerapan CPO untuk biodiesel sudah mendongkrak kembali industri biodiesel di dalam negeri yang hingga tahun lalu masih tetap rendah atau di bawah 30 persen dari kapasitas. Ia khawatir penurunan produksi yang terjadi beberapa tahun lalu dan semakin melemah pada 2011 akan terjadi lagi. Apalagi alasannya sama, penurunan produksi karena ekspor biodiesel menurun terus akibat penolakan Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

"Kedua negara itu menolak masuknya biodiesel Indonesia dengan alasan antara lain biodiesel dengan bahan baku bahan bakar itu yakni minyak sawit dapat merusak lingkungan. Kedua negara itu juga menuding biodiesel Indonesia mendapat subsidi, sehingga bisa dijual lebih murah dari jenis bahan bakar lain. Itu mengganggu pemasaran bahan bakar dari jenis minyak nabati lain," katanya.

Padahal pada tahun 2007 hingga 2008, ekspor biodiesel Indonesia sempat mencapai satu jutaan ton per tahun. (ers)

[admin]

Mudah-mudahan negara Indonesia cepat besar, agar tidak dianggap sebelah mata. amin