Upaya Rizal Ramli Hidupkan Kereta di Pelabuhan Tanjung Priok

[sucyresky]

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat naik pitam saat mengetahui proses lamanya waktu bongkar muat (dwelling time) di Pelabuhan Tanjung Priok masih mencapai 5,5 hari. Buntut dari marahnya Jokowi, semua menteri dan direktur terkait bekerja keras memangkas dwelling time.

Masih soal pemangkasan dwelling time, kali ini Menteri Koordinator Bidang Kemaitiman Rizal Ramli turun tangan. Pada Kamis 10 September 2015, Rizal Ramli membongkar beton yang menghalangi jalur atau rel kereta di Pelabuhan Tanjung Priok.

Rizal menuturkan, rel tersebut seharusnya bisa digunakan untuk kereta api barang yang akan masuk ke dalam pelabuhan. Jika beton yang menghalangi di bongkar, kata Rizal, bisa mengurangi kemcetan dan dwelling time di Tanjung Priok.

Menteri dengan jurus 'Rajawali Ngepret' ini pun mempertanyakan Pelindo II yang tidak becus menata Tanjung Priok. Lagi-lagi Rizal melontarkan komentar pedas.

Dia bilang, jangan sampai muncul permainan oleh segelintir pihak demi memanfaatkan lapak atau tempat bersandar kapal di pelabuhan Tanjung Priok.

"Jangan sampai ada raja-raja kecil dalam bentuk raja-raja lapak ini," ujarnya.

Saat melakukan pembongkaran, Rizal ditemani KPU Bea Cukai Tanjung Priok, Dirut PT KAI, dan Dirjen Perkeretaapian Kemenhub.

Dalam aksi tersebut, ternyata si 'Rajawali Ngepret' sengaja tidak mengundang pihak Pelindo II.

Deputi II Bidang Koordinasi Sumberdaya Alam dan Jasa Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman Agung Kuswandono mengatakan, jika diundang Pelindo II pasti melakukan penolakan.

"Makanya kita enggak undang Pelindo karena pasti akan ada penolakan. Nyatanya rel kereta ditutupi semua," tambah Agung.

Guna mempercepat realisasi kereta pelabuhan, Rizal meminta PT KAI untuk segera membenahi jalur atau rel kereta api di Pelabuhan Tanjung Priok dalam jangka waktu dua bulan. Menurut Rizal, di pelabuhan Surabaya, rel kereta api berfungsi sebagaimana mestinya untuk mengangkut barang.

Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro langsung menanggapi permintaan Rizal. Dia berharap pada awal Oktober sudah dapat mulai bekerja untuk membongkar beton-beton yang selama ini menghalangi rel kereta di pelabuhan Tanjung Priok.

Namun sebelumnya, dia berharap pembebasan lahan dengan bernegosiasi dengan warga sekitar, bisa rampung pada akhir September ini.

Dengan demikian, dia menargetkan, paling lambat Februari atau Maret, rel kereta di pelabuhan Tanjung Priok dapat dioperasikan sebagaimana mestinya.

"Jangan awal-awal (tahun) banget deh. Ya Februari atau Maret kita berharap. Tapi kalau tanahnya belum ya enggak bisa dong," sebutnya.

SUMBER : Okezone.com