|
Register |
Notices |
Business and Economy! Main Forum Description |
|
Thread Tools | Search this Thread | Display Modes |
14th September 2017, 08:47 PM | #1 |
KaDes Forumku
Join Date: 2 Jul 2017
Userid: 6337
Posts: 657
Likes: 0
Liked 3 Times in 3 Posts
|
Lebih Banyak Untung, Peternak Pilih Jual Sapi Betina Produktif
Sapi Kurban. (Foto: Antara/Destyan Sujarwoko) Peredaran daging kerbau impor asal India membuat para peternak sapi lokal resah. Alasannya, harga sapi hidup dalam kurun waktu 2 tahun terakhir tidak mengalami kenaikan. Harga bobot sapi hidup di peternak saat ini berada di kisaran Rp 40.000-42.000/kg. Begitu juga dengan harga karkas (daging plus tulang) di rumah pemotongan hewan (RPH) yang tetap Rp 47.000/kg. Sedangkan di pasaran, harga daging sapi bertahan Rp 120.000/kg. Normalnya, harga daging sapi naik rata-rata 5-10% per tahun. Sekretaris Jenderal Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Rochadi Tawaf mengatakan, dampak lain dari peredaran daging kerbau impor adalah minimnya kegiatan pemotongan hewan di RPH. "Dengan kehadiran daging India ini dibuat tetap dan tidak beranjak di harga itu jadi terjadi kekurangan kegiatan pemotongan di rumah pemotongan," kata dia kepada kumparan (kumparan.com), Kamis (14/9). Sapi kurban dari Mentan. (Foto: Kelik Wahyu/kumparan) Secara hitung-hitungan, pedagang daging eceran saat ini lebih memilih untuk menjual daging kerbau impor ketimbang daging sapi lokal karena dinilai menguntungkan. Misalnya, harga beli daging kerbau impor dari Perum Bulog hanya Rp 65.000/kg. Setelah itu, mereka wajib menjualnya ke konsumen dengan harga maksimal Rp 80.000/kg. Yang menjadi masalah adalah banyak pedagang yang mengubah daging kerbau beku impor menjadi seperti daging segar dengan cara dithawing atau dicairkan. Daging kerbau impor hasil thawing ini kemudian dilepas ke pasaran dengan harga jual Rp 100.000/kg. Keuntungan pedagang makin membesar. Karena minim peminat, peternak sekarang lebih memilih menjual sapi betina produktif ketimbang sapi jantan. Pertimbangannya, sapi betina produktif memiliki jeroan lebih banyak sehingga menguntungkan bagi para peternak. "Keuntungan yang didapat dari jeroan besar. Sapi betina itu lebih banyak jeroan daripada jantan," sebutnya. Bila kegiatan pemotongan sapi betina produktif masih terus dilakukan maka sangat membahayakan bagi kelangsungan stok sapi hidup di Indonesia. "Yang saya khawatirkan justru terjadi pemotongan betina produktif, sumber bibit ini harusnya dijaga. Di NTT 90% sapi betina terpotong kan mengerikan," jelasnya. https://kumparan.com/wiji-nurhayat/l...tina-produktif |
|
Sponsored Links |
Bookmarks |
Similar Threads | ||||
Thread | Thread Starter | Forum | Replies | Last Post |
Menata Ruang Kantor Untuk Lebih Produktif | rank123 | Forumku Designs | 8 | 14th September 2020 03:28 PM |
Untung Jutaan Rupiah Dari Mengelola Kotoran Sapi Jadi Bahan Bakar Pengganti Elpiji | nonasakamoto | Business and Economy! | 0 | 28th February 2015 07:25 AM |
Kerja Lebih dari 50 Jam Seminggu, Karyawan Jadi Tidak Produktif | nonasakamoto | Business and Economy! | 0 | 29th January 2015 10:32 AM |
BlackBerry Membuat Pengguna Lebih Produktif | kloningan.gue | Forumku the Lounge | 1 | 11th October 2014 03:32 PM |
Peternak di Bangkalan Mulai Minati Sapi "Madrasin" | Heka.Ardianto | Jawa Timur | 0 | 2nd March 2014 07:23 AM |
Currently Active Users Viewing This Thread: 1 (0 members and 1 guests) | |
Thread Tools | Search this Thread |
Display Modes | |
|
|