Subsidi Listrik Dicabut, Inflasi Naik dan Kemiskinan Bertambah

[sucyresky]

YOGYAKARTA - Angka kemiskinan diprediksi bakal melonjak jika rencana pemerintah untuk menghilangkan subsidi listrik bagi pengguna 450 volt ampere (va) dan 900 va dilakukan. Sebab, lebih dari 90 persen pengguna listrik kapasitas kecil itu dari kalangan tidak mampu.

"Kalau subsidi listrik dihilangkan, ikutannya industri rumah tangga - rumah tangga. Banyak industri rumah tangga memanfaatkan energi listrik," kata Anggota Komisi I DPR Sukamta, Sabtu (10/7/2015).

Jika terjadi pembekakan dalam industri rumah tangga, bisa dipastika akan terjadi inflasi kebutuhan pokok. Imbasnya, daya beli menurun karena harga merangkak naik.

"Itu sudah pasti terjadi, kemiskinan bertambah. Kitatak ingin itu terjadi," ujarnya.

Sukamta menjelaskan saat ini Bahan Bakar Minyak sudah tidak lagi disubsidi. Namun, hanya BBM jenis solar yang masih disubsidi.

"Itu (solar) pun cuma Rp1.000. Apa yang terjadi saat ini, kebutuhan pokok naik karena inflasi tadi," jelasnya.

Sukamta mengakui, pemerintah berdalih subsidi listrik dialihkan dengan pemberian kartu buat rakyat miskin. Hanya saja, rencana itu perlu dievaluasi ulang, terlebih dengan adanya kartu-kartu yang sudah ada saat ini.

Pemerintah berencana mengalihkan subsidi listrik dengan memberi kartu bagi keluarga miskin. Harapan dengan kartu tersebut, subsidi listrik bagi pengguna daya 450 dan 900 va tepat sasaran.

Jika ada masyarakat yang dinilai mapan secara finansial tapi menggunakan daya 450 maupun 900 va, maka kartu subsidi listrik tidak diberikan. Imbas dari penghilangan subsidi ini adalah kenaikan biaya beban sebesar 5 persen setiap lima bulan sekali.

SUMBER : Okezone.com