Ekonomi RI Dihadang Angin Besar

[sucyresky]

JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengakui, kebijakan-kebijakan tim ekonomi pemerintahan Jokowi-JK belum menghasilkan sesuatu yang maksimal untuk menyelesaikan masalah yang ada. Sebut saja, pemerintah belum dapat mengatasi pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Amerika Serikat (AS) dan tingginya defisit neraca transaksi berjalan.

Kendati demikian, pemerintah kata Sofyan sudah melakukan banyak hal untuk memperbaiki fundamental makro ekonomi Indonesia. Terlebih lagi, masalah yang dihadapi dari faktor eksternal.

"Sejauh ini oke, walaupun kondisinya ya kalau orang mengatakan, kali ini ibaratnya kalau pesawat terbang itu anginnya dari depan. Jadi kita pesawat terbang ini menghadapi angin haluan yang keras sekali," papar Sofyan di kantornya, Jakarta, Sabtu (4/4/2015).

Sofyan menambahkan, sebelumnya ujian ekonomi Indonesia berasal dari angin dari belakang. Hal ini dikarenakan dolar AS begitu mudah dicari dan masuk ke Indonesia akibat kebijakan negeri Paman Sam tersebut yang menerapkan Quantivate Easing (QE). Selain itu, harga komoditi Indonesia seperti kelapa sawit, karet, kopi, kakao, batu bara sedang tinggi-tingginya.

"Kemudian akibatnya, dulu uangnya kita mudah sekali, dampaknya kita kurang memperhatikan nasib dari manufaktur kita. Sekarang pemerintah ibarat pesawat tadi badainya didepan, dari luar, karena kondisi ekonomi Tiongkok yang pertumbuhannya rendah, Eropa lagi kesulitan, kemudian AS bagus ekonominya, akibatnya dolarnya menguat, ini yang kita hadapi," paparnya.

"Mudah-mudahan Insya Allah, angin depan ini makin melemah dan dorongan mesin ekonomi kita makin membaik," tukasnya.

SUMBER : Okezone.com