Wakil Camat
Join Date: 31 Oct 2014
Userid: 2758
Location: SmovieX.com | Tempat nonton dan download Film | Sering-sering berkunjung yah!
Posts: 3,641
Likes: 41
Liked 5 Times in 5 Posts
|
Mad Monday, Kala Rupiah Jeblok di Rp14 Ribu & IHSG Terjun Bebas (1)
Quote:
JAKARTA - Kondisi perekonomian Indonesia selama sepekan terakhir mulai tanggal 24 Agustus hingga 28 Agustus 2015 bergerak fluktuatif. Hal ini tercermin dalam pasar keuangan Indonesia seperti pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika (AS) serta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Selama sepekan ini pun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) cukup 'gerah' menghadapi situasi perekonomian ini, terlebih lagi adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat gejolak ekonomi global.
Hal ini diperparah dengan masih minimnya penyerapan anggaran, padahal Jokowi sudah mewanti-wanti agar penyerapan anggaran dapat diserap dengan baik agar mendorong pertumbuhan ekonomi.
Saking 'gerahnya' Jokowi dengan perekonomian Indonesia serta anjloknya nilai tukar, Jokowi mengumpulkan seluruh menteri, gubernur se-Indonesia, Kepolisian, Kejaksaan Agung, hingga para pengusaha nasional. Tidak cukup sampai di situ, Jokowi juga memanggil petinggi lembaga keuangan seperti Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo dan Ketua DK Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad.
Alhasil, Jokowi dalam waktu dekat akan mengeluarkan paket kebijakan ekonomi dalam skala besar untuk mengatasi anjloknya nilai tukar Rupiah serta melancarkan kegiatan ekonomi. Salah satu paket kebijakan yang sudah dikeluarkan adalah tax holiday (libur pajak). Nantinya, sebagian paket kebijakan ekonomi lainnya akan dikeluarkan pada pekan depan. Saat ini Jokowi mematangkan semua paket kebijakan ekonomi.
Pasalnya, banyak yang mengkhawatirkan Indonesia akan memasuki masa krisis ekonomi seperti yang terjadi pada 1998 dan 2008. Berikut rangkuman peristiwa rupiah dan IHSG dalam sepekan, seperti dirangkum Okezone, Senin (31/8/2015).
Senin, 24 Agustus 2015
Pergerakan Rupiah benar-benar menerabas level psikologisnya pada Senin, 24 Agustus di level Rp14 ribu per USD. Melansir Bloomberg Dollar Index, Rupiah pada perdagangan non-delivery forward (NDF) melemah 64 poin atau 0,43 persen menjadi Rp14.008 per USD. Rupiah mengawali pekannya bergerak di kisaran Rp13.977-Rp14.053 per USD.
Tak jauh dengan Rupiah, pergerakan IHSG pun masih belum mempunyai tenaga untuk menguat. Pagi itu, IHSG dibuka terkoreksi 130 poin atau 3 persen menjadi 4.205. Anjloknya pasar keuangan ini, tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan di hampir seluruh pasar keuangan dunia, seperti pasar saham AS, Wall Street. Hal ini pun disebut dengan istilah Mad Monday.
Dengan kondisi seperti ini, Jokowi langsung memanggil sejumlah menteri ekonomi, gubernur BI dan ketua DK OJK di Istana Kepresidenan Bogor untuk mengadakan rapat terbatas (ratas). Tujuannya guna membahas perkembangan ekonomi terkini dengan para pengusaha nasional, salah satunya dengan CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo.
Dalam pidatonya saat pembukaan ratas, Jokowi tidak ingin membahas secara khusus terkait penurunan nilai Rupiah tersebut. Jokowi justru meminta agar kondisi ekonomi saat ini tersebut dihadapi dengan santun.
"Tetapi, dalam kondisi seperti ini, memang kita harus punya tekad, punya bahasa yang santun, punya tindakan respons yang cepat sehingga problem-problem yang ada segera bisa kita atasi," kata Jokowi di depan para pengusaha di Ruang Garuda, Istana Kepresidenan Bogor.
Usai Ratas, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Sofyan Djalil satu suara bahwa pemerintah tidak panik akan pergerakan tersebut. Hal tersebut dilakukan karena koordinasi semakin membaik dalam menstabilisasikan ekonomi.
Di sisi lain, Lembaga Manager Investasi JP Morgan, merilis data mengenai adanya risiko obligasi negara yang dipengaruhi berbagai hal di antaranya devaluasi China atas yuan yang memperburuk prospek mata uang Asia.
Bersamaan dengan itu, sebuah situs asing beredar informasi bahwa JP Morgan menyarankan agar investor melepas obligasi Pemerintah Indonesia dan Rupiah. "Nilai tukar Rupiah telah jatuh ke level terendah sejak Krisis Asia Krisis dan diperdagangkan pada Rp13.995 per USD. JP Morgan melihat Rupiah jatuh ke Rp14.300 pada kuartal IV nanti," jelas Arthur seperti dikutip Barron’s Asia. Kabar ini pun menjadi diskusi hangat di forum internet. Situasi menjadi simpang siur.
Selasa, 25 Agustus 2015
Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak sejalan dengan menghijaunya IHSG. Rupiah pagi itu melemah 6 poin ke Rp14.055 per USD. Angka tersebut dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di Rp14.049 per USD.
Sedangkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini rebound. IHSG dibuka menguat 18,49 poin atau 0,4 persen ke 4.182,22. IHSG dibuka dengan 26 saham menguat, 15 saham melemah dan 4 saham stagnan. Membuka perdagangan, telah terjadi transaksi sebesar Rp42,27 miliar dari 14,38 juta lembar saham diperdagangkan.
Masih anjloknya Rupiah, membuat Jokowi makin 'gerah' dan melampiaskannya dengan memposting di Twitter miliknya dengan akun @jokowi pada pagi hari.
Jokowi memposting kicauannya di Twitterland sekira pukul 09.45 WIB atau sekira 51 menit yang lalu. "Pelemahan Rupiah sudah diluar kebiasaan. Kemarin saya ajak dunia usaha bersama pemerintah lakukan terobosan -Jkw," demikian postingan Jokowi.
Presiden Jokowi pun mengajak untuk memilih produk lokal dalam mengatasi pelemahan Jokowi "Ayo bahu membahu atasi pelemahan rupiah dengan cara beli produk lokal -Jkw,"
Dia mengakui, pelemahan Rupiah sudah di luar kebiasaan. "Kemarin saya ajak dunia usaha bersama pemerintah lakukan terobosan -Jkw," demikian posting-an Presiden ketujuh.
Sedangkan pada sore harinya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) membeberkan sejumlah penyebab melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Menurut Jokowi, Rupiah melemah selain disebabkan faktor internal dalam negeri juga berpengaruh dalam faktor eksternal luar negeri.
"Ini bukan hanya masalah internal tapi juga faktor eksternal seperti krisis di Yunani, kenaikan suku bunga di Amerika, depresiasi yuan di China dan ada beberapa negara lain yang mengalami guncangan yang tidak mungkin saya sebutkan satu per satu," kata Jokowi di Surabaya.
Menurutnya, untuk menguatkan nilai tukar Rupiah, maka pemerintah harus melakukan deregulasi besar-besaran. Deregulasi ini berlaku sejumlah produk-produk hukum yang disederhanakan bahkan jika perlu akan dilakukan pemangkasan. Dengan demikian, akan mempercepat pertumbuhan.
"Memang ada pengaruhnya dengan kondisi eksternal. Pemerintah melakukan deregulasi besar-besaran. Apa yang bisa kita sederhanakan kita sederhanakan. Apa yang bisa dipotong segera dipotong sehingga bisa memotivasi kita semua," tandasnya.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menegaskan pemerintah dan Bank Indonesia (BI) tidak tinggal diam menghadapi pelemahan Rupiah terhadap dolar AS. Menurutnya, pelemahan nilai tukar juga dialami sejumlah negara di dunia.
"Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) tidak pernah berdiam diri untuk mengatasi pelemahan nilai tukar Rupiah," ungkapnya di DPR. (Bersambung)
|
SUMBER : Okezone.com
|