Tiga Penyebab Bisnis Keluarga Andalkan Dana Pribadi

[sucyresky]

JAKARTA - Dalam berbagai penelitian akademik, bisnis milik keluarga kerap mengandalkan dana internal untuk pertumbuhan dan investasi dalam rangka melestarikan kepemilikan dan independensi.
Mengutip Family Businees Model Indonesia, Kamis (27/8/2015), hal tersebut dibenarkan oleh Analisis Credit Suisse. Perusahaan keluarga di Asia, kebanyakan mengandalkan pendanaan eksternal yang lebih besar dan leverage.

Ada tiga alasan bisnis keluarga menggunakan dana pribadi. Pertama, perusahaan yang relatif muda di wilayah tersebut, sehingga pendiri masih mencoba untuk mempertahankan kontrol dan pertumbuhan dana dari pada dilusi risiko.

Kedua, perusahaan yang lebih kecil dalam hal kapitalisasi pasar dan mungkin tidak memerlukan banyak pendanaan untuk pertumbuhan. Ketiga, pendiri mungkin tidak memiliki akses ke tabungan, modal yang disediakan oleh jaringan keluarga atau cara lain, misalnya, banyak perusahaan Cina telah menggunakan dana modal ventura lebih sebagai sumber pembiayaan pembangunan.

"Pertumbuhan bisnis keluarga juga terjadi organik. Sejak 1990, bisnis milik keluarga telah menghabiskan rata-rata 2,1 persen dari penjualan setiap tahun, dibandingkan dengan 5,8 persen pada perusahaan non-keluarga.

Artinya, 60 persen lebih rendah secara mutlak transaksi dari tangan ke tangan dengan rendahnya, keputusan hanya berdasarkan interpretasi konservatif dan pertumbuhan organik daripada pertimbangan akuisisi.

Bisnis keluarga juga melakukan akuisisi lebih baik dan lebih murah karena mereka mendorong pertumbuhan yang lebih baik dan kembali pada periode tiga tahun pasca-akuisisi.

Kenaikan rata-rata di CFROI adalah 21 persen dalam bisnis milik keluarga setelah tiga tahun dibandingkan 9 persen oleh semua perusahaan pengambil alih, sementara pertumbuhan rata-rata 22 persen setelah tiga tahun perusahaan keluarga diakuisisi dibandingkan dengan hanya 7 persen pada semua perusahaan.

SUMBER : Okezone.com