forumku.com logo Forumku Borobudur Budaya Indonesia
forumku  

Go Back   forumku > > >
Register Register
Notices

Forum Militer dan Pertahanan | Defence and Military Forum Militer dan Pertahanan Indonesia.

Post New Thread  Reply
 
Thread Tools Search this Thread Display Modes
Old 6th November 2012, 01:21 PM   #1
[M]
newbie
 
andi.teguh's Avatar
 
Join Date: 22 Sep 2012
Userid: 285
Location: http://www.forumku.com
Posts: 1,375
Real Name: andi teguh
Likes: 0
Liked 228 Times in 169 Posts
Default Antisipasi Serangan Udara di Atas Jakarta



Dewasa ini kian bertambah Ibu Kota suatu negara berdaulat yang jadi sasaran bombing lewat serangan udara. Dengan beragam dalih dan latar belakang masalah, kita bisa melihat apa yang dialami masyarakat di Baghdad – Irak dan Tripoli – Libya. Dan, bukan tak mungkin, berikutnya menyusul Damaskus – Suriah, Tehran – Iran, dan Pyongyang – Korea Utara, yang akan menerima serangan udara akibat konflik dengan negara lain.

Dengan teknologi tinggi yang mengandalkan presisi, target memang dapat dihancurkan secara spesifik, tapi toh pada faktanya, korban sipil tak berdosa selalu berjatuhan. Dengan dalih target spesifik, umumnya yang diincar adalah kedudukan/posisi Presiden/pemimpin militer, atau bisa juga instalasi/obyek vital lainnya, dimana sebagian besar terkonsentrasi di area Ibu kota dan sekitarnya. Maka, bukan hal yang aneh dalam operasi serangan udara yang diincar utamanya langsung target Ibu kota. Hancurnya Ibu kota juga dipandang ampuh untuk menurunkan moral dari pasukan yang bertempur. Anda mungkin masih ingat, bagaimana AS dan sekutunya begitu gigih mencari dan menghancurkan posisi pemimpin Libya, Moammar Khadafi beberapa waktu lalu.

Dalam konteks Indonesia, andaikata kita hidup di era 60-an, mungkin akan mengalami potensi ‘ketegangan’ ala rakyat di Timur Tengah. Di masa orde lama, strategi militer difokuskan pada sisi ofensif, yang berdampak pada munculnya musuh-musuh di kawasan, dan sebaliknya mulai orde baru hingga reformasi, iklim poltik diciptakan tenang, mengacu pada jargon ‘bebas aktif.’ Saya pribadi punya keyakinan, dengan kondisi yang ada saat ini, Indonesia masih sangat jauh dari ancaman serangan udara, kalau pun ada ancaman, paling hanya sebatas black flight di area-area tertentu yang kurang ter-cover dalam pantauan Kohanudnas.

Tapi mengambil istilah yang popular dalam kalangan militer, “lebih baik mandi keringat dalam latihan, daripada mandi darah dalam pertempuran,” seyogyanya kita harus senantiasa waspada pada kemungkinan-kemungkinan yang muncul akibat perubahan geo politik di kawasan. Yang tadinya negara sehabat, karena kepentingan yang bertolak belakang, bisa berubah menjadi lawan. Dalam hitung-hitungan, jika pun terjadi konflik, hanya bersifat terbatas di area hot spot, dan Ibu kota Jakarta tentunya adalah titik pertahahan inti.

Secara teori, sebelum obyek lawan mendekati Jakarta, elemen utama Kohanudnas, yakni pesawat tempur akan melakukan pencegatan (intercept). Tapi bila kenyataan lawan yang dihadang lebih superior, maka unsur artileri pertahanan udara (arhanud) harus memegang peranan kunci. Arhanud secara terpadu dapat memadukan potensi yang ada di kapal perang dan elemen di permukaan. Kembali ke teori diatas kertas, armada jet tempur TNI AU saat ini nyatanya kalah dalam hal kuantitas dan pesenjataan dibanding milik Singapura, Malaysia, apalagi dengan Australia.

Dibawah ini adalah proyeksi kekuatan arhanud di Jakarta yang dioperasikan jajaran arhanud TNI AD pada tahun 2010 lalu, kita berharap di tahun ini, dan di tahun-tahun mendatang, kemampuan arhanud di Jakarta dan wilayah-wilayah lain di Bumi Pertiwi dapat di cover dengan lebih baik dan terintegrasi dengan alutisusta yang memadai, kembali kepada kejayaan arhanud RI di era Soekarno. Untuk bahasan lebih lengkap, sudah saya tuangkan dalam buku – Indonesian Missile, Perisai Angkasa Nusantara yang telah terbit beberapa bulan lalu.




Tingkat Kesiapan Arhanud di Jakarta
Sejujurnya sulit untuk mengetahui tingkat kesiapan alutsista rudal di Indonesia, tentu informasi yang minim dikarenakan sisi sensitifitas dari gelar kekuatan rudal dalam sebuah operasi pertahanan. Tapi ada secuil informasi yang menarik untuk diungkap dari Laporan Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI Pada Reses Masa Persidangan III Tahun Sidang 2009 – 2010 Ke Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Tanggal 7 – 9 Juli 2010, dalam salah satu laporan tersebut dijelaskan mengenai kesiapan unit-unit militer yang ada di Ibu Kota, dan salah satunya adalah Resimen Arhanud-1/Falatehan.

Resimen Arhanud-1/Falatehan merupakan satuan organik dijajaran Kodam Jaya yang sekaligus berperan sebagai unsur Kohanudnas dengan tugas melindungi obyek vital (obvit) di wilayah Ibukota Jakarta. Resimen Arhanud-1/Falatehan terdiri dari 3 satuan unsur pelaksana, yakni Batalion Arhanud Sedang (Yonarhanudse) 6, Yonarhanudse 10, dan Denarhanud Rudal 003. Dalam laporan tersebut juga disebutkan tugas dan cakupan operasi dari masing-masing unsur.



Keterangan : AKT – Alat kendali Temba, RET – Retrofit

Dari analisa laporan kunjungan kerja DPR tersebut dapat disimpulkan beberapa permasalahan dan tantangan yang menghadang tugas operasional Resimen Arhanud-1/Falatehan, diantaranya adalah :

- Yonarhanudse hanya mampu melindungi 1 obvit dari 3 obvit yang menjadi tanggungjawabnya.

- Yonarhanudse 10 hanya mampu melindungi 2 obvit dari 4 obvit yang menjadi tanggungjawabnya.

- Denarhanud Rudal 003 hanya mampu melindungi 2 obvit dari 3 obvit yang menjadi tanggungjawabnya.

- Jumlah amunisi yang ada tidak maksimal untuk melaksanakan operasi dan diperhitungkan hanya mampu melaksanakan 1 hari dalam kondisi perang yang sebenarnya.

- Untuk meriam S-60 kaliber 57 mm pada Yonarhanudse secara jumlah dan kuantitas kesiapan operasional maupun karakteristik kemampuan senjatanya tidak efektif untuk digunakan dalam mengemban misi Kohanudnas yang masih mengandalkan teknologi manual, sehingga tidak efektif untuk menghadapi ancaman serangan udara yang berasal dari teknologi mutakhir.

- Untuk meriam 23 mm ZUR komposit rudal Grom dipandang tepat untuk pertahanan dari serangan udara, namun dari segi kuantitas masig harus ditambah.

- Belum tergelarnya sarana komunikasi secara langsung dari Komando sektor Hanudnas ke Poskodahanudnas.

- Alat komunikasi yang dimiliki oleh resimen dan satuan jajaran memiliki kemampuan terbatas, tidak bisa online dengan alat komunikasi yang digelar pada Komanda sektor Hanudnas.

- Kondisi sarana komando pengendalian (Kodal) yang ada saat ini masih berupa radio SSB (single side band) belum dirancang dan diuji dalam kesiapan operasi sehingga kurang efektif mendukung gelar Satbak dalam Kohanudnas.

- Masalah yang kerap muncul dalam latihan yakni sulitnya mencari medan latihan yang memadai untuk latihan taktis maupun latihan menembak senjata berat.



Dari laporan Kunjungan Komisi DPR tersebut, disampaikan beberapa saran sebagai berikut :

- Alut sista meriam S-60 kaliber 57 mm yang dimiliki jajaran Resimen Arhanud Falatehan saat ini sudah perlu diganti dengan sejenis rudal jarak pendek yang ditempatkan di atas kendaraan atau multi mobile launcher dan jenis rudal portable yang dapat dipanggul.

- Untuk Den Rudal 003 perlu ditambah satbak agar memadai dalam memberikan perlindungan pada obvit yang menjadi tanggungjawabnya.

- Fasilitas sarana komunikasi yang terintegrasi antara satuan dalam jajaran Resimen Arhanud Falatehan dengan unsur-unsur Kohanudnas.

- Perlunya kebijakan agar dalam pembangunan wilayah disingkronisasikan dengan aspek pertahanan udara untuk mengatasi permasalahan dalam menentukan posisi gelar satbak-satbak alutsista arhanud di wilayah perkotaan. Untuk itu, perlu ada kesepakatan yang dibuat oleh TNI, Pemda dan masyarakat dimana hasil kesepakatan tersebut dimasukkan dalam rencana tata ruang wilayah.

sumber
__________________


andi.teguh is offline   Reply With Quote
Sponsored Links
Post New Thread  Reply

Bookmarks



Similar Threads
Thread Thread Starter Forum Replies Last Post
Awas, polusi udara bikin pria rentan serangan jantung! novalherbal Health Kesehatan 6 13th November 2015 10:42 AM
Tantang Unggulan Ketiga, Bella Antisipasi Serangan agung209 Olah Raga dan Organisasi! 0 4th March 2015 04:26 PM
Benny Dolo Antisipasi Serangan Balik Persela Lamongan agung209 Olah Raga dan Organisasi! 0 24th January 2015 11:37 PM
Korpaskhas Kirim Pelatihan ke Swiss mempelajari Senjata Penangkis Serangan Udara admin Forum Militer dan Pertahanan | Defence and Military 5 30th November 2012 12:06 PM
Vektor G12 20mm : Penangkis Serangan Udara KRI Clurit 641 andi.teguh Forum Militer dan Pertahanan | Defence and Military 2 6th November 2012 05:26 PM


Currently Active Users Viewing This Thread: 1 (0 members and 1 guests)
 
Thread Tools Search this Thread
Search this Thread:

Advanced Search
Display Modes

Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off

Forum Jump


All times are GMT +7. The time now is 03:28 AM.


forumku.com is supported by and in collaboration with

forumku.com kerja sama promosi kiossticker.com 5 December 2012 - 4 Maret 2013 Web Hosting Indonesia forumku.com kerja sama promosi my-adliya.com forumku.com kerja sama promosi situsku.com

Promosi Forumku :

CakeDefi Learn to Earn

Positive Collaboration :

positive collaboration: yukitabaca.com positive collaboration: smartstore.com positive collaboration: lc-graziani.net positive collaboration: Info Blog

Media Partners and Coverages :

media partner and coverage: kompasiana.com media partner and coverage: wikipedia.org media partner and coverage: youtube.com

forumku.com
A Positive Indonesia(n) Community
Merajut Potensi untuk Satu Indonesia
Synergizing Potentials for Nation Building

Powered by vBulletin® Version 3.8.7
Copyright ©2000 - 2024, vBulletin Solutions, Inc.
Search Engine Optimisation provided by DragonByte SEO v2.0.37 (Lite) - vBulletin Mods & Addons Copyright © 2024 DragonByte Technologies Ltd.
Google Find us on Google+

server and hosting funded by:
forumku.com kerja sama webhosting dan server
no new posts