Harga BBM & Gas Naik, Industri Kue Tradisional Bisa Kejang-Kejang

[sucyresky]

JAKARTA - Kenaikan harga jual produk energi seperti Elpiji 12 kg dan Bahan Bakar Minyak (BBM) beberapa waktu yang lalu memberikan dampak buruk bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Ketua Komite Tetap Bidang Makanan Tradisional Kadin Chris Hardijaya mengatakan, kenaikan harga tersebut secara tidak langsung telah memangkas biaya operasional para pelaku UMKM. Salah satunya adalah mengubah formasi bahan baku.

"Jadi bahan bakunya bisa memakai bahan baku yang bukan untuk food great, dari pewarnanya yang diganti dengan zat warna," tambah Chris kepada Okezone.

Menurutnya, dampak dari kenaikan gas Elpiji 12 kg dan BBM bisa berbuntut panjang. Dirinya mengkhawatirkan, jika kenaikan tersebut membuat para pelaku UMKM mencari alternatif atau modifikasi lain terhadap usahanya.

“Salah satu modifikasi tersebut adalah dengan mengubah ukuran produk dari yang sebelumnya dijual, tapi itu ada batas ukurannya. Kalau harga naik, jualnya tidak laku, bahan pemakai yang sudah over, bisa kejang-kejang mereka. Itu dampak jangka panjang yang membahayakan," jelasnya.

Chris menambahkan, jika para pelaku UMKM dalam negeri dituntut bisa berada di level yang sama dengan pelaku UMKM luar negeri, maka harus disamakan dahulu pendidikannya agar seimbang.

"Permasalahannya kan usaha kecil (di Indonesia) bukan dibina, malah dibinasakan, pemerintah mengambil kebijakan ambil dampak panjangnya," pungkasnya.

SUMBER : Okezone.com