Harga BBM & Elpiji 12 Kg Bikin Tekanan Jadi Bertubi-tubi

[sucyresky]

JAKARTA – Kenaikan harga Elpiji 12 kilogram (kg) sah-sah saja mengingat nilai tukar dolar AS meningkat. Namun momentumnya setelah kenaikan harga BBM dinilai kurang pas dan menambah beban masyarakat menjadi bertubi-tubi.


Pengamat Energi dari ITB Tri Yuswidjajanto menjelaskan, alasan kenaikan harga Elpiji 12 kg yang diberikan oleh Pertamina adalah sebagian besar dari total kebutuhan Elpiji nasional berasal dari impor.

"Nah karena impor otomatis bayar pakai dolar. Sementara dolarnya naik terus, jadi mau enggak mau ya harga Elpiji jadi ikut dinaikkan. Kalau tidak ya Pertamina nombok. Alasan kenaikannya jelas, tapi timing-nya yang enggak pas. Karena kenaikannya terjadi pada saat harga barang sedang naik juga karena BBM. Sehingga masyarakat mengalami tekanan yang bertubi-tubi," ujar Pengamat Energi dari ITB Tri Yuswidjajanto, kepada Okezone, Senin (6/4/2015).

Tri menegaskan, selain waktu kenaikan yang tidak tepat, nominal kenaikannya juga tidak sesuai. Dirinya menghitung berdasarkan kenaikan kenaikan yang dipatok sebelumnya pada kurs Rp11.000 per USD per MMBTU, dengan kurs saat ini Rp13.000 maka kenaikannya hanya Rp2.800 per tabung.

"Harga Elpiji sama dengan Gas Alam, dihitung dalam USD/MMBTU. Jadi begitu kurs dolar Amerika Serikat melejit menjadi lebih dari Rp13.000. Sementara dulu untuk perhitungan dipatok Rp11.000, maka per MMBTU akan naik sekitar Rp2.800," tegasnya.

Harga Elpiji 12 kilogram (kg) per 1 April mengalami kenaikan sebesar Rp6.300 hingga Rp8.000 per tabung. PT Pertamina (Persero) beralasan kenaikan tersebut didasari naiknya harga gas dunia dan menguatnya Dolar Amerika Serikat (AS) terhadap Rupiah.

SUMBER : Okezone.com