|
Register |
Notices |
Olah Raga dan Organisasi! Main Forum Description |
|
Thread Tools | Search this Thread | Display Modes |
24th March 2015, 10:51 PM | #1 |
KaDes Forumku
Join Date: 20 Nov 2014
Userid: 2900
Posts: 1,236
Likes: 0
Liked 1 Time in 1 Post
|
Senam, Tradisi Emas dan Beban Sejarah
JAKARTA, KOMPAS.com - Senam hampir selalu mendulang medali emas di SEA Games. Bahkan, sejarah mencatat, di era 1990-an, senam Indonesia sempat merajai Asia Tenggara dan banyak menyumbang emas. Beban tradisi inilah yang akan dibawa cabang olahraga senam di SEA Games Singapura 2015. Sebuah beban di tengah berbagai keterbatasan sarana dan anggaran.
Teriakan Jonathan M Sianturi memecah keheningan Gedung Senam Raden Inten, Jakarta Timur, Jumat (20/3) siang. Legenda senam artistik Tanah Air yang sebagian rambutnya telah beruban itu sibuk memberikan instruksi kepada dua atlet, Ronny Sabputra dan Trisna Ramdani. Gedung yang dimiliki Pemerintah Provinsi DKI Jakarta itu adalah saksi bisu kejayaan tim senam Indonesia. Di tempat yang sama, 18 tahun silam, Jonathan dan rekan-rekannya, salah satunya pesenam putri Sherly Novitasari, mengantar senam Indonesia meraih gelar juara umum di SEA Games Jakarta 1997. Memori indah itu telah berlalu. Jonathan yang kini menjadi pelatih senam artistik putra sadar, masa itu sangat sulit diulang jika tak bisa dikatakan mustahil. Dengan getirnya, ia mengatakan, target realistisnya di Singapura hanyalah mempertahankan perak yang direbut Ronny Saputra di SEA Games 2011. Itulah terakhir kalinya tim senam Indonesia tampil di pesta olahraga terbesar se-Asia Tenggara itu. Kenapa tidak emas? "Negara pesaing lain terus berkembang pesat. Kita di sini stuck (jalan di tempat). Lihat saja, alat-alat kita yang ada di pelatnas Senayan tidak pernah lagi di-upgrade sejak 1997, di era Bob Hasan (mantan Ketua Umum PB Persatuan Senam Indonesia)," tuturnya dengan mata nanar. Maka, Jonathan serta timnya enggan berlatih di Senayan dan memilih menempa diri di Gedung Raden Inten yang sejatinya merupakan fasilitas untuk Pelatda Senam DKI Jakarta. Persatuan Senam Indonesia memberlakukan desentralisasi pelatnas senam. Atlet-atlet senam nasional tidak dikumpulkan di satu tempat. Sebagian atlet (dari pelatda Jakarta) berlatih di Gedung Raden Inten, Jakarta Timur, sebagian lagi berkumpul di Surabaya (atlet-atlet artistik putra binaan Indra Sabarani). Gedung senam di Senayan telah ditinggalkan sebagian besar atlet nasional karena kondisi peralatannya yang "lapuk" dan tak lagi laik. "Per matrasnya sudah mati (kaku). Sebagian alat sudah berkarat, dapat membuat tangan terluka. KONI dan Satlak Prima telah berkali-kali ke sini, nyatanya kondisinya tetap sama. Sejak 1997 nyaris tak lagi pernah ada alat baru," ujar Eva Novalina T Butar-Butar, pelatih tim artistik putri. Karena tak punya pilihan, tim senam artistik putri terkadang masih berlatih di Senayan. Mereka masih menggunakan meja lompat dan palang tunggal di Gedung Senam Senayan. "Jadinya kami harus bolak-balik ke Senayan dan ke Buaran (Gedung Raden Inten)," ujar Eva yang pernah memborong tiga emas dan satu perak dalam SEA Games Kuala Lumpur 1989. Selain persoalan sarana, ungkap Eva, menurunnya prestasi senam Indonesia juga akibat minimnya dukungan dana untuk uji coba internasional. "Padahal, di zaman saya, sering sekali ada try out dan training camp hingga bisa tiga bulan lamanya, misal di Romania. Ini bagus untuk mental tanding," ujar Eva. Hal senada juga diungkapkan pelatih ritmik putri Negaka Jauhari. "Para juara SEA Games (asal Malaysia dan Thailand) berlatih di luar, yaitu ke Rusia 3 bulan dan ke Bulgaria 2 bulan. Nah, kami, ya, sejauh ini masih di Buaran saja. Melihat ini, saya sering kali drop mental. Tetapi, kami tetap semangat bertempur," ujar Negaka, ditemui seusai berlatih di Buaran, Jakarta Timur. Diakui Negaka, fasilitas latihan di Indonesia sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga, termasuk Malaysia. "Kemarin, saya sempat bertemu Presiden Federasi Senam Thailand di Singapura. Ia bercerita, federasi mereka dibantu dana dari bank setempat Rp 60 miliar untuk pembinaan senam. Malaysia, Thailand, dan Singapura masing-masing bahkan punya gedung senam ritmik sendiri," ujar Negaka kemudian. Diakui Sekjen PB Persani Abdul Aziz Hakim, tak mudah bagi senam Indonesia meraih kejayaan kembali di Asia Tenggara. Pihaknya memilih realistis dengan menargetkan satu emas di nomor artistik putra yang diraih atlet Jawa Timur, M Tri Saputra, di SEA Games 2011. Untuk mendorong mental dan pengalaman atlet, pihaknya sudah mendapatkan "lampu hijau" dari Satlak Prima untuk mengirimkan atlet artistik ke Qatar dan Uzbekistan (untuk ritmik). sumber http://olahraga.kompas.com/read/2015....Beban.Sejarah |
|
Sponsored Links |
Bookmarks |
Similar Threads | ||||
Thread | Thread Starter | Forum | Replies | Last Post |
Tradisi Cantik yang Tak Sehat | andi.teguh | Forum Kesehatan | 2 | 13th June 2019 02:54 AM |
Tim Pelatnas Senam Jalani Uji Coba di Qatar | agung209 | Olah Raga dan Organisasi! | 0 | 21st February 2015 04:59 PM |
Merawat Tradisi di Asakusa | agusjember | Social, Culture and Education! | 0 | 3rd November 2014 11:50 PM |
Tradisi Usap Kepala Anak Yatim | agusjember | Social, Culture and Education! | 0 | 3rd November 2014 11:33 PM |
Senam Untuk Ibu Hamil | davidrahman | Bumil Ibu Hamil | 0 | 18th September 2014 08:02 PM |
Currently Active Users Viewing This Thread: 1 (0 members and 1 guests) | |
Thread Tools | Search this Thread |
Display Modes | |
|
|