Presiden Toyota Blakblakan Jabatannya Terancam

[sucyresky]

JAKARTA - Presiden Toyota Motor Corp, Akio Toyoda, akhir pekan kemarin bercerita banyak hal di acara rapat pemegang saham di Nagoya, Jepang. Pria 58 tahun itu berkisah tentang bagaimana rasanya menjadi cucu pendiri Toyota dan saat-saat ia merasa jabatannya terancam.

Di hadapan sekitar 3.500 hadirin (sebagian besar pemegang saham individu) Presiden Toyota berpidato selama dua jam. Ia mengenang masa-masa awalnya di produsen otomotif terbesar dunia itu.

Saat ia masuk ke perusahaan pada usia 27 tahun, kala ayahnya menjabat presiden, “Saya tak tersentuh,” tutur Presiden Toyota.

“Sekarang, saya paham alasannya. Orang-orang tidak mau mendekati saya dan dipandang berusaha mendekati saya, karena saya adalah anak presiden. Mereka tidak mau memarahi saya, karena mereka khawatir saya akan mengadu ke Ayah.”

Meski demikian, pada masa-masa awal itu, ia menemukan rasa nyaman di lantai pabrik, ungkap Presiden Toyota. Kolega dan atasan mulanya mengucilkan dirinya, tetapi lama-kelamaan mereka mulai memperlakukan dirinya seperti biasa, lanjutnya.

Toyoda memang banyak berubah sejak ia menjadi presiden perusahaan pada 2009. Meski awalnya enggan berbicara kepada reporter, kini ia aktif memainkan peran sebagai wiraniaga nomor satu di Toyota. Ia turut serta dalam banyak acara untuk mempromosikan perusahaan, termasuk terjun dalam balap mobil.
More In Ekonomi & Bisnis

Presiden Toyota: “Saya Sangka Saya Terpaksa Mundur”
Data IMF Dukung Penguatan Dolar
Pemakaian Yuan di Kancah Dunia Berkurang
Lufthansa Wajib Bayarkan Kompensasi Germanwings
Indikator Indonesia: 27 Maret 2015

Krisis soal keselamatan mobil, yang berawal pada akhir 2009, menjadi titik balik baginya, papar Toyoda. Masalah pedal gas yang aktif tanpa disuruh mengharuskan Toyota menarik lebih dari 10 juta kendaraan di Amerika Serikat. Perusahaan bahkan diminta menghadap Kongres.

Pada acara pemegang saham itu, hadirin menyaksikan video yang menampilkan sidang dengar pendapat Toyoda di Washington. Lalu, Toyoda tampak menitikkan air mata saat berterima kasih atas dukungan para dealer di Negeri Paman Sam.

“Saya sangka ini semua permainan untuk membuat saya terpaksa mundur. Saya bisa bayangkan orang-orang berkata kalau saya bahkan tidak bisa bertahan satu tahun sebagai presiden,” katanya mengenang.

Presiden Toyota itu mengaku datang menghadiri dengar pendapat dengan niat melindungi perusahaan, apapun konsekuensi bagi dirinya pribadi. “Saya mencintai Toyota, dan ada banyak orang-orang di lantai pabrik Toyota, mereka yang bekerja di lapangan, yang mencintai perusahaan. Jika saya mesti mengorbankan diri untuk mereka dan kehilangan jabatan presiden, itu adalah sebuah kehormatan. Untuk pertama kalinya, saya akan dapat benar-benar berguna bagi Toyoda,” kisahnya.

“Ia terlihat sangat rendah hati. Saya terkesan, karena saya kira ia mungkin agak meremehkan orang lain,” tukas Michio Shiraki, 64 tahun, yang memegang sekitar 2.000 lembar saham Toyota. “Sekarang, bagus sekali kalau perusahaan bisa terus tumbuh.”

Oleh Yoko Kubota. Berita ini pertama kali diterbitkan di AWSJ

SUMBER : Okezone.com