Usulan BI Diaudit, Cara Tepat Sikapi Penyelamatan Rupiah

[sucyresky]

JAKARTA - Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada September 2015 anjlok. Bahkan Bank Indonesia (BI) mengakui nilai tukar Rupiah sudah berada di bawah nilai fundamental (undervalue).

Akibat kejadian ini, DPR RI melalui Komisi XI mengajukan rencana audit BI oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik J Rachbini menilai langkah DPR mengajukan audit sudah tepat. Pasalnya, sebagai otoritas moneter, BI bertanggung jawab penuh jika nilai tukar mengalami pelemahan yang dalam.

"Stabilitas nilai tukar itu tugasnya BI, kalau ini turun yang bertanggung jawab BI, dan DPR adalah lembaga yang tepat untuk mempertanyakan itu, dan tugas DPR juga untuk mempertanyakan. Kalau DPR enggak menjalankan, maka DPR salah," ucapnya kepada Okezone, Kamis (8/10/2015).

Didik menilai, audit ini tidak akan mencederai BI sebagai lembaga independen. Menurutnya, BI justru harus menjelaskan apa saja yang sudah dilakukan BI ketika menyelamatkan nilai tukar.

"Itu tugas BPK untuk melakukan audit, kenapa BI dapat untung banyak? Ya saya juga enggak tahu itu (untung banyak dari mana) makanya harus dijelaskan, kenapa dalam keadaan krisis begini untung," tambah Didik.

Pihaknya berharap dengan dilakukan audit, BI bisa lebih transparan ketika melakukan intervensi. Apalagi BI menggunakan cadangan devisa Indonesia ketika melakukan intervensi.

Untuk diketahui, cadangan devisa BI tercatat merosot. Pada Januari cadangan devisa senilai USD114,2 miliar turun hingga USD105,35 miliar pada Agustus 2015. BI mengakui, cadangan devisa digunakan untuk keperluan membayar utang dan melakukan operasi pasar valas ketika rupiah mengalami pelemahan.

SUMBER : Okezone.com