Pengusaha Juga Tak Mau Lakukan PHK, Rugi!

[sucyresky]

JAKARTA - Kondisi perekonomian yang melambat dan nilai tukar Rupiah yang semakin melemah membuat Industri harus memilih antaran melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau merumahkan karyawannya. Pasalnya, beban perusahaan cukup besar dengan pendapatan yang tergerus.
Mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang juga sebagai Pengamat Ekonomi Faisal Basri mengungkapkan apa yang terjadi dengan kalangan pengusaha terhadap para pekerjanya merupakan suatu strategi.

Menurutnya, perusahaan yang merumahkan mengambil kebijakan yang lebih baik dibandingkan melakukan PHK kepada pegawainya. Jika pengusaha melakukan PHK, maka pengusaha akan rugi karena harus mengeluarkan dana Rp26 miliar untuk diberikan kepada para pegawai yang terkena PHK, entah itu sebagai pesangon dan sebagainya.

"Jadi tolong teman-teman jangan grasak-grusuk, kalau tidak ada data PHK yang pasti, jangan deh ini menimbulkan kekalutan. Karena bohong jika pengusaha menginginkan PHK. Lebih baik dia rumahkan," ujar Faisal kepada Okezone, Jumat (18/9/2015).

Menurutnya, dengan merumahkan pegawainya, maka pengusaha tidak perlu mengeluarkan uang makan, uang transport, dan lainnya. Hal ini dilakukan pengusaha agar pekerja sendiri yang nanti mengundurkan diri atau mengambil pekerjaan lainnya.

"Dan bayarnya sekira 75 persen kan. Kalau sudah tiga bulan pekerja itu lama-lama juga putus asa dan cari kerja tempat lain. Yes, itu bagian dari strategi," ujarnya.

Kendati demikian, dia mengatakan tidak mudah memang mengambil keputusan sebagai seorang pengusaha, di tengah kondisi ekonomi saat ini. Pengusaha tidak akan mau dengan yang namanya dirumahkan sampai melakukan PHK, jika produksinya masih stabil.

"Konsekuensi dari produksi turun, pengusaha juga tidak akan merumahkan kalo produksi naik. Tapi kalo turun kan bisa separuh-separuh kerjanya,"tuturnya.

SUMBER : Okezone.com