View Single Post
Old 4th November 2014, 12:10 PM  
Wakil Camat
 
Join Date: 31 Oct 2014
Userid: 2758
Location: SmovieX.com | Tempat nonton dan download Film | Sering-sering berkunjung yah!
Posts: 3,641
Likes: 41
Liked 5 Times in 5 Posts
Default Mencermati Saham CPIN, JPFA dan MAIN

Quote:
JAKARTA - Tiga saham berbasis sektor unggas mengalami penurunan tajam pada hari perdagangan pertama di bulan November.
Tiga saham itu adalah PT Charoen Polphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN). Masing-masing saham tercatat turun tajam sebesar 5,2 persen, 9,2 persen dan 22,7 persen.

Penurunan tiga saham ini seiirng kinerja kuarta III-2014 yang mengecewakan. Di mana kinerja CPIN turun 22,5 persen, JPFA turun 57,3 persen, dan MAIN turun 92,4 persen secara tahunan (year on year/yoy). Demikian diungkapkan Research Team Daewoo Securities Indonesia dalam risetnya, Selasa (4/11/2014).

Daewoo mencoba menarik garis lurus dan menyimpulkan kinerja keuangan ketiga pelaku usaha sektor tersebut. Pertama, pendapatan masih bertumbuh namun tidak sekuat periode atau tahun tahun sebelumnya.

Kedua, COGS tercatat naik dan memberikan tekanan pada laba kotor dan kinerja margin perusahaan. Di sisi biaya, ragam pos pos beban biaya yang juga mengalami kenaikan semakin memberikan tekanan pada laba bersih perusahaan, meskipun kami melihat kunci penurunan kinerja berada pada kenaikan COGS, utamanya bahan baku.

Selayaknya sektor konsumsi makanan, seyogyanya biaya tersebut dapat diteruskan ke konsumen (pass on to consumer) melalui kenaikan harga jual produk, namun melihat lemahnya pertumbuhan volume penjualan, maka kami melihat perusahaan tidak mampu mengakumulasikan dan membebankan kenaikan cost input tersebut pada konsumen.

Dari sisi segmen usaha (2013), sumber pendapatan CPIN, JPFA and MAIN adalah pakan ternak (77,1 persen, 51,2 persen, dan 68,7 persen), oleh karenanya kami melihat kenaikan tersebut lebih disebabkan oleh kenaikan bahan baku yang di impor sebagai akibat pelemahan nilai tukar rupiah.

Sesuai dengan laporan kinerja ketiga perusahaan tersebut kenaikan yoy biaya bahan baku sebesar 26,6 persen, 23,8 persen dan 20,2 persen (CPIN, JPFA dan MAIN).

Dia menjelaskan, pihaknya mengambil posisi konservatif dengan alasan penguatan nilai tukar dolar AS, kekhawatiran yang meningkat atas komoditas kedelai dan panen jagung yang akan melemah setelah penurunan harga yang terjadi tahun ini dan komunikasi yang pasif dari pihak perusahaan tersebut di atas.
SUMBER : Okezone.com
sucyresky is offline   Reply With Quote