View Single Post
Old 5th November 2014, 12:19 AM  
Sek Des
 
Join Date: 3 Nov 2014
Userid: 2785
Posts: 234
Likes: 0
Liked 2 Times in 2 Posts
Default Kemendag Gelar Fashionlink, Ajang Desainer Go International

Quote:
Jakarta, GATRAnews - Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) Kementerian Perdagangan menggelar kegiatan Fashionlink. Ini merupakan ajang bertemunya para desainer Indonesia yang siap go international dengan para buyers domestik dan mancanegara untuk menjalin kerja sama bisnis.

“Kemendag berupaya menentukan strategi promosi efektif untuk dapat memenuhi permintaan dan menciptakan pasar baru, terutama ke pasar internasional," ujar Direktur Pengembangan Produk Ekspor, Kemendag, Sulistyawati, dalam siaran pers yang dirilis di Jakarta, Selasa (4/11).

Harapannya, lanjut Sulistyawati, para desainer Indonesia tidak lagi hanya mampu menciptakan koleksi desain yang unik dan berkualitas tinggi, namun dari sisi pemasaran, produk fesyen Indonesia akan mampu menyerap kebutuhan pasar lebih besar lagi.

Program Fashionlink yang sebelumnya dikenal dengan nama Buyers Room kembali hadir untuk ke-3 kalinya pada 3-7 November 2014, sebagai bagian dari rangkaian Jakarta Fashion Week (JFW) 2015 yang dilaksanakan sejak 1-7 November 2014 di Senayan City, Jakarta.

Melalui Fashionlink inilah, Kemendag yang bekerja sama dengan Femina Group, berharap dapat terus mendukung perluasan dan penguatan jejaring pemasaran dan bisnis fesyen, tidak hanya di dalam negeri, tapi juga di luar negeri.

Lebih jauh, Sulistyawati menjelaskan program ini pada akhirnya dapat menjadi suatu media agar fesyen Indonesia dapat masuk dan dipasarkan di ritel fesyen domestik dan internasional. Buyers lokal yang terlibat antara lain Matahari Dept. Store, Metro Dept. Store, SOGO Dept. Store, Sarinah Thamrin, Pasaraya, Goods Dept, Galeries Lafayette, Lotte, MAP, dan lain-lain.

Sedangkan, buyers internasional yang terlibat antara lain berasal dari Inggris, Uni Emirat Arab, Prancis, Australia, Korea Selatan, Jepang, Singapura, dan Malaysia. Fashionlink tahun ini menampilkan puluhan karya desainer lokal sebanyak 74 booth, yang menampilkan karya dari desainer Jenahara, Nurzahra, Ria Miranda, Yosafat, Albert Yanuar, La Spina, Toton, Major Minor, Tex Saverio, Patrick Owen dan lain-lain.

Jumlah booth tahun ini meningkat signifikan jika dibandingkan Buyers Room tahun 2013 yang hanya terdiri dari 46 booth desainer.

“Kami sangat mengharapkan para desainer Indonesia dan pelaku usaha fesyen Indonesia dapat memanfaatkan penyelenggaraan Fashionlink JFW 2015 sebagai salah satu sarana promosi efektif dalam rangka memperkenalkan produk sekaligus meraih berbagai peluang menjalin kerja sama bisnis dengan buyers, baik lokal maupun internasional,” ujar Sulistyawati.

Sementara itu, ada sembilan booth desainer internasional yang bisa dijumpai pada Fashionlink kali ini, di antaranya berasal dari Korea Selatan, Jepang, dan Thailand. Diharapkan, hadirnya para desainer internasional dapat semakin mempererat kerja sama, serta bisa membawa JFW ke posisi yang semakin diperhitungkan sebagai ajang fashion week berskala internasional.

Prestasi ekspor fesyen Indonesia cukup membanggakan. Pada periode 2009-2013, tren ekspor produk fesyen mengalami pertumbuhan positif sebesar 10,59% per tahun. Sementara itu, nilainya selama Januari-Juli 2014 mencapai US$ 8,47 milyar atau naik sebesar 17,30% dibanding nilai ekspor produk fesyen periode yang sama tahun 2013.

Produk fesyen Indonesia yang mendominasi pasar ekspor terdiri dari produk pakaian jadi dengan nilai sebesar US$ 4,65 milyar (54,88%); alas kaki US$ 2,36 milyar (27,85%); perhiasan US$ 1,46 milyar (17,26%); dan arloji US$ 1,43 juta (0,02%). Sedangkan, yang menjadi negara tujuan ekspor utama, antara lain Amerika Serikat, Jepang, Afrika Selatan, Jerman, dan Uni Emirat Arab.

Melihat peluang pasar yang begitu besar, Sulistyawati mengimbau para pelaku usaha produk fesyen dapat memanfaatkan setiap peluang. “Saya berharap mereka mampu manfaatkan peluang, menciptakan manajemen yang efektif, tren dan inovasi baru, serta pengembangan merek sebagai identitas produk,” imbuh Sulistyawati.
sumber: http://www.gatra.com/ekonomi-1/89442...rnational.html

Event semacam ini harus ditingkatkan frekuensinya, agar dunia mode di Indonesia lebih cepat berkembang!
agusjember is offline   Reply With Quote