
Psikolog Politik dari Universitas Indonesia, Dewi Haroen menilai, trend blusukan yang dilakukan oleh para menteri Kabinet Kerja tak akan jauh berbeda dengan yang terjadi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Heboh di awal-awal lalu menemui titik jenuh ke depannya.
“Inikan jadi trend, semacam trending topic, ada peak atau puncaknya karena baru jadi trend. Jokowi juga pertama kali (blusukan) oke, tapi ada batas jenuh,” ungkapnya saat berbincang dengan Okezone, Sabtu (8/11/2014) malam.
Pada akhirnya, lanjut Dewi, masyarakat menginginkan perwujudan janji-janji Jokowi yang terimplementasi melalui jajaran menterinya. Blusukan, kata Dewi, bukanlah solusi menyelesaikan masalah di Indonesia.
“Balik lagi, masyarakat menginginkan implementasi janji Jokowi yang pro-rakyat, dan lain-lain itu. Contohnya Menteri Perdagangan (Rahmat Gobel) isunya BBM naik, pasar tradisional terjepit. Enggak cukup cuma nanya harga, enggak ada esensinya. Lebih penting adalah kebijakan, boleh (blusukan) tapi proporsional untuk mendapat data, tapi only sample,” bebernya.
Penulis buku Personal Branding itu juga mengingatkan para menteri bahwa blusukan tidak akan mampu menjangkau seluruh tempat di Indonesia yang begitu luas. Untuk itu, lanjutnya, para menteri diminta untuk lebih berkonsentrasi pada tataran kebijakan yang nantinya berdampak bagi seluruh masyarakat.
(Okezone)
Psikolog : Blusukan Para Menteri Akan Capai Titik Jenuh