View Single Post
Old 6th November 2012, 05:54 PM  
andi.teguh
[M]
newbie
 
andi.teguh's Avatar
 
Join Date: 22 Sep 2012
Userid: 285
Location: http://www.forumku.com
Posts: 1,375
Real Name: andi teguh
Likes: 0
Liked 228 Times in 169 Posts
Default

Simulator Meriam 57MM/S-60 merupakan wahana efektif dan efisien untuk melatih awak 3 (azimuth dan penembakan) dan awak 4 (elevasi) dalam mengoperasikan Meriam 57MM/S-60. Parameter pengoperasian yang dilakukan awak lainnya dimodelkan dengan perangkat lunak berbasis komputer.

Simulator ini dalam aplikasinya menggunakan meriam S-60 manual (tanpa AKT). Medan latihan, yang digunakan sesuai (mendekati) kondisi di lapangan. Variasi serangan (serangan udara datar, tukik, lempar jarak jauh, lempar vertikal, lempar lewat sasaran, heli tempur, dan lain-lain). Memodelkan perilaku tembakan berbasis sudut tangguh, berbantuan perangkat lunak berbasis komputer. Pentahapan dan penjenjangan tingkat kesulitan profil serangan dapat disesuaikan. Kemampuan teknis bisa dikembangkan (upgradable).

Simulator ini memiliki fitur wahana pelatihan efisien, efektif dan meminimumkan resiko. Produk hasil proses Lakgiat Litbang yang terkoordinasi. Perpaduan komponen/perangkat Comercial Off The Self (COTS) dan komponen produksi dalam negeri (local content) yang optimal. Memanfaatkan basis teknologi yang dapat diperbaharui dan dikembangkan (upgradable)

Tua Tapi Battle Proven
Dengan rentang pengabdian yang panjang, meriam ini tentunya banyak digunakan oleh negara-negara lain, terutama yang punya hubugan manis dengan Rusia. Setidaknya ada 46 negara, termasuk Indonesia dan Rusia yang mengoperasikan meriam ini. Tanda jasa yang tersemat sudah cukup banyak, yakni dalam perang Enam Hari dan perang Yom Kippur di Timur Tengah, perang Vietnam, perang Afghanistan, perang Iran-Irak, dan perang Teluk. Untuk di Indonesia, belum ada laporan bahwa meriam ini pernah digunakan dalam operasi tempur yang sesungguhnya.


S-60 versi lisensi dari Cina – type 59 – sempat digunakan dalam perang Enam Hari oleh Mesir







Meski sudah buyut, tapi meriam ini nyatanya masih aktif digunakan oleh beberapa negara yang anggaran militernya berkocek ngepas, terutama negara-negara di Afrika dan Asia Selatan. Terbilang sebagai senjata blok Timur yang cukup laris, membuat beberapa negara sekutu Soviet tertarik untuk membuatnya secara lisensi, setidaknya ada tipe 59 yang dibuat oleh Cina, dan SZ-60 yang dibuat oleh Hungaria.

Bagaimana dengan profil daya gempur meriam towed ini? Menggunakan jenis meriam auto kanon kaliber 57mm, sudut elevasi laras adalah -4 hingga 87 derajat yang dapat berputar 360 derajat, dengan demikian meriam ini sejatinya juga pas untuk senjata pertahanan pantai. Sistem reload amunisinya menganut konsep manual dengan klip (magasin)/cartridge amunisi, dimana 1 klip berisi 4 peluru/amunisi. Waktu yang dibutuhkan untuk reload adalah 4 sampai 8 detik.

Untuk navigasi dan pembidikan target, bila dengan optical mechanical computing sight AZP-57, target dengan cara bidik lewat teleskop bisa dicapai hingga jarak 5.500 meter. Sedangkan dengan bantuan radar rangefinder D-49, kemampuan deteksi untuk menghajar target bisa lebih ditingkatkan. Dalam gelar tempurnya, sista ini pengoperasiannya bisa mendapat bantuan penuh dari elemen radar, seperi radar Giraffe.


Jenis amunisi S-60 57mm


S-60 57mm dioperasikan oleh awak AD Irak




Demo Yon Arhanudse-6 saat HUT Kodam Jaya 2007


Jarak tembak efektif dengan dukungan pemandu radar mencapai 6.000 meter, dan 4.000 meter dengan pembidik optik. Kecepatan luncur dari proyektilnya mencapai 1.000 meter per detik. Secara teori, laras S-60 dapat memuntahkan proyektil antara 105 – 120 per menitnya, tapi dalam praktek awak hanya bisa mencapai kecepatan tembak 70 proyektil dalam satu menit. Untuk pilihan jenis amunisi, bisa memuat proyektil dengan peledak HE (high explosive)-T, AP-T, FRAG-T, dan APC-T. Untuk dua tipe proyektil terakhir, punya kemampuan self destruction (meledak sendiri) di udara pada ketinggian tertentu.

Secara umum, satu pucuk meriam diawaki oleh 7 personel, meriam towed (tarik) ini dirancang menggunakan 4 buah roda untuk menunjang mobilitasnya, secara teori meriam ini dapat ditarik truk hingga kecepatan 60Km per jam. Di Indonesia, truk penarik S-60 umunnya adalah truk Reo atau Unimog, pasalnya berat total sista ini juga tidak ringan, yakni 4,5 ton. Hingga kini, setidaknya ada 7 batalyon Arhanudse TNI AD yang masih mengandalkan S-60, 7 batalyon tersebut berada di bawah Komando Daerah Militer (Kodam), termasuk Kodam Jaya lewat Yon Arhanudse-6. Namun, seperti alustista arhanud lainnya, untuk gelar operasinya S-60 langsung berada di bawah Kohanudnas.

Quote:
Spesifikasi S-60 57mm
Negara asal : Uni Soviet/Rusia
Kaliber : 57x348mm
Berat : 4,5 – 4,6 ton
Panjang : 8,5 meter
Panjang laras : 4,39 meter
Lebar : 2,045 meter
Tinggi : 2,37 meter
Awak : 7
Kecepatan luncur proyektil : 1.000 meter per detik
Jangakauan max : 6.000 meter
sumber
__________________


andi.teguh is offline   Reply With Quote