View Single Post
Old 28th July 2012, 06:28 AM  
midas
Wk. RT
 
midas's Avatar
 
Join Date: 16 Jul 2012
Userid: 19
Location: indONEsia
Posts: 70
Likes: 0
Liked 2 Times in 2 Posts
Default

Pada hari Jum'at Pahing, tanggal 8 februari 1952 di rumah Jl. Pungkur No. 19 Bandung, yang terkenal dengan sebutan Dar-Oes-Salam, Drs. R.M.P. Sosrokartono kembali ke Sang Pencipta dengan tenang, tentram.
Presiden Soekarno memerintahkan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia) untuk mengantarkan jenazah RMP Sosrokartono dengan pesawat terbang militer ke kota Semarang. Jenazahnya kemudian dimakamkan di pemakaman keluarga Sedhomukti di kota Kudus.
Dalam buku Biografi RMP Sosrokartono tulisan Solichin Salam, Mr Ahmad Soebardjo, mantan ketua organisasi Perhimpunan Indonesia di Belanda, berkomentar kalau

Drs Sosrokartono memang luar biasa di segala bidang kehidupan manusia baik lahir maupun batin. Sosrokartono senantiasa dicurigai oleh penjajah karena pengaruhnya di masyarakat Indonesia sangat besar. Dan Drs Sosrokartono dapat dibanggakan sebagai Putra Indonesia Sejati.

Kutipan komentar Prof Mr Muhammad Yamin tentang RMP Sosrokartono,

“..seorang putera Indonesia yang pernah berjuang, menderita dan mendapat kemenangan sampai pulang ke pangkuan bumi di makam Sedhomukti, setelah bekerja dengan menggerakkan perbagai tenaga untuk kebahagiaan manusia dan kemajuan bangsa. Bapak Sosrokartono adalah penganjur orang berilmu yang mengendalikan tenaga jasmani dan rohani untuk kebahagiaan Indonesia dan dunia, “

Kutipan komentar Bung Karno tentang RMP Sosrokartono.

“..Drs Sosrokartono almarhum adalah salah seorang sahabat saya dan beliau adalah seorang putera Indonesia yang besar, “

Bpk Ahmad Soebardjo, Bpk Muhammad Yamin dan Bung Karno adalah pahlawan-pahlawan Indonesia. Komentar-komentar mereka menunjukkan kalau RMP Sosrokartono seorang tokoh Indonesia yang besar. Raden Mas Panji Sosrokartono adalah pahlawan Indonesia yang kurang dikenal oleh masyarakat Indonesia sendiri. Banyak orang menyepelekan jabatan Sosrokartono sebagai Kepala Penerjamah di Liga Bangsa-Bangsa. Padahal jabatan itu yang sangat prestisius. Penterjemah di organisasi kelas dunia seperti Liga Bangsa-Bangsa pasti seorang ahli bahasa luar biasa. Menjadi penterjemah bertaraf internasional itu susah sekali. Apalagi kalau berhasil bekerja sebagai penterjemah di lembaga dunia seperti Liga Bangsa-Bangsa yang sekarang namanya Perserikatan Bangsa Bangsa.

Mandor Klungsu

"... para Pangeran ingkang sesami rawuh perlu manggihi pun Klungsu, ..."

"... para pangeran yang berdatangan perlu menemui si Klungsu, ..."

"Salam alaikum, Kula pun Mandor Klungsu."

"Salam alaikum, Saya si Mandor Klungsu."

"Taklimi pun Mandhor ... Pak Klungsu."

"Taklimnya Mandhor ... Pak Klungsu."

"Salam taklimipun lan padonganipun. Pak Klungsu."

"Salam taklimnya dan do'anya. Pak Klungsu."

Kutipan- kutipan di atas menunjukkan bahwa Drs. R.M.P. Sosrokartono menyebut dirinya sebagai "Mandor Klungsu".
Klungsu artinya biji asam, bentuknya kecil tapi keras (kuat) yang ketika ditanam dan dirawat sebaik-baiknya, maka akan menjelma sebuah pohon yang besar-kekar, berdaun rimbun dan berbuah lebat.
Bukan sekedar biji buah asam, melainkan kepala/pimpinannya.
Pohon asam mulai dari pohon sampai bijinya, semua dapat dimanfaatkan. Selain itu, mempunyai sifat kokoh dan tegar.

Ketika melihat kiprahnya sehari-hari, maka beliau hanya seorang Mandor, Mandor Klungsu, yang harus menjalankan perintah Sang Pimpinan (Tuhan), serta mempertanggungjawabkan semua karyanya selama itu kepada Tuhannya.

"Kula dermi ngelampahi kemawon."

Maksudnya, "Saya hanya menjalankan saja."

"Namung madosi barang ingkang sae, sedaya kula sumanggaken dhateng Gusti."

Maksudnya, "Saya hanya mencari sesuatu yang baik, semuanya saya serahkan kepada Tuhan."

"Kula saged nindhakaken ibadat inggih punika kuwajiban bakti lan suwita kula dhateng sesami."

Maksudnya, "Saya bisa menjalankan ibadah, yaitu kewajiban berbakti dan pengabdian saya kepada sesama."

Jaka Pring

"... Nyuwun pangestunipun para sedherek dhumateng pun Djoko Pring."

"... mohon do'a restunya saudara-saudara untuk si Jaka Pring."

"Saking Ulun, Djoko Pring."

"Dari saya, Jaka Pring."

Selain untuk dijadikan nama, Drs. R.M.P Sosrokartono juga pernah menuliskannya sebagai berikut:

"Pring padha pring
Weruh padha weruh
Eling tanpa nyanding."

Artinya, "Bambu sama-sama bambu, tahu sama-sama tahu, ingat tanpa mendekat."

Versi lain berbunyi:

"Susah padha susah; seneng padha seneng; eling padha eling; pring padha pring."

Artinya, "Susah sama-sama susah; senang sama-sama senang; ingat sama-sama ingat; bambu sama- sama bambu."

Jaka adalah jejaka/laki-laki yang belum (tidak) menikah dan Pring adalah bambu.
Pohon bambu adalah pohon yang sekujur tubuhnya dapat dimanfaatkan oleh siapa saja yang berkepentingan dengannya. Pohon Bambu dapat dimanfaatkan untuk membuat rumah, mulai dari tiang, atap, dinding, pagar, sampai atap-atapnya. Bukankah orang-orang dahulu menjadikan daun bambu sebagai genteng rumah mereka? Ranting-rantingnya dapat dijadikan kayu bakar atau pagar. Bambu dapat digunakan untuk membuat balai-balai, sangkar, keranjang, tempayan, tembikar, kursi, dll. Cikal bakal dari pohon bambu dapat dimanfaatkan untuk sayur/dimakan. Yang jelas, semuanya dapat dimanfaatkan, semuanya dapat difungsikan atau dibutuhkan sesuai kehendak orang yang bersangkutan.
Satu hal lagi, jenis bambu itu bermacam-macam. Sesuai dengan hajat seseorang dalam memfungsikan bambu, maka ia mempunyai pilihan terhadap jenis bambu yang mana ia butuhkan. Apakah bambu pethung, bambu ori, bambu wuluh, bambu apus dan lain sebagainya.

Kutipan di atas juga mengutarakan bahwa, apapun jenis kita, bangsa kita, agama kita, ras, warna kulit, perbedaan bahasa dan suku kita, kita tetap sama, sama-sama tahu, sama-sama manusia.
Apapun jenis, warna dan bentuknya bambu, tetap bambu. Tak ada perbedaan, semua sama belaka. Manusia yang satu dengan manusia yang lain adalah sama. Seperti ketika beliau melakukan perjalanan ke luar Jawa, kemudian beliau bertemu oleh sekian jenis manusia dengan status sosial yang berbeda. Bagi beliau, semua manusia disejajarkan. Sikap egalitarisme tetap dijaga dan dilestarikan.
Dalam kondisi dan situasi bagaimanapun dan di manapun, ingat akan keterciptaan, teringat akan sesama, saling mengingatkan dan ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa, Yang Maha Pemurah. Ketika manusia itu ingat kepada Tuhannya, maka Tuhanpun akan ingat kepadanya.

Guru Sejati

"Murid, gurune pribadi
Guru, muride pribadi
Pamulangane, sengsarane sesami
Ganjarane, ayu lan arume sesami."

Artinya, "Murid gurunya diri pribadi. Guru, muridnya diri pribadi. Tempat belajarnya/pelajarannya, penderitaan sesama. Balasannya, kebaikan dan keharuman sesama."

Untaian itu mengandung pengertian bahwa sesungguhnya dalam diri seseorang terdapat seorang guru dan diri seseorang itu sendiri menjadi murid, murid dari guru sejati.
Sebab, pada intinya, segala bentuk ilmu dan pengetahuan itu hanya datang dari Tuhan, karena guru selain Tuhan itu hanya sebagai perantara belaka.

"Sinau ngarosake lan nyumerepi tunggalipun manungsa, tunggalipun rasa, tunggalipun asal lan maksudipun agesang."

Artinya, "Perlu belajar ikut merasakan dan mengetahui bahwa manusia itu satu, rasa itu satu, berasal dari tempat yang sama, dan belajar memahami arti dari tujuan hidup."

"Tansah anglampahi dados muriding agesang."

Artinya, "Selalu menjalani jadi murid kehidupan/sesama hidup."
Kehidupan itulah sang guru, karena kehidupan itu juga mengajarkan kepada kita.
lanjut...

Last edited by midas; 28th July 2012 at 07:10 AM..
midas is offline   Reply With Quote