View Single Post
Old 30th December 2014, 10:27 PM  
Sek Des
 
Join Date: 3 Nov 2014
Userid: 2785
Posts: 234
Likes: 0
Liked 2 Times in 2 Posts
Default Kepedulian Komunitas B2W Indonesia Menekan Kemacetan Jakarta

Quote:


Kemacetan di ibu kota yang selama ini menjadi momok para pengguna jalanan Jakarta diharapkan mereda. Itu seiring dengan kebijakan baru Pemprov DKI Jakarta yang melarang para pengendara motor melintas di beberapa jalan protokol. Mulai Jalan Sudirman, M.H. Thamrin, hingga sepanjang Medan Merdeka. Peraturan baru itu mulai berlaku 17 Desember 2014.
RENCANA itulah yang memicu penggerak komunitas bersepeda untuk menyediakan alternatif sepeda motor. Yakni, menggunakan sistem bike sharing yang digagas komunitas Bike to Work (B2W) Indonesia. Fasilitas anyar bertajuk Wez&Go tersebut akan memudahkan masyarakat memakai sepeda umum, khususnya dengan jarak tempuh sekitar 1 kilometer.

Chairman Bike to Work Indonesia Toto Sugito mengatakan, bike sharing itu merupakan salah satu upaya kampanye konkret penggunaan sepeda dalam beraktivitas dan ramah lingkungan. Seperti di Tiongkok dan Amerika Serikat, kata Toto, sangat banyak masyarakat yang memakai sepeda dari satu tempat ke tempat lainnya. ”Karena itu, Wez&Go akan segera kami rilis. Rencananya 18 Desember 2014 sudah mulai trial,” ungkapnya kepada Jawa Pos Kamis (11/12).

Pada tahap awal, fasilitas bike sharing ini akan ditaruh di sembilan titik strategis, di tiga jalan utama, mulai Bundaran Hotel Indonesia, Merdeka Barat, hingga Merdeka Selatan. Sembilan titik itu adalah Grand Indonesia, Plaza Indonesia, Hotel Pullman, Mal Sarinah, Kementerian ESDM, Indosat, Museum Nasional, Monumen Nasional, dan Balai Kota. Letak bike sharing itu pun dekat dengan halte busway sehingga cukup terjangkau. ”Tiga bulan pertama 100 sepeda. Kalau demand tinggi, pada periode itu akan kami tambah sepedanya,” tutur dia.

Masalah investasi, Toto mengaku Wez&Go paling tidak menyedot dana hingga Rp 1 miliar. Perinciannya, satu sepeda dan docking sekitar Rp 10 juta yang semuanya dibikin di dalam negeri. SepedaWez&Go yang didesain khusus itu pun dilengkapi ”rem” torpedo dan gir internal tiga kecepatan untuk meminimalkan biaya perawatan.

”Di beberapa titik juga akan ada orang yang berjaga. Sehingga memastikan sepeda tidak keluar jalur dan menjamin keamanan. Ke depan sepeda dilengkapi GPS,” ujarnya. Bukan hanya itu, desain Wez&Go berupa city bike oranye akan sangat mudah dikenali masyarakat.

Masalah tarif, Toto mengaku masih menghitung. Namun, sangat mungkin pemakaian sepeda pada 30 menit pertama akan gratis. Selanjutnya dikenakan charge tanpa ada waktu maksimal peminjaman. Transaksi Wez&Go pun dibikin sangat simpel dengan menggunakan smartcard.

Sementara itu, sistem bike sharing sebetulnya sudah menggurita di negara-negara lain. Kajian Metrobike.LLC, konsultan bike sharing di Amerika Utara, menunjukkan bahwa fasilitas bike sharing di dunia mengalami akselerasi yang sangat pesat. Pada 2005 hanya ada 17 fasilitas bike sharing di dunia. Kemudian, meningkat drastis mencapai 328 pada 2010. Dan naik 51,52 persen pada 2012, mencapai 497 fasilitas.

Secara terperinci, pada 2012 fasilitas itu masih banyak dimiliki negara-negara di kawasan Eropa, yakni 352 fasilitas atau naik 4 kali lipat daripada 2007 yang hanya 61 fasilitas. Sementara di Asia hanya 90 fasilitas bike sharing pada 2012, meningkat drastis dari akhir 2007 dengan satu fasilitas bike sharing.

Mengingat prospektifnya bike sharing, Toto tidak menampik apabila Wez&Go akan berkembang selaras dengan bertambahnya investor strategis. Saat ini Wez&Go adalah hasil kolaborasi antara Bike to Work, Logika Interaktif, Pariwara City Firendly Advertising, serta Polygon sebagai manufaktur Wez&Go. ”Sudah ada investor strategis yang kami bidik. Misalnya, perusahaan di sektor asuransi, telekomunikasi, dan bank,” ujarnya.

sumber: http://www.jawapos.com/baca/artikel/...acetan-Jakarta
Sayangnya, Pemerintah kurang memfasilitasi para pengguna sepeda angin
agusjember is offline   Reply With Quote