View Single Post
Old 30th December 2014, 10:36 PM  
Sek Des
 
Join Date: 3 Nov 2014
Userid: 2785
Posts: 234
Likes: 0
Liked 2 Times in 2 Posts
Default Jenazah Sitor Dibawa ke Samosir Besok

Quote:


Jenazah satrawan Sitor Situmorang akan disambut dalam upacara di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, besok malam. Pemerintah Provinsi Sumut akan menyambut kedatangan keluarga Sitor di Komplek Kargo Kualanamu. Tokoh masyarakat Sumatera Utara Rustam Effendi Nainggolan mengatakan gubernur dan unsur pimpinan daerah akan menyambut jenazah Sitor sebelum diberangkatkan ke kampung halamannya di Samosir.

"Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho menyatakan dukungan penuh menyambut dan memberangkatkan jenazah Sitor Situmorang beserta keluarga ke Harianboho, Samosir, besok malam," kata mantan Sekretaris Daerah Sumut itu kepada Tempo, Selasa, 30 Desember 2014.

Jenazah penyair angkatan 1945, Sitor Situmorang, rencananya akan dimakamkan di pemakaman keluarga di Kecamatan Harianboho, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, 1 Januari 2015. Sebelum Samosir mekar menjadi kabupaten, kampung kelahiran Sitor masuk Kabupaten Tapanuli Utara, dimana Rustam Effendi Nainggolan pernah menjadi bupati.

Putra Sitor, Logo Situmorang, mengatakan keluarga berusaha memenuhi keinginan ayahnya, seperti di dalam puisi Tatahan Pesan Bunda. "(Isi di puisi) Itu memang salah satu pertimbangan kami membawa ke kampung halaman," kata Logo.

Awalnya, Logo mengatakan ayahnya ingin dikebumikan di Pemakaman Giri Tama, Bogor, Jawa Barat. Bahkan, Sitor sudah memilih kavling. "Tapi permintaan keluarga besar minta jenazah bapak dibawa ke sana."

Dalam puisi Tatahan Pesan Bunda pada bait pertama, Sitor menulis, "Bila nanti ajalku tiba, kubur abuku di tanah Toba. Di tanah danau perkasa, terbujur di samping bunda". Logo mengatakan keluarga besar tidak menginginkan jenazah Sitor dikremasikan. "Tidak kami kremasi, kami makamkan saja," ujar Logo.

Sitor meninggal di usia 91 tahun pada Ahad, 21 Desember 2014, di Belanda. Sitor memulai kariernya di bidang jurnalistik dengan menjadi wartawan harian Suara Nasional dan harian Waspada di Medan pada 1945-1947. Dia pernah dipenjara sebagai tahanan politik pada 1957-1974 oleh pemerintahan Orde Baru. Karya-karyanya sempat dibekukan dan tidak diterbitkan.

sumber: http://www.tempo.co/read/news/2014/1...-Samosir-Besok
Selamat jalan Sastrawan besar...........
agusjember is offline   Reply With Quote