3rd August 2012, 10:17 AM
|
|
Sek Cam
Join Date: 16 Jul 2012
Userid: 17
Location: Bandung
Posts: 1,860
Real Name: Endar Agustyan
Likes: 43
Liked 80 Times in 48 Posts
|
August 3, 2012, 11:00 AM SGT
Surplus Perdagangan Capai $1-$5 Miliar
http://realtime.wsj.com/indonesia/20...ai-1-5-miliar/
Quote:
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan optimistis Indonesia akan mencatat surplus perdagangan antara $1 miliar hingga $5 miliar tahun ini.
“Kami akan mencoba menggenjot ekspor di paruh kedua,” kata Gita kepada Dow Jones Newswires hari Kamis kemarin, di sela-sela upacara peresmian proyek perluasan Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta.
Rabu lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan defisit perdagangan Indonesia di bulan Juni tercatat $1,3 miliar. Defisit ini terjadi dalam tiga bulan berturut-turut. Dengan begitu neraca perdagangan di paruh pertama tahun ini hanya mencapai surplus $459 juta.
Otpimisme Gita mengenai surplus perdagangan, bertolak belakang dengan perkiraan BPS. Lembaga ini justru memproyeksikan adanya defisit perdagangan di tahun 2012. Jika benar-benar terjadi, angkanya merosot tajam dari surplus perdagangan tahun lalu yang mencapai $26,1 miliar.
BPS hari Rabu kemarin juga mengabarkan ekspor turun 16,4% pada bulan Juni dibanding tahun sebelumnya, menjadi $15,36 miliar. Sementara itu, impor meningkat 10,7% ke $17,04 miliar, berkat kencangnya volume impor barang modal serta bahan baku.
Gita menyatakan tidak khawatir dengan laju pertumbuhan impor, karena pada umumnya barang-barang yang masuk bersifat barang modal yang akan dapat membantu mendongkrak nilai produksi dalam negeri.
Mendag sebelumnya juga pernah menyatakan akan mencari peluang ekspor baru untuk produk-produk Indonesia di Amerika Latin dan Afrika. Pemerintah juga berniat meningkatkan volume produk-produk bernilai tinggi, tidak hanya bahan baku yang harganya lebih rendah.
Defisit perdagangan bulan Juni ini menggambarkan pengaruh kelesuan permintaan dari Cina dan Barat terhadap negara-negara seperti Indonesia, dengan pertumbuhan ekonomi yang relatif kuat serta pasar dalam negeri yang melimpah. Permintaan dari Cina dan negara-negara Asia lain telah membantu mengimbangi penurunan ekspor Indonesia ke Barat, sehingga kita relatif kebal terhadap krisis ekonomi global 2008-2009. Tapi jika stimulus tidak berhasil memacu pertumbuhan ekonomi Cina dan negara lain yang sudah melambat, Indonesia mungkin akan sulit berkelit kali ini.
|
|
|
|
|