View Single Post
Old 11th January 2013, 11:17 AM  
akbar.saleh
[M]
Freedom
 
akbar.saleh's Avatar
 
Join Date: 22 Dec 2012
Userid: 738
Location: Makassar
Posts: 594
Real Name: Akbar Saleh
Likes: 51
Liked 29 Times in 23 Posts
Default

"Kisah Pohon Apel"

Suatu masa dahulu, terdapat sebatang pohon apel yang amat besar. Seorang anak-anak lelaki begitu gemar bermain-main di sekitar pohon apel ini setiap hari. Dia memanjat pohon tersebut, memetik serta memakan apel sepuas-puas hatinya, dan adakalanya dia beristirahat lalu terlelap di perdu pohon apel tersebut. Anak lelaki tersebut begitu menyayangi tempat permainannya. Pohon apel itu juga menyukai anaktersebut.

Masa berlalu…
Anak lelaki itu sudah besar dan menjadi seorang remaja. Dia tidak lagi menghabiskan masanya setiap hari bermain di sekitar pohon apel tersebut.
Namun begitu, suatu hari dia datang kepada pohon apel tersebut dengan wajah yang sedih.
“Marilah bermain-mainlah disekitarku,” ajak pohon apel itu.” Aku bukan lagi kanak-kanak, aku tidak lagi gemar bermain dengan engkau,” jawab remaja itu.
”Aku maukan permainan. Aku perlukan uang untuk membelinya,” tambah remaja itu dengan nada yang sedih. Lalu pohon apel itu berkata, “
Kalau begitu, petiklah apel-apel yang ada padaku. Jualah untuk mendapatkan uang. Dengan itu, kau dapat membeli permainan yang kau inginkan.” Remaja itu dengan gembiranya memetik semua apel dipohon itu dan pergi dari situ. Dia tidak kembali lagi selepas itu. Pohon apel itu merasa sedih.

Masa berlalu…
Suatu hari, remaja itu kembali. Dia semakin dewasa. Pohon apel itu merasa gembira.
”Marilah bermain-mainlah disekitarku,” ajak pohon apel itu.
”Aku tiada waktu untuk bermain. Aku terpaksa bekerja untuk mendapatkan uang. Aku ingin membangun
rumah sebagai tempat perlindungan untuk keluargaku. Bisakah kau menolongku?” Tanya anak itu.”

Maafkan aku.
Aku tidak mempunyai rumah. Tetapi kau boleh memotong dahan-dahanku yang besar ini dan kau buatlah rumah daripadanya.” Pohon apel itu memberikan solusi. Lalu, remaja yang semakin dewasa itu memotong semua dahan pohon apel itu dan pergi dengan gembiranya. Pohon apel itu pun turut gembira tetapi kemudian merasa sedih karena remaja itu tidak kembali lagi selepas itu.

Suatu hari yang panas, seorang lelaki datang menemui pohon apel itu.
Dia sebenarnya adalah anak lelaki yang pernah bermain-main dengan pohon apel itu. Dia telah matang dan dewasa.

”Mari bermain-mainlah disekitarku,” ajak pohon apel itu.” Maafkan aku, tetapi aku bukan lagi anak lelaki yang suka bermain-main disekitarmu. Aku sudah dewasa. Aku mempunyai cita-cita untuk belayar. Malangnya, aku tidak mempunyai perahu, Bisakah kau menolongku?” tanya lelaki itu.
Aku tidak mempunyai perahu untuk diberikan kepadamu Tetapi kau boleh memotong batang pohon ini untukdijadikan perahu.

Kau akan dapat belayar dengan gembira,” kata pohon apel itu. Lelaki itu merasa amat gembira dan menebang batang pohon apel itu. Dia kemudian pergi dari situ dengan gembiranya dan tidak kembali lagi selepas itu.

Namun pada suatu hari, seorang lelaki yang semakin dimakan usia, datang menuju pohon apel itu. Dia adalah anak lelaki yang pernah bermain di sekitar pohon apel itu.”
Maafkan aku. Aku tidak ada apa-apa lagi untuk diberikan kepadamu. Aku sudah memberikan buahku untukmu kau jual, dahanku untuk kau buat rumah, batangku untuk kau buat perahu. Aku hanya ada tunggul dengan akar yang hampir mati…” kata pohon apel itu dengan nada pilu.”

Aku tidak mau apelmu karena aku sudah tiada bergigi untuk memakannya, aku tidak mau dahanmu karena aku sudah tua tak punya tenaga untuk memotongnya, aku tidak mau batang pohonmu karena aku berupaya untuk belayar lagi, aku merasa lelah dan ingin istirahat,” jawab lelaki tua itu.”
Jika begitu, istirahatlah di perduku,” kata pohon apel itu. Lalu lelaki tua itu duduk beristirahat di perdu pohon apel itu dan beristirahat. Mereka berdua menangis gembira.


Hikmah...
Sebenarnya, pohon apel yang dimaksudkan didalam kisah itu adalah kedua-dua ibu bapak kita.
Bila kita masih muda, kita suka bermain dengan mereka. Ketika kita meningkat remaja, kita perlukan bantuan mereka untuk meneruskan hidup. Kita tinggalkan mereka,dan hanya kembali meminta pertolongan apabila kita didalam kesusahan.

Namun mereka tetap menolong kita dan melakukan apa saja asalkan kita bahagia dan gembira dalam hidup. Anda mungkin terfikir bahwa anak lelaki itu bersikap kejam terhadap pohon apel itu, tetapi fikirkanlah, itu hakikatnya bagaimana kebanyakan anak-anak masa kini mematuhi ibu bapak mereka.

Hargailah jasa ibu bapak kepada kita. Jangan hanya menghargai mereka pada saat menyambut hari ibu dan hari bapak setiap tahunnya, tapi setiap hari.
__________________
"Think Big, Start Small and Action Now"
akbar.saleh is offline   Reply With Quote