Menurut riset tahun 2013, hampir 26 persen penduduk Indonesia menderita tekanan darah tinggi. Sayangnya, sekitar 60 persennya tidak menyadari menderita hipertensi.
Walau tidak menimbulkan keluhan, tapi tekanan darah lebih dari 120/80 adalah kondisi yang harus diwaspadai. Bila tidak dikendalikan, hipertensi bisa menyebabkan kerusakan pembuluh darah.(Baca :
3 penyakit keras komplikasi darah tinggi )
Salah satu cara mencegah bahaya hipertensi adalah dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin. ( Baca :
Hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan tekanan darah tinggi )
Kenali apa saja faktor yang bisa menyebabkan tekanan darah kita melonjak.
- Kecanduan alkohol. Konsumsi alkohol berlebihan dalam jangka panjang akan meningkatkan tekanan darah. Kalori dari alkohol juga bisa menyebabkan kenaikan berat badan, di mana kegemukan juga jadi faktor pemicu hipertensi.
- Obat-obatan. Mengonsumsi beberapa jenis obat-obatan, seperti antidepresi, kafein, pil KB, obat migrain, dan obat anti-peradangan, juga bisa meningkatkan tekanan darah.
- Sleep apnea. Penyebab utama hipertensi sekunder adalah sleep apnea atau henti napas berulang saat tidur akibat mendengkur.
- Obesitas. Kelebihan lemak di tubuh membutuhkan oksigen dan nutrisi, sehingga jantung harus bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan itu. Kerja berlebih dari jantung itu pada akhirnya meningkatkan tekanan darah.
- Pola makan buruk. Jika seseorang mengonsumsi makanan mengandung sodium tinggi, makanan berlemak, atau minuman berkafein, risiko mengalami hipertensi meningkat.
- Gaya hidup kurang gerak. Gaya hidup sedentari yang dicirikan oleh kurang aktivitas fisik juga menjadi penyebab utama hipertensi.
- Merokok. Para perokok juga beresiko menderita hipertensi. Kandungan nikotin dalam rokok lama kelamaan menyebabkan pembuluh darah menyempit dan keras. Kondisi ini membuat jantung harus memompa lebih berat dan memicu hipertensi.
- Kekurangan vitamin D. Para ilmuwan menemukan bahwa orang yang kekurangan vitamin D beresiko besar mengalami hipertensi.