Ekspor Ikan laut ke Jepang. (Foto: Dok.bea cukai)
Tahun 2017 ini merupakan tahun bersejarah bagi industri perikanan di Maluku Utara. Hari ini, Maluku Utara sudah bisa mengekspor langsung produk perikanannya keluar negeri.
Maluku Utara yang merupakan salah satu provinsi dengan produksi perikanan tangkap yang cukup besar. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, di tahun 2015 angka produksi perikanan tangkap di Maluku Utara mencapai 218.301,83 ton.
Tetapi sayang, selama 17 tahun terakhir, Maluku Utara tak mampu mengekspor langsung produk perikanan mereka. Mereka harus mengekspor melalui Bitung, Makassar, Bali, dan Surabaya.
Ekspor Ikan laut ke Jepang. (Foto: Dok.Bea Cukai)
"Selama ini, devisa ekspor dan pendapatan asli daerah dari sektor perikanan masuk ke provinsi di luar Maluku Utara," ungkap Kepala Kantor Bea Cukai Ternate, Musafak, saat melepas langsung pemberangkatan kapal muatan ikan, KM Mentari, di Pelabuhan Tobelo Halmahera Utara, Selasa (24/10).
Musafak menjelaskan selama satu tahun terakhir, Bea Cukai berkoordinasi dengan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara, Dinas Kelautan dan Perikanan, Badan Karantina Provinsi Maluku Utara, dan didukung oleh beberapa BUMN seperti maskapai penerbangan dan perbankan menyiapkan sebuah skema ekspor langsung produk perikanan asal Maluku Utara keluar negeri. Selain itu, Bea Cukai juga berusaha meyakinkan agar para pelaku UMKM sektor perikanan di Maluku Utara mau ikut terlibat untuk mulai mengekspor produk perikanan mereka secara mandiri.
Hasilnya tidak percuma. Maluku Utara kini sudah mampu mengekspor produk perikanan mereka keluar negeri. Ekspor perdana ini dilakukan oleh CV Markindo Raya yang berdomisili di Desa Pale Tobelo. Komoditi perikanan yang diekspor adalah ikan asap kering atau dried smoked fish sebanyak 11.046 kg dengan nilai mencapai 34.194 dolar AS atau sekitar Rp 461 juta (kurs Rp 13.500). Negara tujuannya adalah Jepang.
Ekspor Ikan laut ke Jepang. (Foto: Dok.Bea Cukai)
Musafak berharap dengan adanya ekspor perdana produk perikanan asal Maluku Utara keluar negeri dapat mendorong perekonomian serta meningkatkan penerimaan daerah. Sehingga harapannya dapat menunjang pembangunan di Provinsi Maluku Utara.
"Eksportasi ini di bawah pengawasan Pos Bantu Bea Cukai Ternate dan telah menggunakan aplikasi pelayanan ekspor berbasis online yang dikembangkan Bea Cukai Ternate," imbuhnya.
https://kumparan.com/wiji-nurhayat/c...vinsi-tetangga