Volume suap global mencapai $1 triliun setahun
Suap ada di mana-mana dalam bentuk beragam. Semua negara menderita korupsi sampai batas tertentu. Kalaupun warga setempat tidak terbiasa menangani masalah sedemikian rupa, ada pengunjung asing yang bisa menyebarkan “virus” ini.Sayangnya, manusia belum menemukan pil ajaib melawan penyakit ini. Saat ini, pejabat korup masih mengabaikan undang-undang yang keras, seperti di China, meskipun pegawai negeri sipil dari berbagai tingkat secara reguler dijatuhi hukuman mati. Sebaliknya, sikap manusia tidak menghasilkan buah, seperti di Rusia, dimana penerima suap bisa menghindari kejahatan semacam itu dengan menjadi tahanan rumah. Yang bisa kita lakukan adalah duduk di kursi penonton dan menganalisa statistik. Itulah yang sedang dilakukan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Menurut data terakhir, jumlah suap tahunan di dunia diperkirakan mencapai saru trilliun dolar. Para ahli PBB juga melaporkan bahwa, karena suap dan korupsi, ekonomi dunia kehilangan $2,6 triliun setiap tahunnya. Apalagi, di negara berkembang, kerugian terkait korupsi melebihi jumlah bantuan pembangunan resmi sebanyak 10 kali lipat. Meskipun Rusia bukan negara maju, tapi masuk dalam lima besar dalam hal korupsi. Selama Forum Ekonomi Timur baru-baru ini, yang didirikan oleh Presiden Rusian Vladimir Putin, korupsi diakui sebagai masalah utama bagi bisnis di Rusia.Data ini dikonfirmasi oleh Transparency International, sebuah organisasi internasional non-pemerintah yang menentang korupsi. Rusia dinobatkan sebagai salah satu negara paling korup di Eropa dan Asia Tengah. Secara khusus, para ahli menekankan tingkat korupsi yang tinggi di kalangan pejabat dan toleransi publik terhadap penyuapan.