Harga minyak stabil pada hari Rabu, tetapi berada di bawah level tertinggi lebih dari tiga tahun yang dicapai pada sesi sebelumnya karena meningkatnya stok bahan bakar AS dan produksi mempengaruhi pasar yang bullish. Minyak mentah Brent berjangka mencapai $ 73,89 per barel, 3 sen naik dari perdagangan terakhir mereka namun sekitar $ 1,60 lebih rendah dari level tertinggi November 2014 di $ 75,47 per barel yang dicapai di sesi sebelumnya. Meskipun turun pada hari Rabu, yang trader juga keliru untuk mengambil untung setelah kenaikan pada hari Selasa, banyak analis mengatakan bahwa periode pasokan berlimpah yang dimulai pada tahun 2014 kini telah berakhir karena gangguan produksi serta permintaan yang kuat. Pasar didorong oleh pemotongan produksi yang dipimpin oleh OPEC bersama dengan produsen lain, yang dilaksanakan pada tahun 2017 dengan tujuan untuk menopang pasar. Selain itu, risiko politik terhadap pasokan di Timur Tengah, Venezuela, dan Afrika juga mempengaruhi sentimen pasar. Karena pasar yang lebih ketat, kurva Brent sekarang di atas $ 70 per barel hingga akhir 2018, dan harga di atas $ 60 per barel hingga 2020. Analis mengatakan bahwa meski sentimen pasar semakin bullish terhadap minyak, namun ketahanan reli menjadi kekhawatiran karena sebagian besar kenaikannya disebabkan oleh risiko politik di Timur Tengah. Meningkatnya produksi dari minyak shale AS masih menjadi tema utama pasar yang terus mempengaruhi harga minyak. Produksi minyak mentah AS telah melonjak lebih dari seperempatnya sejak pertengahan 2016 menjadi lebih dari 10,54 juta barel per hari, mengalahkan produksi Arab Saudi sebesar 10 juta bpd. Hanya Rusia yang saat ini menghasilkan lebih dari 11 juta bph. Dalam seminggu hingga 20 April, API melaporkan stok minyak AS meningkat sebesar 1,1 juta barel menjadi 429,1 juta. Data resmi dari EIA AS akan dipublikasikan pada hari Rabu.
Read more:
https://www.ifxid.com/forex-news/691...tml?is_prime=1