LOGAM BERHARGA: 2008 SAMPAI 2014 - VOLATILITAS LANJUTAN
Lewatlah sudah hari-hari ketika logam mulia digunakan sebagai investasi safe-haven di tengah perlambatan global yang dimulai pada tahun 2008. Berbagai faktor bertanggung jawab atas rekor reli logam mulia.
Menyimpan Nilai
Pada tahun 2008, ekonomi utama terpukul oleh salah satu resesi terburuk dalam sejarah global. Sebagai akibat dari resesi, para investor menghindari aset-aset berisiko dan tertarik pada logam-logam mulia, trennya meningkatkan harga ke rekor tertinggi. Emas mencapai setinggi $ 1920 per ons sementara Sliver mencetak tinggi $ 49,80 pada 2011 — era ketika perlambatan global mencapai puncaknya.
Pelemahan Dollar
Untuk menanggulangi resesi tahun 2008, Federal Reserve Amerika Serikat mengambil beberapa langkah luar biasa. Program pembelian aset, umumnya dikenal sebagai Quantitative Easing (QE) adalah salah satu tindakan darurat paling signifikan yang diambil oleh Bank Sentral yang mendorong tekanan jual besar dalam Dolar AS.
Perubahan Situasi
Tahun lalu Federal Reserve mulai mengurangi program pembelian aset senilai $ 85 miliar per bulan yang akibatnya memicu momentum bullish dalam Dolar AS (USD). Akhir QE memiliki arti simbolis bahwa ekonomi AS tumbuh sejalan dengan proyeksi dan tidak memerlukan stimulus apa pun. Keputusan tapering Fed memacu momentum bearish jangka panjang dalam logam mulia, dengan penurunan emas turun menjadi kurang dari $ 1200 dan perak merosot ke bahkan di bawah biaya penambangannya.
Apa selanjutnya?
Baik fundamental maupun teknis menggambarkan prospek bearish untuk logam mulia. Kita mungkin melihat koreksi jangka pendek dalam emas dan perak tetapi dalam jangka panjang kedua logam tersebut berada dalam tren turun. Emas menahan trendline mingguan jangka panjang, sehingga menjual logam kuning di sekitar area resisten $ 1280- $ 1300 bisa menjadi strategi yang baik dalam waktu dekat.
Quote:
FXOpen
FXOpen - salah satu broker Forex yang paling sukses dan paling cepat berkembang.
UK & AU diatur. Akun ECN, STP, Crypto, Micro, PAMM.
|
Sumber artikel dari
Blog.FXOpen.com