View Single Post
Old 7th September 2018, 03:52 PM  
Ketua RT
 
Join Date: 5 Sep 2017
Userid: 6482
Location: bandung
Posts: 135
Real Name: rendra
Likes: 0
Liked 1 Time in 1 Post
Default Inilah Penyebab Israel Izinkan Material Bangunan Masuk ke Gaza Palestina

Rumah Iswanti mungkin dapat jadi prototipe bangunan di area riskan gempa. Menggunakan kotoran sapi jadi bahan baku utama, wanita 50 tahun itu membuat “istana”-nya dengan rencana earthbag house.

DWI AGUS, Sleman

SEBUAH bangunan mirip rumah kurcaci kelihatan mencolok di Dusun Tamanan Pabrik, Tamanmartani, Kalasan, Sleman. Beratapkan daun tebu kering, bangunan ini berdiri tangguh dengan taman di sekitarnya. Disaksikan dari dekat, kekhasan bangunan ini tambah nampak. Fondasinya berwujud tumpukan karung beras yang simpel diketemukan di pasar. Karung berisi tanah serta jerami itu jadi alternatif batu bata. Dirapikan melingkar, sampai membuat dinding rumah. Ada dua bangunan hampir mirip yang di kaitkan suatu lorong. Rumah ini dibikin waktu Lebaran 2014. “Bahan bakunya kotoran sapi serta tanah uruk dari basic sungai, ” papar Iswanti waktu Radar Jogja menyambangi kediamannya belumlah lama ini.

Rencana rumah punya wanita paro baya ini amatlah simpel. Mendatangkan rumah wajar huni, nyaman, ramah dengan alam, serta tahan gempa. Lebih bahan bakunya sampah yang tdk terpakai. Iswanti mengatakan earthbag house.

Argumen Iswanti mengaplikasikan rencana itu cukuplah kuat. Dia mafhum kalau lingkungan tempat tinggalnya termasuk juga area riskan gempa. Iswanti mengetahuinya sejak mulai beli tanah pada 2010 lalu. Berkaca pada gempa Jogja 2006 dengan efek rusaknya besar.

Atas basic hal semacam itu dia lalu mencari rujukan rencana rumah. Sampai pada akhirnya karya seseorang arsitek bernama Nader Khalili mengambil perhatiannya. Bermodalkan karung, figure ini sukses membuat bangunan tahan gempa.
“Mencari di internet lantas berjumpa earthbag house punya Nader Khalili. Pria ini sempat bikin rumah tahan gempa di sejumlah negara, ” tuturnya.
Rencana earthbag house pada prinsipnya tidak jauh beda dengan rumah-rumah simpel di Indonesia. Cuma, rencana bangunannya menghapus beton serta bata jadi landasan.

Hilangnya beton serta batu bata bukan bermakna bangunan tdk tangguh. Dalam rencana tahan gempa, bangunan mesti ikuti jalur. Sesaat beton serta batu bata mempunyai pembawaan solid serta kaku yang malahan menantang gerakan lempeng bumi.

Jadi alternatif batu bata, Iswanti menggunakan tanah campur jerami yang dibuntal karung beras untuk landasan serta dinding rumah. “Tanahnya 1/2 basah, ” bebernya.

Privat sisi basic landasan, karung di isi dengan kerikil serta pasir.
Landasan ini tdk demikian tinggi. Hingga tidak butuh kedalaman tanah bermeter-meter. Bahkan juga kedalaman landasan rumah punya Iswanti tdk lebih dari satu mtr.. Untuk kuatkan tumpukan karung, Iswanti menggunakan kawat duri besi sisa. Sedang karungnya dipesan dengan cara privat. Berwujud gulungan panjang serta tdk terputus.

Landasan ini mengangkat rencana floating foundation. Di sinilah kunci bangunan tahan gempa. Kerikil serta pasir berperan menahan getaran waktu tanah bergoyoang. Bangunan di atasnya yang berwujud tanah campur jerami tdk menantang getaran, tetapi ikuti arah gerakan tanah.

“Konsepnya yaitu menahan getaran serta fleksibel. Membagi getaran sebab rencana bangunannya lingkaran. Konsekuensinya, bangunan tidak bisa terlampau luas. Bagusnya berdiameter lima mtr., ” katanya.

Untuk penerangan dalam tempat Iswanti menggunakan botol kaca sisa. Ini untuk memberi pencahayaan alami. Botol-botol itu dirapikan diantara sela-sela tumpukan karung. Fungsinya jadi celah sinar masuk waktu pagi sampai siang.

Sesudah semua tumpukan karung tertib melingkar dari landasan hingga dinding, langkah paling akhir sangat ditunggu-tunggu yaitu finishing. Kombinasi kotoran sapi serta jerami ditempelkan pada dinding bangunan. Fungsinya jadi alternatif plester memiliki bahan semen. Jangan sampai dipikirkan dinding kotoran sapi ini bau. Sebab bukan berwujud kotoran fresh. Tetapi sudah diendapkan sejumlah lama untuk menghilangkan berbau serta bakterinya.

Keseluruhannya rencana bangunan itu dapat dibuktikan ramah lingkungan. Waktu siang hawa didalam rumah merasa sejuk. Sesaat disaat malam suhu tempat cukuplah hangat.

“Bahan-bahan alami barusan mempunyai pembawaan insulasi panas serta bikin suhu tempat konstan. Panas di luar disimpan dalam dinding. Pelepasan suhu panas berlangsung perlahan-lahan, hingga saat malam hari juga tdk kedinginan, ” ujar Iswanti.

Bicara bab bahan baku, semua barang tidak terpakai. Untuk kotoran sapi, Iswanti menggunakan 30 dump truck. Bahan ini diperolehnya dari peternak sapi di sekitar tempat tinggalnya.

Sedang tanah untuk landasan serta dinding sekitar 10 dump truck. Ini lantas bukan tanah uruk hasil galian. Tetapi hasil pengerukan sedimen Selokan Mataram. Ditambah lima truk hasil pengerukan project embung.
Kawat berduri diperolehnya dari sampah pagar duri Maguwoharjo International Tingkat. “Harus berburu bahan. Walaupun sisa, saya masih membelinya, ” kata Iswanti. Sumber :* http://bloghargabangunan.com
bebex is offline   Reply With Quote